Epilog

5 0 0
                                    

"Bagaimana keadaanmu, Chaeri-ah? Maafkan aku karena tidak mengantarmu ke rumah sakit. Ada jadwal yang harus kupenuhi..." Malam itu Seungkwan segera menelepon Chaeri sesampainya dia di dorm.

"Tidak apa-apa, Oppa. Keadaanku baik-baik saja. Binnie-eonnie juga sudah sadar."

"Syukurlah...Oiya, aku penasaran pada sesuatu."

"Iya?"

"Kenapa Somin-eonnie yang dirasuki sesaat setelah Binnie-noona membuka ruangan itu?"

"Ah...itu karena setiap orang memiliki bermacam tingkatan resiko untuk dirasuki. Binnie-eonnie tidak langsung dirasuki, dia hanya tidak sengaja membuka ruangan itu dan karena kepribadian Binnie-eonnie sedikit mirip dengan Akiko, jadi anak itu senang bersama Binnie-eonnie. Sedangkan untuk Somin-eonnie, dia memiliki aura yang lemah sehingga roh mudah memasukinya, tapi hanya untuk sementara. Berbeda denganku yang memiliki aura yang cukup kuat dan disukai oleh para roh."

"Kau bisa melihat aura orang lain?"

"Iya...kurang lebih begitu."

"Apa kau bisa melihat auraku?"

"Kenapa, Oppa?"

"Tidak apa-apa, hanya penasaran seberapa kuat auraku."

"Kau memiliki aura berwarna hijau muda yang kuat. Aura seperti itu menandakan orang sepertimu bisa dengan mudah menyatu dengan orang lain."

"Ohya?? Aku juga bisa melihat auramu!"

"Ha??"

"Warna auramu...aku tidak tahu warnanya, tapi aku tahu apa arti auramu."

"Oppa, berhentilah bercanda."

"Aku bersungguh-sungguh! Kau adalah orang yang selalu merasa bersalah dan selalu berusaha memperbaiki semuanya sendirian. Sangat mengesalkan, tapi juga mengagumkan."

"Hahaha...terimakasih..."

"Kau tidak percaya?"

"Aku percaya."

"Kau hanya ingin membuatku senang. Huhu..."

"Hahaha...jadi apa yang kau inginkan?"

"Aku...ingin terus berhubungan denganmu walaupun hanya lewat chatting."

"Bukankah itu yang kita lakukan sekarang? Kita juga punya grup chat untuk anggota Idol Roommate."

"Iya, benar, seperti ini. Bisa, kan?"

"Oppa, kau menanyakan hal yang sudah pasti jawabannya."

"Aku hanya ingin memastikan. Jika nanti kita bertemu di acara musik atau variety, kau jangan segan menyapaku, tentu saja pada anggota Seventeen yang lain juga."

"Ne, Oppa."

"Hahaha...apa aku terlalu banyak menuntut?"

"Menuntut? Oh...tidak, Oppa. Aku memang harus melakukan itu."

"Aku tahu ini konyol. Kita baru bertemu selama seminggu, tapi sungguh...aku sudah mengagumi sejak kau debut. Ah...mungkin ini terdengar klise, tapi aku menyukaimu karena kau dapat membuatku menangis saat mendengar nyanyianmu di Immortal song tahun lalu. Aku sadar seharusnya aku tidak boleh egois seperti ini, maafkan aku..."

"Aku tidak mengerti, Oppa."

"He?"

"Bukankah itu wajar jika kau menyukaiku karena aku penyanyi yang baik? Aku juga menyukaimu karena kau bernyanyi dengan baik. Ehem...aku tidak mengerti kenapa kau mengatakan itu hal yang egois?"

"Hahaha...aku juga bingung kenapa perkataanku sangat berantakan seperti ini."

"Oppa."

"Iya?"

"Jika waktunya tepat, kita bisa berbicara 4 mata."

"T-tentang?"

"Tentang kenapa kau merasa egois saat mengatakan kekagumanmu padaku."

"Chaeri-ah, apa sebenarnya kau mengerti maksudku?"

"Aku berbohong padamu soal tidak mengerti itu. Kukira kau akan mengatakan maksudmu yang sebenarnya, tapi kurasa ini bukan waktu yang tepat."

"Iya, kau benar. Ini bukan waktu yang tepat."

"Aku akan menantikan waktu yang tepat itu."

"Sungguh?"

"Iya."

"Aku juga menantikannya. Saat dimana...aku bisa mengatakannya, kalau aku...memiliki perasaan padamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang