Jum'at, 13 oktober 2017
10.08 a.mAssalamualaikum..
Maaf lama nggak berkunjung. Bukannya tak mau, atau bahkan lupa, bukan.. Bukan itu. Ada hal lain yang belakangan ini menyibukkanku. Kau tahu kan, bahwa hidup itu selalu mempunyai dua pilihan dan dua sisi yang berbeda. Ada pertemuan dan pasti ada perpisahan. Lalu, bagaimana itu bisa disebut perpisahan jika pertemuan saja tidak pernah terjadi???
Dia..
Namanya, Gandhi Ramadhan.
Singkat ya namanya? Ya, namanya sangat jelas, tegas, dan punya ciri khas. Perkenalan kita hanya sebatas ketikan salam di sosial media. Dan mungkin dia orang aneh pertama yang pernah aku kenal. Dia laki-laki unik yang nggak pernah bisa aku tebek sikapnya. Terkadang sikap dewasanya yang selalu mengalah saat kita berbeda pendapat. Terkadang sikap manjanya yang buat aku kelimpungan. Terkadang juga muncul sikap manisnya, juteknya, terbukanya.Dan aku rindu semua itu. Semua yang ada di dirinya. Aku rindu itu.
Dia pergi saat aku mulai ketakutan. Ketakutan pada diri sendiri yang masih bimbang. Dia pergi saat aku mulai berjuang. Dia pergi dengan membawa secuil hati yang telah pecah. Dia pergi dengan kabar terakhir yang membuatku tak bisa tidur dengan tenang. Aku merasa seperti Sabiya yang merindukan Daris dalam diam. Merindukan kabar ia salam.
Sayangnya ini aku, bukan Sabiya. Bahkan aku bingung harus bersikap seperti apa. Aku ingin tahu, tapi aku takut. Aku takut ada kesalahan ini. Aku takut perasaan kagum ini berjalan semakin tak tentu arah.
Ya rabb, Engkau maha tahu. Apapun sakitnya, sehatkanlah ia. Kembalikan senyumnya yang tak pernah kulihat dan mungkin tak kan pernah kulihat. Lindungi ia dari perbuatan yang Engaku larang. Tegurlah ia saat ia lengah. Luruskanlah ia saat ia mulai tak tentu arah. Dia milik-Mu, apapun yang Engkau berikan padanya pasti itu ua g terbaik untuknya.
Your lemonade
(Sedang belajar untuk mengerti)