Chapter 5: Tugas Pertama

289 61 38
                                    

Semua pasang mata kini tengah menatap Ame yang tiba-tiba saja mengangkat tangannya. Ekspresi Ame yang tidak bisa terlihat karena dia menundukkan kepalanya, membuat mereka berspekulasi bahwa Ame berniat untuk tidak menerima pekerjaan ini setelah mendengarkan nama organisasi ‘Black Mask’.

“Aku ingin ….” Ame menurunkan tangannya dan berdiri dengan tetap menundukkan kepalanya. Dia pun perlahan menegakkan kepalanya, menatap ke arah Mr. Y. “Izin ke kamar mandi sebentar.”

“Heh?” Sontak, mereka berenam dan juga Mr. Y pun terkejut bukan main.

Kelakuan Ame itu membuat Ogura dan Asuka terlihat sangat kesal, Kaguya dan Yume tertawa, sementara Taka dan Kuro menggeleng-gelengkan kepala mereka karena tidak percaya hal itulah yang ingin dikatakan oleh Ame.

Mr. Y menatap Ame dan terus berusaha menahan tawanya. “Silahkan saja, Ame. Setelah keluar dari ruangan ini, lurus saja. Letaknya ada di ujung.”

“Terima kasih.” Ame membungkukkan badannya, kemudian keluar dari ruangan.

Dengan berjalan secepat kilat ke kamar mandi sambil tempat menundukkan kepalanya, Ame masuk ke dalam kamar mandi dan langsung membasuh wajahnya di wastafel. Karena terburu-buru, dia sampai lupa menggulung lengan jaketnya, sehingga lengan jaketnya pun basah. Walaupun sudah terlambat, dia menggulung lengan jaketnya, kemudian merentangkan tangannya di wastafel dan menatap ke cermin yang ada di hadapannya.

“Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Apa sebaiknya aku menolak saja pekerjaan ini? Tapi kalau aku menolaknya, apa nanti aku akan baik-baik saja dan bisa kembali ke kehidupanku seperti biasa? Di ruangan itu ada enam orang yang sangat menyeramkan. Kalau aku menolak, bisa-bisa Mr. Y menyuruh mereka untuk membunuhku agar kerahasiaan hal ini tetap terjaga. Lalu, aku harus bagaimana? Aku terlalu takut untuk tetap berada di sana.”

Ame membasuh lagi wajahnya agar kepalanya bisa lebih dingin lagi. Meskipun emosinya sedang tidak stabil saat ini, dia berusaha untuk menenangkan dirinya karena harus berpikir matang-matang apa yang sebaiknya dipilih olehnya. Namun, di tengah-tengah rasa ketakutannya, tiba-tiba saja Ame mengingat pesan singkat yang dikirim oleh pamannya di malam yang sama saat Mr. Y meretas komputernya.

Isi pesan itu adalah, “Ame, bagaimana kabarmu? Semoga kau baik-baik saja di sana. Kalau ada waktu, datanglah ke sini. Temani aku makan ramen. Yang terpentin, apa kau sudah mau pergi ke sekolah lagi? Atau paling tidak, apa kau sudah mendapatkan teman?

Setelah kematian kedua orang tuanya, hanya pamannya sajalah satu-satunya keluarga dekat Ame yang tersisa. Itu sebabnya, da benar-benar sangat menyayangi pamannya dan tidak mau merepotkannya. Karena hal itu jugalah dia memutuskan hidup jauh dari pamannya.

Begitu mengingat pesan yang dikirimkan pamannya, Ame mengambil tisu yang tertambat pada besi di sebelah kirinya, kemudian mengelap wajahnya. Dia pun memutuskan kembali ke ruangan itu dan memilih untuk tetap menerima pekerjaannya. Dengan harapan, sifat intovert-nya bisa perlahan hilang agar dia bisa bersosialisasi dengan orang lain dan pada akhirnya mendapatkan teman.

Dengan penuh percaya diri, Ame membuka pintu ruangan pertemuan berlangsung. Namun, rasa percaya dirinya seketika hilang dan berubah menjadi rasa heran. Sudah tidak ada Mr. Y di dalam ruangan itu. Sementara keenam orang anggota tim ‘Troublemaker’ masih duduk di kursinya masing-masing, namun melakukan aktivitas yang berbeda-beda.

Ogura dan Kaguya tengah membaca berkas yang mereka ambil dari dalam map yang dilemparkan Mr. Y ke tengah meja, Taka sedang mengelap pistolnya dengan sapu tangan, Asuka membaringkan kepalanya di atas kedua tangannya, Yume sibuk dengan ponselnya, sementara Kuro tertunduk memejamkan kedua matanya. Ame pun duduk di kursinya berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi selama dirinya pergi ke kamar mandi.

Alone at Last: Finishing Trouble with Trouble (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang