chapter 27

4K 139 12
                                    

Petra POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petra POV

Setelah mengehujani wajahku dengan ciuman, Dimas membiarkanku bersandar di atas dada bidangnya.

"Kau ingin kita pergi ke mana hari ini?"

"Kalau seperti ini saja boleh?" Aku balik bertanya.

Setelah melewati hari yang melelahkan, rasanya berbaring di atas kasur mungkin bukan pilihan yang buruk, apalagi ada Dimas menemaniku.

"Kenapa tidak?" Jawab Dimas tersenyum hangat, aku lantas mencari posisi yang nyaman dalam dekapannya.

"Petra."

"Hmm." Aku berdeham membalas.

"Boleh aku mengatakan sesuatu padamu?"

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan."

"Kau jelas tahu kalau aku jauh dari kata pria yang baik, aku hanya seorang pria workaholic yang bukan menjadikan wanita sebagai prioritas utamanya. Jadi selain dirimu, aku juga masih merasa asing terjebak dalam hubungan ini, bahkan terkadang aku berpikir kalau aku tidak pantas memilikimu, jadi aku harap kau—"

"Don't worry, I don't have high expectations with you about this marriage." Potongku datar tanpa ekspresi, rasanya sesak mendengar kata demi kata yang Dimas keluarkan, aku sadar kalau itu tak lebih dari kehidupannya di masa lalu, namun itu tidak membuat rasa khawatirku menghilang. Bagaimana kalau Dimas kembali menjadi dirinya sebelum bertemu denganku? Aku tidak mampu membayangkannya kalau itu benar-benar terjadi.

Sejak awal aku memang berusaha untuk tidak menaruh harapan tinggi dengan pernikahan ini, apabila berakhir indah aku sangat bersyukur karena Dimas bisa menerimaku dan melupakan kehidupannya di masa yang lalu, kalau tidak, aku juga tidak akan kecewa. Meski sebenarnya hal itu tidak mungkin terjadi karena aku mulai merasa nyaman berada di dekatnya.

Dimas tak mengacuhkan perkataanku, ia bergerak mematikan lampu yang ada di atas nakas, selimut yang sedikit tersingkap pun memperlihatkan tubuh berototnya yang tak dibungkus sehelai pakaian.

Cukup lama kami berpelukan sampai rencana kami kemarin untuk pergi ke tempat yang Dimas ceritakan terlintas di kepalaku.

Aku berniat turun dari kasur, tetapi Dimas kembali menarikku ke pelukannya.

"Dimas lepas!"

"Aku masih ingin berlama-lama denganmu, Petra." Bukannya membebaskanku, Dimas justru meletakan kepalanya di atas pundakku, pelukannya pun terasa semakin erat.

"Tidak jadi keluar? Tadi malam kau mengajakku pergi ke danau itu." Ucapku mengingatkannya

Dimas akhirnya mengalah, ia melepas pelukannya dengan berat hati, membiarkanku berjalan menuju kamar mandi.

•••

Setelah cukup lama memilih pakaian yang akan dikenakan, akhirnya aku mengambil mini dress santai bermotif bunga untuk ke danau, sementara Dimas hanya mengenakan celana training dan kaus polos berwarna hijau tua kebanggaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pervert HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang