Orang tua Naruto berlari terburu- buru menuju ruang rawat putranya.
Kushina tersenyum dan Minato nampak menunjukkan wajah cerah.
"Naruto". Kushina berlari memeluk. Sedang Gaara di sampingnya tersenyum kecil.
"Gaara bagaimana keadaannya". Minato menatap jade sahabat putranya tersebut.
"Kondisinya membaik, tidak ada masalah dengan kondisi vitalnya". Gaara tersenyum.
"Kaa- san aku baik- baik saja, Naruto masih sedikit lemas". Kushina melepas pelukan pada putranya dan Naruto berbaring.
"Kaa- san merindukanmu,Nak". Kushina menangis tersedu dan Minato menepuk punggung istrinya.
"Kalian tidak akan bercerai lagi kan, kalian akan tetap rujuk kan?". Pertanyaan Naruto menghentikan tepukan Minato pada Kushina, dan Kushina berhenti menangis menatap wajah putranya.
Keduanya kompak menggeleng. "Kami tidak.akan membebanimu, Nak". Kushina kembali menangis.
Gaara diam- diam pergi dan tersenyum kecil setelahnya.
"Hei". Gaara terkejut mendapati Matsuri di sampingnya.
Jade Gaara menunjukkan kaliamat 'ada apa?'.
"Aku senang Naruto sudah memutuskan untuk.kembali". Ungkap Matsuri.
Gaara mengangguk mengisyaratkan bahwa dirinya juga senang.
"Sekarang giliranmu bangkit bukan, jangan terlalu lama memendam.perasaanmu". Matsuri seperti.memberikan tepukan pundak dan menghilang setelahnya.
Gaara menghela nafasnya dan bergegas menuju ruangannya.
.
.
.Hinata sedang tiduaran dengan berbantalan paha Sasuke. Sedang pria itu sibuk mengetik beberapa dokumen.
"Sasuke- kun, aku tidak mengerti terkadang jalan fikiran orang berbeda-beda,kenapa tidak bisa disamakan?". Ya ujungnya pasti memiliki akhir yang sama. Hinata memulai.
Sasuke mengehentikan ketikannya dan mengelus surai indigo Hinata.
"Kau suka apa?". Ucap Sasuke.
Hinata mengernyit namun tetap memjawab." Ice cream vanila".
"Aku lebih suka.jus tomat". Sasuke membalas jawaban Hinata. Hinata mendengatkan.
"Kau dan aku sarapan pagi dengan apa?". Tanya Sasuke kembali.
"Ini tidak.ada hubungannya". Hinata kesal .
"Sudah jawab saja". Sasuke sedikit tersenyum.
"Aku makan Roti tawar dan Sasuke- kun lebih suka sup miso dengam.ektra tomat". Hinata mengerucutkan bibirnya.
"Meski kita memiliki kesukaan berbeda tapi hati kita sama kan". Sasuke tersenyum setelah menjawabnya namun Hinata masih belum mengerti.
"Fikiran manusia susah diarahkan tapi ujungnya memiliki akhir yang sama dengan saran kita, itu berarti semua manusia memiliki emosi berbeda, memiliki jalan berbeda seperti aku dan Gaara, memiliki.fikiran berbeda namun akan sama- sama menikah nantinya".
Sasuke menjeda."Kita semua terhubung dalam emosi.yang sama, memiliki.kesabaran dan arahan sama, tergantung mengelolanya". Sasuke terkekeh melihat Hinata yang mengangguk dengan mengerucutkan mulutnya lucu.
"Dan aku tidak suka, Sasuke- kun membawa pekerjaannya di rumah, meski akan sama- sama selainya". Hinata bangkit dan mengecup pipi kanan Sasuke. Pergi menuju kamar setelahnya.
Sasuke tersenyum kecil,menutup laptopnya dan menyusul Hinata.
.
.
.Sakura merenas foto yang didapati anak buahnya. Rupanya dugaanya benar. Batu sandungan dalam.hidupnya belum mati.
Hinata masih hidup dan bernafas samapi sekarang. Ia mengira dirinya telah mencabut selang oksigennya dan meninggalkan mantan sahabatnya dalam.keadaan kesusahan bernafas. Dan sekarang dalam balutan penyamaran, gadis itu keluar masuk apartemen milik suaminya.
Sasuke menyembunyikan Hinata, dan.mereka masih berhubungan. Sakura cemas sekaligus benci akan hal itu. Sasuke hanya miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya.
Sakura menekan call dan menghubungi seseorang.
"Cepat bunuh Hinata". Sakura berteriak dan membanting semua peralatan make up.
"Aku membenci wanita itu, aku benci dia yang selalu menang". Sakura melempar ponselnya ke kaca di depannya.
"Kau akan merasakan yang lebih sakit". Janji Sakura.
Marsuri yang ditugaskan Hinata melihat semuanya. Dalam hati Matsuri mengutuk kecerobohan Hinata. Matsuri harus menemukan bukti akurat agar menyeret Sakura ke penjara.
Matsuri berfikir tentang acara menjebak Sakura. Sepertinya dirinya harus berkonsultasi dengan Gaara dan temannya Gaara si agen polisi itu.
"Hei kau, arwah lain yang sudah berada di kamar Sakura menatap Matsuri, kau harus mengawasinya kalau tidak aku bisa mengusirmu mengerti". Ancam matsuri dan arwah wanita itu mengangguk.
Matsuri menghilang setelah menunjukkan raut seramnya. Dalam hati Matsuri merasa heran' padahalkan mereka penghuni lama kenapa begitu takut dengan aku pendatang, arwah memang sulit ditebak'.
.
.
.
"Sakura sudah tahu kalau Hinata berada dirumah Sasuke". Gaara mengulang kembali ucapan Matsuri."Sasuke bagaimana menurutmu". Sasuke hanya terdiam. Shikamaru mengangguk mengerti.
"Lalu kita harus menyiapkan rencananya". Shikamaru membuka kertas. Sasuke dan Gaara mengamati jari lincah Shikamaru menulis sebuah skema penangkapan.
"Kau yakin dengan ini". Sasuke menunjuka Skema yang di tulis Shikamaru.
"Hinata di garis depan". Gaara juga merasa tidak.yakin.
"Sakura adalah wanita gila.menjelma dalam tubuh bidadari, dia tidak tertebak". Sasuke memulai.
"Tenang aku akan.menempatkan agen khusus untuk ini". Shikamaru tersenyum sembari memandang ke arah Gaara.
"Agen khusus kepolisian". Sasuke mengernyit.
"Bukan, agen yang bahkan aku sendiri.tidak bisa melihatnya". Ujar Shijamaru kalem.
Sasuke tambah tidak.mengerti akan hal yang diucapkan oleh Shikamaru.
"Arwah". Shikamaru masih berucap datar dan Gaara mengehela.nafas panjang.
"Arwah, hantu?". Sasuke menunjukkan raut berfikir. "Kau bisa melihat mereka". Ujar Sasuke kemudian. Gelengen Shikamaru membuat Sasuke tidak mengerti.
"Gaara bisa melihatnya". Shikamaru.menunjuk.Gaara. Sasuke memandang tidak percaya.
"Tidak hanya aku yang bisa, Hinata juga bisa melihatnya, kau fikir dari mana kami tahu tindak tandakmu dulu, Lee, Kiba bahkan Sakura saat ini". Gaara menjelaskan.
Sasuke diam membeku.
Jadi Hinata tahu semuanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
no need say good bye
TerrorHinata hanya mampu terdiam tanpa berkata memandang ke arah Sasuke. tatapan kosong, tubuhnya seperti akan jatuh. cinta selalu berakhir pahit.