"S-siapa kau?"
Sosok itu tidak menjawab masih dengan posisi yang sama.
"Cepat lepaskan Somin-eonnie sekarang juga. Bukankah aku yang kau inginkan?"
Sosok itu menggeleng lalu tiba-tiba saja menghilang. Saat dia menghilang, listrik dorm langsung menyala kembali. Segera saja Chaeri berlari keluar dan melihat keadaan Somin. Gadis itu telah sadar dan sedang meminum air. Chaeri yang sejak hampir tidak bisa bernafas langsung menghela nafas lega karena sosok yang ditemuinya tadi mau mendengarkannya, tapi yang membuat Chaeri bingung...kenapa dia menggeleng saat Chaeri bertanya jika dia yang diinginkannya.
Chaeri melirik ke lantai 2, dan sedikit terkejut karena melihat sosok itu sedang berdiri di sana menatapnya. Setelah lampu menyala, dia bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas. Dia sangat cantik, tapi pucat sekali sehingga siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Chaeri dalam hati.
"Pergi."
"Jika tidak, apa yang akan kau lakukan?"
"Pergi!!" dan 'wanita' itu menghilang.
Chaeri merasa harus mengajak Ahn-PD untuk berbicara berdua lagi. Dia mengangkat tangannya sambil memegangi perutnya. "P-perutku terasa keram, aku akan meminum obat pereda nyeri dulu. PD-nim, mungkin Anda bisa mengantarku ke ruang obat."
Ahn-PD segera mengerti apa yang ingin disampaikan Chaeri sehingga dengan sigap lelaki itu membantu Chaeri berdiri dan menuntunnya ke ruang obat.
"Ada apa ini, Chaeri-ssie?" Tanya Ahn-PD tanpa basa-basi.
"Aku juga masih belum mengerti. Apakah kita harus pergi, atau tetap melanjutkan syuting. Aku hanya takut kejadian ini adalah peringatan pertamanya."
"Dia...wanita itu?"
"Iya."
"Kita tidak bisa menghentikannya begitu saja, Chaeri-ssie. Kami sudah mengumpulkan semua materi acara dan itu sudah menghabiskan dana agensi yang cukup besar. Bukankah seharusnya kita tidak takut padanya? Jika kita takut, dia akan semakin kuat."
"Anda benar. Tapi sebaiknya Anda tidak mengatakannya pada yang lain, hanya kita berdua yang tahu."
"Ne."
***
26 Februari 2020 _ 19.00 KST
Setelah keadaan lebih tenang, para anggota Idol Roommate pun berkumpul di meja makan untuk makan malam. Mereka mencoba untuk makan dengan tenang, tapi perasaan tegang barusan masih terasa. Seungkwan yang melihat itu mulai memutar otak. Dia menyenggol lengan Serin yang tepat berada di sebelahnya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Serin.
"Serin-a, apa kita sebaiknya membuat lawakan atau semacamnya?"
"APA KATAMU, SUNBAENIM??"
Teriakan Serin membuat semua pandangan anggota dan staff tertuju pada Serin dan Seungkwan.
"Ha? Apa?" Tanya Seungkwan kebingungan.
"Kau bilang masakan Chaeri dan Mingyu enak sekali sehingga kau ingin menyembunyikannya?"
"Ah... iya, aku ingin mengambil sedikit untuk kusembunyikan di kamar untuk larut malam, hehehe..."
"Kau tidak perlu menyembunyikannya, tinggal minta Chaeri saja untuk memasak lagi. Di dorm, Chaeri selalu memasak jika ada yang meminta, hahaha..."
"Benarkah??"
"Iya. Karena dia 'ibu' kami, dia harus siap 24 jam."
"Hya, Nam Serin, apa yang kau katakan?" protes Chaeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone
FanfictionAku menyadari keberadaannya. Dia ada di dekatku selama ini. Tapi...aku tidak bisa melihatnya. Dia mulai mengganggu teman-temanku. Aku tidak bisa membiarkan ini. Apakah aku harus membuka lagi pengelihatanku? Genre: romansa, drama, misteri (horror) L...