Chapter 15

898 76 13
                                    

Art pulang dari rumah sakit. Mew izin berangkat siang katanya. Kurang sayang apa coba mew pada art ?

May juga menemani mew dan art untuk membereskan barang-barang art.

Tapi pagi itu art tak semangat. Entahlah, mew tak tau apa yang salah dengan art.

"Kenapa cemberut seperti itu.?" Mew yang tadi sedang berdiri di samping may jadi berjalan kearah art dan duduk di samping art.

"Tidak" singkat padat dan jelas.

Mew hanya menghela nafas. Art sangat moody sekarang. Dulu sebelum pergi dari apartemen mew, art tak semenyebalkan sekarang.

"Lalu kenapa dengan wajah ini.?" Mew menyentuh wajah art
"Tak suka kalau pulang.?"

"Disini panas aku keluar dulu" art keluar sambil menghentakkan kaki.

"Anak itu makin hari makin membuatku heran saja. Makin kekanakan pula. Tak ingat usia dia" mew menggelengkan kepalanya.

"Dasar tak peka kau p'.. ia ingin berdua bersamamu"
"Aku sudah membereskan bajunya. Aku duluan" mew masih mencerna ucapan may. Sedangkan may malah berlalu pergi.

"Tak mungkin" mew menghadikkan bahunya lalu menenteng tas art keluar.

"Ayo pulang" ajak mew pada art yang sedang duduk di taman rumah sakit.

Art tak bergeming dari duduknya.

"Art..aku ada rapat siang nanti"

"Yasudah tinggalkan saja aku"

"Kamu ini kenapa.?"

"Tak apa-apa"

"Kalau cemburu, bilang saja. Jangan seperti bocah SMA yang merajuk" seketika mew dihadiahi tatapan tajam dari art.

"Apa.?" Tanya mew enteng. Art masih menatapnya tajam.

"Tak mau pulang.? Ya sudah aku pulang bersama may"
"Kau naik taxi yah"
"Nih uangnya" mew membuka dompetnya dan meninggalkan 2lembar ratusan.

Mew melangkah pergi. Meninggalkan art yang menatapnya tajam. Namun semakin lama tatapan itu berubah menjadi sayu. Dan memburam.

Art menghela nafas. Mendongakkan kepalanya. Ia tak boleh cengeng. Ia harus kuat.

"Baiklah art..ayo kita pulang" art berusaha berdiri lalu berjalan.

Meskipun art berjalan, tapi kepalanya menunduk. Ia seperti enggan menatap apapun di depannya.

Dug

"Aauuu" pekik art

Art mendongak. Kepalanya tadi membentur sesuatu. Tapi matanya tiba-tiba membulat.

"Kenapa p' masih disini.?"

Art memandang mew malas. Yang barusan ia tabrak adalah punggung mew. Dan ia malah melihat senyum menyebalkan mew sekarang.

"Menunggu bayi besarku yang cengeng"
"Aku tak mungkin meninggalkan ia sendiri disini"

"Apa.?"
"Aku bukan bayi yah.!! Dan aku tak cengeng" art mengrutu dengan bibir yang maju kedepan dan mata yang memburam.

Mew langsung memeluk art.

"Aku tak secengeng itu.."
"Hiks"
"Aku tak menangis..hiks. Air mata sialan hiks"

Mew hanya tersenyum lalu menggendong koala art kemobil.

.

Art memang tak selemah sekarang. Dulu ia cukup tegar. Jarang menangis. Art merasakan perubahan itu.

Hipotesis Rasa [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang