💔10

102 3 0
                                    

Udah hampir 4 hari Rey dan Dimas bermusuhan, namun nampaknya tidak ada perkembangan mengenai pertemanan mereka. Tepat dihari ini dimana Dimas dan semua temannya akan latihan band.

"Dim lo gak lupakan kalau hari ini kita latihan band" tanya brian

"Gak lupa lah, yuk kita cabut kestudio" ajak Dimas

"Bentar deh, kita gak mungkinkan latihan tanpa vokalis" ujar Rasta

"Maksud lo apa, lo mau ngajak Rey, gak bisa- gak bisa" bantah Dimas

"Terus siapa yang nyanyi nanti" jawab rasta

"Lo bisa kan brian, atau gak lo kan bisa ras"

Mereka yang ditunjuk oleh Dimas, menolak dengan cara menggelengkan kepala. Ketika Dimas menunjuk personil terakhir, ternyata hasilnya sama saja, Dimas tidak bisa membujuk semua temannya, untuk mengantikan posisi Rey.

"Atau gak lo" sambil menunjuk personilnya yang bernama luthfi

"Gue kan bass, lagian gue gak bisa nyanyi"

Tapi Dimas tetap saja kekeh untuk pergi latihan tanpa vokalisnya Rey, setelah mereka berada didalam studio Dimas mengusulkan agar dirinya saja yang menjadi vokalis. Dengan sangat terpaksa mereka menyetujui usulan Dimas, karena saat itu mereka tidak punya pilihan lain selain menyetujui usulan Dimas.

Mungkin diawal latihan mereka tidak mengalami yang namanya kendala, tetapi disaat Dimas mulai tidak konsentrasi dengan permainannya, saat itu juga latihan mereka menjadi kacau. Awalnya dimulai oleh satu orang, namun satu orang itu membuat dampak yang buruk bagi semuanya dan akhirnya menjadi kacau.

"Cukup, cukup gue bilang kita tuh gak bisa kayak gini, apa lagi lo yang gak bisa konsentrasi sama 2 pekerjaan sekaligus. Kalau kaya gini jadi kacau kan performa kita, udah deh mendingan kita rekrut lagi Rey ke band kita. Emang apa salahnya coba" usul luthfi

"Lo nya aja yang mainnya gak bener" Dimas malah menyalahkan orang lain.

"Lo yang salah kenapa lo yang jadi salahin gue

"oh gue tau jangan-jangan kesalahannya Rey, itu gak sepenuhnya salah Rey, tapi salah lo"

"Kenapa lo jadi ngomong kaya gitu, lo gak tau apa-apa" bentak Dimas

"Emang gue gak tau permasalahan lo sama Rey, tapi gue tau sifat lo itu kayak gimana mas, lo itu gak pernah mau disalahin" bentak luthfi

"Bacot lo, terima pukulan gue" kata Dimas

"Kalian bisa gak, kalo nyelesain masalah gak usah pake kekerasan" ucap Rasta

"Dia yang mulai duluan kok ras" jawab Luthfi

"Gue tau udahlah gak usah berantem, mendingan kita cari jalan tengah aja untuk buat band ini"

"Ok karena ini band gue yang buat, gue bakal tanggung jawab sama band ini, gue bakal cari vokalis baru buat band ini" tegas dimas

***

Hari berikutnya Dimas memasang poster bertuliskan "mencari vokalis baru" disetiap sudut sekolah, tanpa terkecuali mading sekolah. Rey yang melihat poster itu mulai bertanya-tanya pada hati kecilnya, apakah ini akhir dari bandnya dan pertemanan mereka. Rey yang melihat semua itu, rasanya ingin mendengar penjelasan langsung dari Dimas. Dirinya berpikir akan meminta penjelasan dari Dimas seusai pertandingan Voli antar kelas.

Ketika permainan voli dimulai.

"Dimas oper ke Rey" ucap Luthfi

"Mas oper ke Rey" ucap Rasta

Dimas sepertinya tidak mau mendengar usulan yang lain, dirinya masih saja teguh dengan pendiriannya, yang tidak mau berurusan dengan orang yang sudah menusuknya dari belakang. Walapun dirinya harus satu tim dengan Rey, tapi Dimas seperti tidak mau bekerja sama dengan Rey. Memang begitulah sifat Dimas tidak bisa profesional dengan kerjannya. Dimas tidak memperdulikan bagaimana timnya, yang dia perdulikan saat ini hanya egonya saja, sampai ketika tim mereka kalah.

Ketika ❤ menjemput islamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang