Happy Reading! :)
Jungkook memandang fokus pada laptopnya yang menampilkan grafik-grafik angka. Otaknya yang cerdas berpikir cepat tentang laporan yang baru saja ia terima. Dia kemudian meraih satu proposal dan membacanya cepat sebelum menandatanganinya.
Tidak ada yang istimewa. Pekerjaan tetaplah pekerjaan. Berkas, laporan, tanda tangan, dan tentu saja tanggung jawab. Hanya saja, sejak kepindahannya ke Seoul, dia merasa kalau perlu untuk lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan daripada memikirkan seseorang yang...
" Haahh..". Jungkook mengusap wajahnya kasarkepalanya saat pikirannya mulai terbagi.
Tok...
"Masuk!" entah kebiasaan darimana, Jungkook sudah mengenal seseorang yang hanya mengetuk satu kali setiap kali ingin masuk ke ruangannya. Dia tahu kalau orang itu terlalu malas. Begitu orang itu masuk, tepat dugaannya, Yoongi berjalan santai dengan satu map berwarna kuning ditangan kanannya.
"Ada apa hyung?" Jungkook bertanya dengan mata yang kembali pada berkas ditangannya. Min Yoongi adalah pria yang lebih tua 3tahun dari Jungkook dan dia adalah asistennya sejak dia bekerja diperusahaan dua tahun yang lalu. Mereka saling mengenal sudah sejak kuliah dan dari itu Jungkook tahu kalau Yoongi adalah sosok yang berharga untuk diajak bekerjasama. Otak jenius pria pemalas itu sudah tidak perlu diragukan.
Bahkan saat pertama kali Jungkook memegang perusahaan, Yoongi lah yang membantunya untuk memahami satu persatu pekerjaan yang datang. Dan saat dia pindah ke Seoul, dia membawa Yoongi ikut serta walau awalnya Yoongi menolak karena berat meninggalkan tunangannya di Busan.
"Huuaahh... proposal tentang proyek di Daegu." Dia meletakan map yang tadi dibawanya ke hadapan Jungkook sambil menguap dan berbicara santai. Kalau saja bukan seorang Min Yoongi. Jungkook pasti sudah langsung memecatnya. Tapi Jungkook sudah mengenal pria itu dengan baik jadi hanya didiamkannya saja.
Drrtt..
"Yeoboseyo?.."
"..."
Jungkook mengernyit ketika tidak ada suara disebrang telpon, "Eunha-ya?"
"Aku sudah pulang.".
Menghela nafas mendengar nada ketus dari adikknya, "Aku akan segera ke sana.".
Tut tut tut... sambungan terputus. Jungkook menyandarkan punggungnya dengan lesu. "Apa ada masalah?" tanya Yoongi.
"Sepertinya dia mulai bosan dengan sikap dinginku. Sudahlah,," Jungkook berdiri "..aku akan menjemputnya dulu, mungkin sekalian mengajaknya makan siang agar dia tidak
ngambek lagi."Yoongi menatapanya dengan pandangan yang sulit diartikan, "Kenapa? Ada sesuatu diwajahku?"
"Huh.." pemalasbitu mendengus dan menggeleng. Jungkook menyambar jasnya disandaran kursi dan berjalan keluar tanpa memperdulikan Yoongi yang masih diruangannya.
...
Eunha menundukkan kepalanya sambil menunggu jemputan sang kakak. Dia duduk disalah satu bangku taman kampusnya. Jujur, dia masih kesal akan sikap kakaknya. Memang tidak ada yang aneh dengan sikap kakaknya, dia sudah terbiasa dengan Jungkook yang dingin dan acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lust {EUNKOOK} - COMPLETED
RomansKau adikku dan aku sangat mencintaimu. Aku tidak peduli akan semua hal, yang aku inginkan hanya kau menjadi kekasihku.