09 oktober 2012

13 0 0
                                    

Aroma mint memburu masuk ke indra penciumanku setelah beberapa langkah memasuki ruangan di ujung lorong rumah besar yang kini ku jajaki. Tidak ada seorangpun di ruangan ini hanya hembusan angin yang menerbangkan tirai putih dari salah satu jendela yang terbuka.

Berkali-kali aku datang ke rumah ini, berkali-kali pula dia melarikan diri dariku. Keluar dengan cara yang berbahaya sekalipun. Melompat lewat jendela, misalnya.

"Richard"

Panggilan itu terdengar sia-sia saat pemilik nama itu telah menghilang di balik pagar tinggi rumah ini. Iris mataku menangkap beberapa foto di nakas hingga tak sanggup menahan bulir kekecewaan selama 1 tahun terakhir ini.

2 jam menanti dia tidak kunjung kembali, tanda pun tidak.

"Pulanglah dulu sya, richard tidak akan pulang hingga malam"
Begitulah usiran halus dari wanita paruu baya yang masih terlihat cantik di usianya.

"Aunty, mungkin ini terakhir kalinya asya datang ke rumah ini, mulai lusa asya akan pindah ke luar kota, terima kasih atas perhatian aunty selama beberapa tahun belakangan ini, asya pamit"

Yap, aku datang hanya untuk berpamitan dengannya tapi sepertinya rasa benci sudah merasuk hingga tulang dan tidak ada celah untuk kata penyesalan. Setidaknya bolehkah aku berharap ia akan membaca surat yang ku tinggalkan di nakas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang