(0)-(0)

82 15 6
                                    


Dulu, senyum tulusku terabaikan olehmu. Dingin memang, tak peduli juga benar. Begitulah sikapmu padaku.

Lama ku nanti kau membalas senyumku, tapi....ah! Itu hanyalah mimpi, mimpi indah untuk sebuah penantian yang tak kan jadi nyata.

Rasa sesak menyeruak dihati saat tau hatimu sudah terisi oleh orang lain.

Aku menyesal! Menyesali semua ini! perasaan ini, pikiran ini, hati ini semua!. Aku benci semuanya.

Tapi aku tak mampu membencimu. Sakit? pasti, dan kamulah pelakunya, orang yang sukses membuat lara di hati ini. Lara yang membuatku bertekad untuk menjahuimu.

Lucu memang, bodohnya diriku yang membiarkanmu mengambil hatiku, sedangkan hatimu untuk orang lain. Haha dasar bodoh!

Bagimu aku seperti hembusan angin yang berlalu. Terasa, namun tak pernah dianggap.

Tapi mengapa kini kau berbeda? Menapa baru sekarang kau membalas senyumanku yang dulu, disaat hatiku sudah terisi orang lain? Kemana saja kau selama ini!? Kau datang di saat yang tidak tepat. Terlambat! Terlambat sudah!. Apa kau tahu? Aku mencintaimu! Sangat mencintaimu!.

Tapi itu hanya pernah, tidak lagi sekarang. Aku mencintai orang lain. Dia orang yang perlahan menyembuhkan luka hatiku karenamu. Dan aku tidak ingin membagi cintaku untukmu. Untuk orang yang memulai goresan luka itu.

Kamu tau? Mungkin dia memang tidak lebih baik darimu. Mungkin juga dia tidak lebih buruk darimu. Tapi yang harus kamu tau, hatiku kini berlabuh dihatinya. Entah untuk berapa lama. Mungkin untuk sementara atau mungkin untuk selamanya.

Dia hadir tanpa kuminta. Dia ada tanpa kupanggil. Dia menerima tanpa harus kujelaskan.

Kali ini kisah ini bukan tentang aku dan kamu saja. Sang penulis telah menambahkan beberapa tokohnya. Karena dia tau kita tak seharusnya harus bersama. Berat kata aku mengucapkan semua ini. Tapi itu memang benar kita tak seharusnya bersama.

Akan terlalu banyak luka jika aku bersamamu. Meski aku juga tidak bisa memastikan jika aku akan bahagia bersamanya.

Tapi untuk semua yang pernah terjadi, aku sangat berterimakasih padamu. Kamu mengajarkan aku banyak hal dalam hidup ini. Kamu mengajarkan aku tentang penantian paling sabar didunia ini. Kamu mengajarkan aku keikhlasan dalam sebuah cinta. Kamu mengajarkan aku apa arti menyayangi yang sebenarnya.

Pepatah bilang cinta itu tak harus memiliki. Itu sangat benar tapi kita harus menanggung resikonya. Kita harus siap menghadapi luka-luka tak kentara dihati kita.

Dan aku sudah melakukannya. Kini giliran kamu. Aku yakin kamu pasti bisa.

Walau sebenarnya aku pernah terluka atas apa yang pernah kamu buat. Tapi aku tau, kamu tidak sengaja melakukannya. Tapi kisah ini cukup sampai disini. Cukup sampai disini saja luka itu menganga. Cukup sampai disini saja aku merasakan lara itu. Karena sekarang kamulah yang harus menghadapi itu semua. Bukan maksud diriku untuk membuatmu terluka. Tapi kamu harus tau. Kisah cintamu tidak akan pernah lengkap tanpa adanya rasa patah hati yang kamu rasakan.

Aku tidak membencimu, aku hanya tak ingin luka yang dulu muncul kembali.

Dalam cerita ini akan kuceritakan sebuah kisah yang entah akan kau kenang atau kau lupakan. Sebuah kisah tentang luka untuk cinta.

×

×××

A/N

Baru jadi prolognya semoga kalian suka ya:) cerita ini aku buat lagi dari awal aku ganti sudut pandang dan nama tokonya


ME GUSTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang