20. Taman Bermain Part II

713 153 20
                                    

Maaf kalau ada typo!


Dalam pikiran Hyunsuk ketika ia ke taman bermain bersama Byounggon dan Jinyoung akan menyenangkan, namun nyatanya tidak. Acara mereka sangat membosankan terlebih lagi ini semua karena Byounggon yang melarang Jinyoung untuk menaiki wahana mainstream. Sehingga berimbas ke Hyunsuk.

Tentu saja itu membuat Hyunsuk kesal setengah mati pada Byounggon. Padahal Hyunsuk meminta ijin untuk menaiki mini coaster saja tidak diperbolehkan, karena alasannya jika Hyunsuk naik pasti nanti Jinyoung akan merengek untuk naik juga.

Jadi Hyunsuk harus menahan keinginannya untuk menaiki wahana mainstream di sini. Hyunsuk sih tidak masalah harus naik komidi putar, taman sesat yang hasilnya Hyunsuk beneran tersesat karena terpisah oleh Byounggon dan Jinyoung, lalu dilanjut ke rumah kaca dan lagi-lagi Hyunsuk harus ketinggalan.

Byounggon kesal dan memarahi Hyunsuk karena selalu tersesat. Hyunsuk mencibir dan menulikan pendengarannya, sedangkan Jinyoung senantiasa mengelus dada Byounggon naik turun guna meredakan amarahnya yang ternyata ampuh.

"Hyunsuk aku tidak mau kamu tersesat lagi. Ingat itu!" Byounggon memperingati Hyunsuk yang hanya menanggapinya dengan anggukan malas.

Salah siapa aku tersesat. Salah sendiri aku tidak digandeng, padahal Byounggon hyung tahu kalau aku ini ke tempat asing gampang tersesat.

Hyunsuk bergumam pelan dan mengikuti Byounggon dan Jinyoung yang akan menaiki bianglala. Ditatapnya bianglala besar di depannya dan menatap ke antrian yang kebanyakan semuanya pasangan.

Lalu Hyunsuk menatap dirinya sendiri. Ia sendirian. Ia tidak memiliki pasangan. Hyunsuk tahu saat ia akan ikut mengantri, Byounggon menatapnya datar.

Hyunsuk tahu tatapan itu. Tatapan yang menyuruhnya untuk tidak mengikutinya.

Tanpa disuruhpun, Hyunsuk ijin untuk naik ke wahana lainnya. Pertama Jinyoung tidak setuju karena mereka harus menaiki bianglala bersama. Namun Hyunsuk menolak dan beralasan kalau ia tidak suka naik bianglala karena nanti takut pasokan udaranya habis karena dihirup oleh tiga orang.

Alasan yang sangat konyol namun mampu menipu Jinyoung. Dasar Jinyoung polos sekaligus bodoh.

Ketika Hyunsuk melihat tubuh Byounggon dan Jinyoung masuk ke salah satu bilik bianglala. Hyunsuk tersenyum miris. Sebenarnya ia ingin naik juga, namun hanya berdua dengan Byounggon. Sayangnya yang ingin diajak lebih memilih Jinyoung.

Jadinya lebih baik Hyunsuk tidak ikut naik dan menaiki wahana lainnya seorang diri saja.

"Ok! Sekarang ayo ke rumah hantu.." Hyunsuk tersenyum senang dan menuju ke rumah hantu yang tadi ia lewati.

Hyunsuk dengan percaya diri mencari rumah hantu. Namun sampai tiga puluh menitan ia tidak menemukan rumah hantunya dan ia malah terjebak di tempat yang agak sepi.

Hyunsuk bingung. Padahal tadi ia merasa mengikuti jalan yang ia lewati tadi. Tapi kenapa ia malah tidak menemukan wahana tersebut.

"Aku tersesat ya?" Hyunsuk menggaruk pipinya dan menoleh ke sekeliling yang agak sepi.

Sekali lagi Hyunsuk berjalan untuk ke tempat Byounggon dan Jinyoung tadi. Ia menyerah untuk ke wahana rumah hantu.

Dan Hyunsuk tidak bisa menemukan bianglala yang dinaiki oleh kedua hyungnya. Kaki pendek Hyunsuk mulai lelah.

Hyunsuk melihat kursi kosong yang tak jauh darinya. Ia berjalan dan duduk di sana. Hyunsuk menunduk untuk memikirkan rencananya untuk sampai ke Byounggon.

"Ponsel!" seru Hyunsuk yang langsung ceria. Saat ia merogoh mini bagnya. Sialnya Hyunsuk tidak menemukan benda yang dicarinya, Hyunsuk hanya menemukan iPod hitamnya.

Hyunsuk bingung. Ponselnya hilang. Gawat ia tidak bisa menghubungi Byounggon. Dan gawatnya lagi Hyunsuk tersesat.

Sedetik kemudian Hyunsuk memukul keningnya. Ia ingat kalau tadi ponselnya tidak ia bawa karena kehabisan baterai sehabis dibuat main game online.

Penyesalan Hyunsuk datang. Tahu begitu ia tidak main game tadi malam.

Hyunsuk bingung. Ia duduk gelisah dan sesekali ia menarik rambutnya.

"Apa aku harus bertanya pada orang yang lewat ya? Tapi aku malu.." Hyunsuk menutup wajahnya. Hyunsuk bingung harus apa. Saat ini yang bisa ia lakukan menundukan kepalanya.

"Kamu yang waktu itu kan?" suara yang familiar bagi Hyunsuk langsung membuatnya mendongak. Mata sipitnya membola ketika orang yang ada dihadapannya tersenyum dengan tampannya.

"Wang.." ucap Hyunsuk tanpa sadar.

Yang dipanggil 'wang' oleh Hyunsuk tertawa kecil. Ia lalu mengacak rambut Hyunsuk gemas.

"Kamu sendirian?" tanyanya. Ia lalu mengambil duduk di samping Hyunsuk.

Ditanya seperti itu jelas Hyunsuk menggeleng. Ia tidak sendirian, ia hanya terpisah saja.

"Lalu mana temanmu?" tanya si pangeran.

Hyunsuk menggeleng dan menundukan kepalanya dalam-dalam. Ingin sekali Hyunsuk bilang kalau ia terpisah dari mereka karena Hyunsuk tersesat saat akan ke rumah hantu. Namun ia malu untuk mengatakannya.

Melihat Hyunsuk yang diam saja. Membuat si pangeran penasaran dan menebak-nebak kenapa.

"Kamu.." ia menggantungkan ucapannya sehingga membuat Hyunsuk menatapnya lagi. Si pangeran seperti ragu untuk mengatakannya, namun ia tetap mengatakan apa yang ada dipikirannya. "Kamu tersesat?"

Ingin sekali Hyunsuk mengelak. Namun jika ia mengelak, dapat dipastikan ia tidak bisa bertemu dengan Byounggon dan Jinyoung. Jadi dengan menahan malunya Hyunsuk terpaksa jujur.

"Aku tersesat saat akan ke rumah hantu karena kedua temanku naik bianglala." Hyunsuk menunjuk bianglala yang terlihat puncaknya dari atas.

Si pangeran melihat arah yang ditunjuk oleh Hyunsuk. "Kenapa tidak ke sana?" tanyanya.

"Sudah. Tapi aku tetap tersesat." Ingin sekali si pangeran tertawa. Namun melihat wajah cemberut Hyunsuk, ia harus urungkan.

Si pangeran berdiri dari duduknya. Hyunsuk menatapnya dengan mata yang berkedip-kedip lucu. Senyuman si pangeran terbit. Tangan besarnya ia ulurkan ke Hyunsuk.

Lama Hyunsuk menatap tangan tersebut. Namun ia tetap mengambilnya dan berdiri lalu mengikuti si pangeran yang entah berjalan kemana.

"Kenapa tidak menelphone temanmu?" tanya si pangeran.

"Aku tidak membawa ponsel karena baterainya habis." Cicit Hyunsuk dengan bibirnya yang mengerucut lucu.

Terdengar helaan nafas si pangeran. Ia tetap berjalan dengan menggandeng tangan Hyunsuk. Soalnya ia merasa jika ia tidak menggandeng tangan Hyunsuk, ia khawatir kalau Hyunsuk tiba-tiba saja menghilang disebabkan si mungil ini tertinggal.

Sangat lucu dan menggemaskan.

Hyunsuk mengernyit saat mereka sampai disebuah pos pemberitahuan. Si pangeran melepaskan genggamannya, ia menuju ke arah dua orang pria berumur yang sedang berjaga.

Dapat dilihat mereka sedang berbincang. Dari tempat Hyunsuk yang agak jauh dari mereka bertiga, Hyunsuk tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan.

Tak lama si pangeran mendatangi Hyunsuk dan menarik tangannya. Senyuman menenangkannya tidak pernah luntur dari wajahnya yang tampan.

Andai saja Hyunsuk perempuan. Hyunsuk yakin ia akan jatuh hati padanya dengan sangat mudah karena senyuman hangatnya yang terpancar.

Inilah kekuatan si pangeran yang ingin dimiliki Hyunsuk. Yaitu memiliki senyuman sepertinya agar Byounggon bisa luluh padanya.

Hyunsuk kamu mulai ngaco!

TBC

30-09-2018

Hyunsuk nanti bahagia kok
Walau aku buat Hyunsuk sering dinistain mulu, tapi ia tetap akan bahagia
Ditunggu vote dan commentnya
Arunsawat ^^

Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang