Sesak.
Tapi aku bahagia.
Bullshit lah dengan efek kupu - kupu yang dikatakan orang, semua juga tahu nggak mungkin ada ratusan kupu - kupu tiba - tiba ada di perutmu, kalau pun itu terjadi, sepertinya rasanya tidak akan semenyenangkan ini.
Rasa - rasanya aku jadi mengerti, kenapa sebagian orang menantang maut demi mendapatkan secuil informasi. Karena apa, rasa penasaran itu tidak akan pernah terbayarkan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya. And well, aku jadi salah satu diantara orang itu, per kemarin sore. :)
Sejak pandanganku terkunci pada laki - laki atas motor itu, aku memutuskan untuk memenuhi rasa penasaranku, dan apa yang ku dapat sekarang :
Namanya Adit, Aditya Wilantoro, umur 22 tahun *satu tahun diatasku, check!*, zodiak Cancer *ini sih namanya jodoh banget ama Scorpio, check! check!*, mahasiswa tingkat akhir dijurusan akuntasi yang tinggal mengurus skripsi, anak kedua dari tiga bersaudara, mempunyai usaha mini cafe bersama tiga orang temannya, menyukai kegiatan pecinta alam, alergi pada udang, dan sangat menyukai pisang *okay, ini agak aneh*.
Uh-oh, apa aku memang berbakat jadi detektif? ah, aku jadi terdengar seperti salah satu temanku yang hobi nonton conan itu. Dan sekarang, aku sudah berada di area kampus Adit ini, dengan sekotak banana cake dengan olesan cream cheese yang sudah aku persiapkan sejak tadi. And guess who's coming..
"Kak Adit!", kata ku setengah berteriak. Aku lihat alis matanya naik melihatku.
"Ini buat kakak", kata ku sambil menyerahkan kotak yang ku bawa sejak tadi.
"Kamu siapa?". jleb! jelas aja ini orang nggak kenal aku, sekampus juga bukan.
"Ah ya, namaku Meila Karnata. Kakak panggil aja Meila nggak papa. Dan aku mau jadi temen kakak!", lanjutku sambil mengulurkan tangan. Abaikan part aku bilang ingin jadi temannya, aku tentu nggak mau Adit jantungan duluan dong dengan bilang ingin jadi pacar atau calon istri misalnya, hihi
"Okay, thanks Meil. Tapi aku harus cepat - cepat ke dalam.", jawabnya datar
"Oh ya ya, bimbingan ya kak? Kalau gitu aku juga duluan deh, dimakan itu kuenya".
"Yup, thanks ya", dan dia pun menghilang dari pandanganku.
Bagaimana aku lupa kalau dia ada jadwal bimbingan pagi, haduh Meila. Tapi, kue ku sudah ada di tangan Adit. Dan dia sepertinya juga tidak menolakku. Aku bahagia sekali hari ini, dan sepertinya, rasa penasaranku dengan seorang Adit Wilantoro tidak berakhir sampai disini. Ah, aku tidak sabar menceritakan ini ke Saka.
"Halo Saka, kamu dimana? aku punya berita bahagia nih!"
****
kantor, 3:42 lewat
PS : new part of parfait! aku gatau deh ini jadinya gimana ntar, ahaha. soal scorpio-cancer, kaga tau lah aku, ngarang itu, jangan percaya :p
-iMa
KAMU SEDANG MEMBACA
Parfait
Fiksi RemajaKita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Tapi, sekali ini, bolehkah aku memilih.. kamu?