Prolog

20 3 2
                                    

"Shit!"

Seorang laki-laki berambut dan mata coklat itu kini sedang sangat marah. Demi apapun dia ingin sekali berteriak meluapkan amarahnya, tapi ia tau jika ia melakukan itu maka tetangga akan segera memaki-maki nya.

Dia bergegas mengambil telpon genggam nya dan mulai menelpon seseorang.

"Kau melakukan ini lagi? Sebenarnya apa mau mu hah?" Ucapnya dengan sedikit keras.

"Aku berjanji ini akan menjadi yang terakhir nak, kita akan tinggal dan menetap di Seoul." Kata seseorang di seberang telpon sana.

"Kemarin kau juga bilang begitu, tapi akhirnya apa? Kau berbohong."

"Kali ini Ibu janji kita benar-benar akan menetap."

"..."

Hening.
Tidak ada satu katapun yang dapat mewakili kekesalan laki-laki itu kepada kedua orang tuanya.

Bagaimana tidak kesal? Orang tua nya selalu saja berpindah tempat. Itu semua hanya karena pekerjaan. Jika kau bertanya mengapa dia kesal, itu karena terjadi melebihi satu kali, lebih tepatnya sudah 3 kali termasuk yang sekarang.

"Sudah cepat bereskan barang-barang mu. Setengah jam lagi kami akan pulang. jangan banyak bertingkah."

"..."

Kali ini telpon beralih kepada suara berat seorang lelaki, ya dia adalah Ayah dari anak yang malang ini.

"Samuel apa kau tidak dengar?!"

Tutt.

Telpon dimatikan begitu saja oleh laki-laki itu.

Ya, lelaki yang sedang marah itu adalah Samuel, lebih tepatnya Kim Samuel. Dia orang yang cuek. Dan dia juga membenci kedua orang tuanya. bagaimana tidak? Sejak sangat kecil dia sudah diserah kan pada nenek nya. lalu setelah dia lulus dari Sekolah Dasar barulah Orang tuanya menjemputnya.

Jika yang kalian pikir setelah itu dia mendapat kasih sayang seperti anak-anak lain kalian salah besar.

Orang tua nya hanya sibuk bekerja,bekerja,bekerja. Bahkan dia sudah terbiasa ditinggal berbulan-bulan hanya karena urusan bisnis.

Miris memang.

Tapi itulah kenyataannya.

.
.
.
.

Sudah setengah jam sejak dia mendapat telpon tadi, tapi dia tetap tidak beranjak dari tempat tidurnya sampai akhirnya suara mobil mewah yang dikendarai Ayah dan Ibunya terdengar.

Samuel hanya bisa mendengus mengingat sebentar lagi pasti dia akan mendapat ceramah dari kedua orang tuanya itu.

Ceklek

Pintu kamar Samuel terbuka. Menampilkan dua orang yang adalah Ayah dan Ibu nya sendiri. Samuel hanya bisa melirik dengan tatapan 'ada apa?'

"Astaga anak ini! Mengapa kau belum membereskan barang-barang mu hah?!" Ucap sang Ayah yang melihat anak nya sedang diam berbaring dan tak melakukan apa-apa.

"Cepat bereskan barang-barang mu. Satu jam lagi pesawat kita akan landing." Ucap sang Ibu menyuruh anak Sulung nya bersiap.

Samuel, orang yang di ajak bicara sedari tadi hanya diam menatap orang tua nya sesaat, lalu pergi mengambil koper bertuliskan Supreme yang dia dapatkan di salah satu mall yang ada di Los Angeles, California.

Setengah jam berlalu, Samuel sudah selesai memasukkan barang-barangnya ke dalam kopernya. Lalu terdengar teriakan dari sang Ayah dari bawah,

"Kita berangkat sekarang. kalau tidak kita akan terjebak macet."

Samuel terdiam sebentar lalu akhirnya berjalan,

"Selamat tinggal Bussan."














Hayoo gimana gimana??

See u in chapter one guys😚

My Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang