kali ini bagas dan kembar pecicilan kembali bolos,kali ini mereka nongkrong di pojok kantin. bagas membuka permen karetnya dan memakan sekali 3. sedangkan kembar pecicilan menghisap rokoknya.
"sebat dong bosku"ucap gabriel pada bagas,bagas hanya menengok.
"fisik gue lemah el,gue gabisa. itu buat gue cepet mati"balas bagas tersenyum.
"eh,maksud gue gak gitu"ucap gabriel tak enak,bagas hanya tersenyum.
"gak apa apa"ucap bagas"lo udah sembuh total?"tanya bathan,bagas menggeleng.
"gue gatau,tiap bunda mau ngomong gue bilang gak usah. gue gak mau tau tentang itu"jawab bagas,nathan merangkul bagas.
"gue bangga njir punya temen kaya lo,walaupun lo bego tapi gue tetep bangga"ucap nathanpletak!?
gabriel menimpuk nathan dengan pulpen yang ada disakunya.
"punya adek satu gak waras"ucap gabriel
"kalian gak masuk kelas,masih juga jam 8"tanya mbak mia,penunggu kantin pojok. dan di kembar selalu menyebutnya mbak semok.
"mau ke kelas gak?"tanya gabriel pada bagas,bagas menggeleng
"pelajaran apa?"tanya bagas,nathan tampak berfikir.
"sosiologi"ucap nathan,bagas menggeleng. lalu berjalan keluar kantin.
"woi bagas,mau kemana bego?"teriak gabriel."ke kelas cuy,belajar biar pinter. inget,sukses mengundang cinta yang berkelas."
***
bel terlah berbunyi,luna sudah menunggu lebih dari 15 menit di perpustakaan. jika bukan karena nilai bahasa indonesia taruhannya ia tak akan mau bertemu dengan bagas."bidadari,maaf ya telat tadi-"
"cepetan"potong luna,bagas mengangguk lalu duduk dan mengeluarkan kertas serta penanya. bagas dan luna mulai berlajar,bagas sering membuat kuna jengkel. kadang kadang malah rasanya luna ingin membuang bagas ke luar angkasa,agar dia tak lagi bertemu bagas."luna,udah nih"ucap bagas,luna mengambil buku biologi bagas dan melihat. bagas sebenarnya cukup pintar,hanya saja dia adalah tipikal anak yang malas.
"besok lagi"ucap luna sembari memasukan buku buku biologinya kedalam tas lalu keluar perpustakaan.luna duduk di depan gerbang sambil mengutak atik ponselnya untuk memesan ojek online,sayangnya ia lupa bahwa paket datanya baru saja habis. dan ia harus naik angkutan umum sekarang,luna bangkit untuk berjalan. saat ia ingin menyebrang sebuah mobil terios putih berhenti di depannya,sedetik kemudian kacanya pun terbuka. menampakan bagas yang menyengir.
"naik"ucap bagas,luna hanya diam lalu melewati begitu saja mobil itu.
"kurang ganteng apa coba gue?"ucap bagas pada dirinya sendiri,melihat itu. bagas hanya bisa memandangi luna dari mobilnya. dari saat luna menyebrang,melewati kerumunan orang,dan diberhentikan orang. eh?diberhentikan?bagas melihat luna dari kejauhan,sangat jauh. tapi mata bagas masih bisa menjangkaunya. tas luna ditarik paksa,bagas langsung turun dan mendekati lokasi luna. bagas menarik tangan luna dan menyembunyikan luna dibalik tubuhnya.
"its okay,ada gue"bisik bagas pada luna,bagas melihat luna sangat ketakutan."oh ini pacarnya?ganteng juga haha,pinter lo ya nyari bahan matrean"ucap laki laki berjaket denim,bagas naik pitam. secara tidak langsung laki laki itu bilang bahwa luna adalah cewe matre.
"GOSAH PEGANG CEWE GUE ANJING!"bentak bagas pada 2 preman itu
"mau jadi jagoan?denger,gue gabutuh cewe lo!"ucap preman yang lain
"tapi,boleh juga kalo mau dicicip dik-"bugh!?
bagas meninju rahang laki laki itu sebelum laki laki itu menyelesaikan omongannya.
"BANGSAT!"umpat laki laki itu,luna menangis. ia tidak biasa melihat adegan perkelahian secara langsung. bagas menghajar laki laki itu membabi buta,bahkan bibirnya saja sudah sobek dan berdarah. sampai kedua laki laki itu pergi.bagas berbalik badan dan tersenyum pada luna,luna ingin menangis melihat wajah bagas. sebelum luna menangis bagas menggandeng tangannya memasuki mobil nya. bagas dan luna sama sama diam,luna hanya menunduk dan bagas hanya diam dengan tatapan kosong.
bagas tau luna menangis,tangan bagas terangkat menghapus air mata luna dan mengangkat dagunya.
"bidadari jangan nunduk,nanti mahkotamu jatuh"ucap bagas tersenyum.
"ma-maaf"ucap luna pelan,sangat pelan. bahkan bagas saja hampir tidak mendengarnya. luna menangis sampai sesegukan ia takut sangat snagat takut.bagas menarik tubuh luna dan mendekapnya. jantung luna berpacu lebih cepat.
"ada gue,lo gak perlu takut"ucap bagas,bagas mengusap sayang rambut luna. luna merasakan hal yang belum pernah ia rasakan."its okay bidadari,selama ada bagas lo aman"
***
luna dibawa bagas makan ke Mcd,tentunya dengan paksaan bagas.
"gas,aku mau pulang"ucap luna,bagas hanya diam memakan burgernya.
"makan dulu"ucap bagas disela sela makan nya,luna mengangguk. dan akhirnya luluh. luna memakan burger dihadapan nya."good girl"ucap bagas tersentum. luna memakan burger itu sampai habis,tak terasa waktu sudah malam. luna dan bagas sekarang berada di taman kota. mereka duduk diatas kap mobil bagas. satu hal yang perlu kalian tau,bahwa mulai hari ini luna banyak senyum entah karena bagas atau karena suasan hatinya.
"luna,taugak kenapa minggu sama senin di kalender deketan?"ucap bagas,luna menggeleng.
"itu gue yang comblangin"balas bagas tertawa,luna hanya menggeleng dan sedikit tertawa
"lun,liat langit deh"ucap bagas,luna akhirnya mengikuti omongan bagas. ia menatap langit sambil tersenyum.
"cantik,masih cantikan cewe samping gue tuh"saut bagas,luna merasakan pipinya memanas saat itu juga.
"luna blushing yaa"ledek bagas tertawa,luna memegang pipinya dan terus diam"tau gak kenapa langit diem aja pas lo liatin?"tanya bagas,membuat luna menggeleng
"dia minder,kalah cantik sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be something's
Sonstiges"luna,munduran dikit dong!"teriak bagas,luna yang merasa namanya dipanggil hanya menengok lalu mundur satu langkah dari tempat berdirinya. "cakepnya kelewatan!"lanjutnya,membuat anak anak yang ada dilapangan tersebut bersorak.