dia dan dia

57 8 1
                                    

Saat dia bangun aku meliriknya ternyata dia kakak kelas yang menabrakku. Mata kita saling bertemu. Sepertinya dia mengenaliku.

Dia merebut buku catatan dan pulpenku. Issh mau apa lagi sih ini orang. Ga lama dia mengembalikannya. Aku bingung. Ada tulisan di buku catatanku.

Maaf.

Oh dia minta maaf untuk kejadian tabrakan?

"Kakak ga bisa ngomong atau gimana sih. Bisa kan minta maaf secara langsung. Gausah pake tulis tulis gini." Ocehku.

'Sstttttt' kompak sekelilingku menyuruhku diam. Astaga aku lupa sedang di perpus. Aku malu. Kakak itu malah tersenyum. Manis. Dia manis saat tersenyum.

kakak seharusnya bantuin aku berdiri bukan malah lewat gitu aja

aku menyodorkan buku catatanku ke depan dia. Dia otomatis baca. Dan merebut pulpenku lagi.

kamu ga minta tolong

tapi kakak harusnya peka dong. Udah nabrak. Ga tau malu.

yang jalannya nunduk siapa ya?

Aku. Oiya aku. Harusnya aku yang minta maaf. Eh? tapi kakak bikin aku kesel udah bikin aku jatuh. Ga bantuin lagi.

Suruh siapa badan kecil, lemah lagi.

gaada yang mau jadi lemah kak

Aku menunduk badmood. Mengingat aku yang lemah ini. Aku berdiri membereskan buku-buku yang aku ambil tadi. Mengembalikan ke tempatnya. Aku merebut buku catatan dan pulpenku bergegas keluar perpustakaan. Aku berjalan menuju kelas. Mengingat guru lagi rapat. Pasti kelas ribut. Aku ga suka keributan. Aku merubah tujuanku. Aku menuju rooftop. Sepi. Hening. Tempat yang tepat buatku. Aku duduk di tempat yang teduh. Membuka buku catatanku. Melihat tulisan terakhir kakak tadi memerasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Kesal.

"Kamu kenapa sih? Aku ada salah ya? Apa yang tadi aku tulis ada yang salah?" Suara yang baru aku dengar dari kakak nyebelin. Aku sedikit terkejut menyadari kakak tadi mengikutiku.

"Ga" kataku singkat.

"Jutek banget, tadi di perpus bawel"

"Kakak siapa sih? Ngapain kakak ngikutin aku kesini? Aku mau sendiri"

"Oiya. Aku Gibran XII IPS 1"

"Oh" kataku cuek.

Aku melihat kakak itu pergi mengambil kertas yang aku lempar tadi. Dia kelihatan seperti sedang berpikir. Dia menghampiriku duduk ga jauh dariku.

"Semua orang punya kekurangan. Kamu gausah sedih karena kekurangan kamu. Aku sendiri punya kekurangan. Ga pinter di akademik. Pelajaran apapun gaada yang aku kuasai."

Aku hanya menyimak apa yang dia bicarakan.

"Bahkan di matematika aku ga tau sin cos 30, 45, 60 taunya 0 sama 90 pasti jawabannya klo ga 1 ya 0" katanya santai.

Pffttt..

Aku menahan tawaku. Seorang anak kelas 12 ga tau sin cos sudut istimewa? Yang benar saja aku sudah hapal sudut istimewa sin dan cos bahkan tan, cot, sec, cosec dari kelas 10.

"Nah gitu dong senyum kan can-"

"Heh dodol aku cari cari ternyata disini" kata Galen dengan napas ngos-ngosan. Sepertinya dia habis lari.

"Ada apaan memang?" Kataku penasaran.

"Bom meledak" ucapnya ngawur.

"Ga kedengeran tuh suaranya" jelas aku tidak percaya.

Mental Breakdown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang