Part 14

879 77 2
                                    

Agatha sadar, kedekatannya dengan Natha akhir-akhir ini beriringan dengan semakin sedikitnya kontak ia bersama Satya. Well, mungkin kedua sama-sama sibuk, Agatha dengan kegiatan-kegiatan diakhir masa jabatannya di MPK dan Satya dengan masa terakhirnya pertukaran pelajar.

Namun, pernah dengar dengan pepatah kalau cinta hadir karena terbiasa? Cinta dapat hadir karena waktu yang memberikan kebersamaan dan mau atau tidak mau mengakuinya... ada sesuatu hal yang berbeda yang Agatha rasakan.

Sesuatu yang coba gadis itu tampik dan hapus sebelum ada yang menyadarinya dan bertambah besar, setidaknya inilah jalan terbaik yang bisa ia lakukan sekarang.

"Berarti besok, mereka bakalan balik dong?" Rere menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk milik Agatha, tepat di samping Della yang sudah lebih dahulu merebahkan dirinya di sana.

Della menoleh, mengerutkan keningnya. "Mereka siapa, nih? Rian, Arga, Satya atau Darel, Dello, Natha?"

Rere mendengus, menggulingkan tubuhnya hingga tengkurap. "Darel," ucap gadis berbulu mata lenting itu dengan nada bertanya, seakan ragu dengan jawabannya sendiri.

"Lo nggak seneng Rian balik, Re?" tanya Agatha yang duduk di meja belajar, gadis itu menatap Rere dan Della bergantian.

Rere bangkit dari tidurannya, melipat kedua tangannya di depan dada. "Seneng, tapi sedih juga."

"Biar pun Darel itu nyebelin, tapi asik aja gitu. Ya, gue tau ini salah... tapi gue mulai ngerasain hal itu." Berbeda dengan Agatha yang sukar menyatakan perasaannya, atau Della yang lebih tertutup soal perasaan. Maka Rere lebih terbuka dan tidak ragu menyatakannya.

Della hanya diam, kedua tangannya menggenggam erat ponselnya yang ada di atas perut. Seakan ada sesuatu yang ingin ia sampaikan, namun, ragu.

Matanya tak henti-henti melirik ponselnya yang terus bergetar, lalu gadis itu menarik napasnya panjang. "Gue sama Arga putus."

"APA?!"

Agatha melangkah mendekat, duduk di samping kiri tubuh Della yang masih setia berbaring.

"Kenapa? Bukannya lo sama Ar-"

Della bangkit, mengusap wajahnya gusar. Ia ingin menangis dan memang seharusnya ia menangis, tapi entah kenapa tidak bisa. Apa yang terjadi beberapa saat yang lalu, seakan bukan hal penting yang patut ia tangisi.

"Dia ngeliat foto yang di post sama Rere di IG, ya dia marah karena... dia bilang--- dia bilang gue nggak setia, selingkuhlah, dan yang paling parah dia bilang gue cewek murahan."

Sorot mata Della memandang kosong ke arah depan, sedangkan Agatha dan Rere masih setia dalam kebisuan mereka. Percaya atau tidak, menurut mereka yang paling tidak mungkin putus di antara mereka bertiga adalah Della.

Berbeda dengan Agatha yang cenderung cuek atau Rere yang suka memberontak, Della lebih penurut saat Dello melarangnya ini itu.

"Dia emang cowok gue dan gue sayang sama dia, tapi bukan berarti dia berhak buat bilang gue cewek murahan. Oke, anggap gue semurahan itu, lalu kenapa dia mau sama gue, kenapa dia milih gue?"

"Del..." Tangan Rere yang terangkat, menggantung di udara saat Della memberikan isyarat penolakan.

"Gue bisa nangis kalo dipeluk," ucap Della sambil terkekeh.

"Perlu gue omongin sama Satya? Gimana pun Arga nggak berhak buat ngomong kaya gitu ke elo." Agatha sepertinya mulai naik pitam, tentu saja ia tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti ini.

"Bener! Ya secara lo manusia gitu, makhluk sosial. Masa cuma karena foto dan fotonya pun rame-rame, nggak cuma berdua, njir!"

"Udahlah, lagian kayanya gue sama dia emang nggak cocok lagi. Arga terlalu sulit buat gue seimbangin, dia dengan peraturannya cuma ngebuat gue samakin handal berbohong," ucap Della, kemudian gadis itu mematikan ponselnya yang sejak tadi tidak henti-hentinya bergetar.

###

"Jangan lupain Indonesia, kapan-kapan kalian wajib banget ke sini lagi dan kontek kita-kita. Biar liburan bareng!" Rere berseru semangat setelah beberapa detik yang lalu berpelukan dengan Darel.

Darel terkekeh pelan, mengacak rambut Rere dengan gemas. "Siap bosque."

"Nggak mau ngomong sesuatu gitu?" tanya Natha dengan alis terangkat pada Agatha yang hanya diam.

"Apa?" Agatha menjadi kikuk, "maksud gue... gue nggak tau harus ngomong apa."

"See you mungkin?" Natha tampak berpikir, "atau goodbye?"

"Jangan!" bantah Agatha, tidak ingin mengatakan 'Goodbye' karena yang ia harapkan setelah ini mereka akan bertemu lagi.

"Maksud gue... secepatnya ya balik ke Indonesia."

Natha tersenyum lebar,"tentu. Karena ada Ibu dari calon anak gue di sini."

Agatha memutar matanya dengan pipi memerah. "Apaan sih!"

"By the way, Della mana?" tanya Dello yang jujur saja iri pada kedua sahabatnya.

"Della-" Agatha dan Rere saling melirik.

"Gue di sini," ucap gadis dengan pakian putih abu-abu yang baru saja tiba di antara mereka.

"Hm, gue tunggu kalian buat liburan bareng. Akhir semester, mungkin?" Della tersenyum lebar, seakan tadi malam tidak terjadi sesuatu yang nantinya akan menjadi masalah besar saat Arga benar-benar sudah di Indonesia.

"Boleh, mau kemana?" Dello bertanya antusias.

"Bali?"

"Raja Ampat?"

"Gunung Jayawijaya?"

###

At This Very Moment✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang