Hai guys,ini cerita pertama gua lo:v
Btw,aniway,ini cerita pendek
Ini ceritanya berat klo menurut gua
Ini genre fantasi,mungkin banyak yg ga suka
Pokoknya baca aja dulu!!!
Votment juga jangan lupa!!
Happy reading pokoknya
Bawa ke hati juga gapapa•••••
Malam ini bintang bertebaran dimana mana,bulan bersinar terang menerangi gelapnya malam. Angin berhembus sepoi sepoi menambah kenyamanan,begitu cocok suasana yang mendukungku untuk menonton Red Vampire,film kesukaanku yang hanya ada saat malam minggu saja.
"Kakak ngapain nonton film kayak gitu??gak mutu Kak. Itu film kuno,gak ada yang percaya!"
"Terserah Kakak dong dek,ini film kesukaan Kakak,kenapa kamu yang rempong?yang nonton Kakak,yang liat Kakak,kok kamu yang ribet"
"Kakak emang gak jelas,masuk rsj aja Kak"
"Rempong lu,sono masuk kamar aje,ganggu gua nonton ae lu"
"Kakak ngomongnya kumat!"
Lagi lagi adikku Keyland mengusik ketenanganku menikmati hidup. Aku sungguh tidak suka jika ada yang mengganggu waktu bersantai seperti ini. Apalagi mengomentari suatu hal kesukaan orang,padahal dianya gak tau apa apa. Kasian banget sih orang kek gitu,kurbel bin amat.
Back to topic nyeritain vampire kesayangan gua.
Film Red Vampire menceritakan tentang vampire merah yang sangat haus akan darah manusia. Meskipun vampire itu terlihat begitu jahat,tapi percayalah,tampangnya selalu membuatku lupa akan sosok jahat dalam dirinya. Sean James,begitu kami menyebut nama vampire malaikat itu.Di dalam film,pastinya juga ada lawan tokoh utama.
'Gua sih cuma bisa ngarep:)'
Valerie Joe,dialah lawan utama Sean. Valerie adalah sosok penyihir yang begitu keren. Dia menguasai elemen air,begitu bertolak belakang dengan vampire Sean. Oh Tuhan,aku sungguh ingin menjadi seperti Valerie, penyihir yang cantik dan tidak terkalahkan. Film malam ini telah usai,ku basuh kaki dan pergi ke kamar tidur. Pintu bernama 'Flaine' penanda jika itu tempat ternyamanku di rumah ini,kamar tidur.
•••
Keesokan paginya,ku bulatkan tekadku untuk bersekolah di Magic Academy, satu satunya sekolah sihir yang ada di dunia ini. Ya,aku sangat ingin bisa bersekolah disana. Menurutku,sihir itu begitu keren. Semua hal bisa dilakukan dengan sihir. Teleportasi,membaca pikiran orang lain,psycho radar,dan jangan minta aku untuk menyebutkan semuanya karena jika aku menyebutkan semuanya,5 part masih belum cukup juga.
Membicarakan soal Magic Academy atau biasa disingkat menjadi MA, sekolah sihir itu sangat menyeleksi calon siswa siswanya. Setiap siswa yang ingin mempelajari sihir disana haruslah mempunyai cukup uang,bayangkan saja uang pendaftarannya sekitar 30juta. Selain itu,siswa siswanya juga harus mempunyai bakat khusus atau apalah itu,aku tidak terlalu paham. Dan jangan lupakan,tempat nya yang tidak diketahui pasti mempersulit jalan ku untuk menuntut ilmu sihir.
Aniway, seperti kata Keyland adikku,tidak banyak orang yang tertarik pada sihir.
' Kau membicarakan tentang sihir?Kau masih mempercayai tahayul seperti itu?Lucu sekali..Ini sudah zaman modern. Jangan bertindak bodoh dengan mempercayai hal seperti itu '
Selalu begitu jawaban orang awam jika diajak membahas sihir. Huh,dasar mereka saja yang tidak tau hebatnya sihir.
But oh but, aku FLAINE ROSE yang hanya anak SMA akan selalu mempercayai keberadaan sihir sihir seperti itu. Aku percaya,akan ada saat dimana sihir akan dijunjung tinggi. Akan ada saat dimana sihir akan dibicarakan dimana mana. Aku hanya perlu menunggu saat itu tiba.
•••••
A/N :
You cant stop my lovin my self!
Annenyong..
Para readers yang terhormat (:v) ,silahkan me votment cerita saya ya.
Btw,votment itu vote + koment
Oiya,gua update nya ga teratur mungkin. Soalnya ya gitu. Tapi gua usahain bakal update cepet kok. Gua juga tau rasanya menunggu itu gimana :)
-Baper baper.
Yang penting kalian setia baca,koment,vote cerita gua
Maaf ya kalau ceritanya gaje,gak nyambung,absurd,banyak typonya. Kalau ada typo langsung koment aja. Maklum baru pertama nulis cerita kek gini.
Yaudah,baii
Lopyu all
Jan lupa follow gua:)Sekian terima Taeyong RL
TBC,
acyutav_
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia di Ujung Batas
FantasyBatas dunia. Ketika mustahil menjadi nyata. Ketika angan menjadi kenyataan. Dan ketika memori menghantam imajinasi. Apakah ini benar terjadi? Aku tidak tau. Aku hanya terlalu takut untuk membuka mata dan mempercayai ini semua. Aku hanya terlalu taku...