“Hah, aku ketiduran!” kejutku sambil menyadari bahwa aku tertidur dengan posisi kepalaku terbaring di atas tempat tidur. Aku melihat iPhone-ku yang ternyata masih terpegang sejak malam dan mendapati ada satu message dari Niall tertulis di layar.
To: Jasmin
Sorry for late reply!! I felt so sleepy yesterday hahaha. Aku hanya mendapat empat jahitan di punggung telapak tangan kiriku.
Oh yeah, I’m here in Harry’s house. Come here, Jasmin! There will Eleanor and Danielle here. No no no. Dont thinking like that. Thats just the past, ok? :)To: Niall
Really? ): get well soon, Nialler! (:
Eleanor and Danielle? Oh please, I’m nervous to meet them…
To: Jasmin
Thank you so much! Oh girl, come on. Dont be nervous. I will pick you up a hour later. Ok?
To: Niall
You’re welcome! Ok, ok. A hour later. Aku akan bersiap-siap dahulu.
To: Jasmin
See you later xx
Waiting, why he give me ‘x’? That means kiss, right? Ok, it’s crazy. Mungkin hanya imajinasiku saja yang berlebihan.
To: Niall
See you later too xxSetelah itu aku bergegas mandi. Aku memilih crop tee berwarna putih dan denim jeans-ku. Tak lupa kupakai mantel coklat ini karena saat ini sudah masuk musim dingin. Mungkin salju baru akan turun lusa atau minggu depan.
“Err, meet Danielle and Eleanor.. aku tidak pernah berfikir kejadian seperti ini akan terjadi. Mereka pacar idola di dunia. Mereka cantik. Sedangkan aku? Who am I? A girl with thousand negative things? Yes! Baby penguin who eat potato everyday? Yes!” omelku sendiri di depan kaca.
“Jasmin?”
“Kyaaa,” teriakku ketika aku mendapati Niall membuka pintu kamarku, “oh gosh, kau membuatku sangat kaget. Mengapa kau tidak mengetok pintunya dahulu?” lanjutku.
“Hey, I called you from downstair but you didn’t answer yet. So I came here,” ucapnya sambil melipat tangannya. Tangannya.
“Hehehe, sorry,” aku mendekatinya dan melihat telapak tangannya yang diperban, “your palm..”
“Don’t worry, Jasmin. Ini tidak apa-apa kok. Come on, the other is waiting for us,” senyumnya sambil menarik tangannku.
“Wait, wait,” aku melepas pegangannya dan berlari mengambil sesuatu di lemari kamarku, “this’s yours,” ucapku sambil memberikan blazernya kemarin.
“Ohahaha, thank you. Hm, it smeels good,” balasnya sambil mencium blazer berwarna biru dongker itu.
“I wasted that yesterday,”
“Really? Wow, at the night?”
“Hmm, yeah,” lanjutku dan dilanjutkan oleh tertawaannya, “come on, Jasmin. We go!” lagi-lagi Niall berlari dan menarik tanganku lagi. Ah bodoh kau Jasmin. Jangan bohongi perasaanmu terus. Kau itu benar-benar mencintainya. Kau senang kan bila dia berkelakuan seperti ini padamu? Jangan buang perasaanmu sendiri. Semua orang bisa jatuh cinta pada siapapun. Ya memang, akan sangat mustahil bila seorang penyanyi sekelas Niall Horan menyukaiku yang hanya perempuan yang tak berkelas dibandingkan dengannya. Cukuplah kau menyukainya sebatas ini saja dan jangan lebih. Itu akan membuatmu merasa lebih sakit di lain hari ke depan. Ok, not more again, Jasmin. Promise to yourself.
YOU ARE READING
When Asphodel Start to Bloom
FanfictionJasmin Aline Lareina, seorang gadis yang sangat menyukai One Direction. Menjadi seorang gadis biasa adalah kesehariannya. Tapi apa yang akan terjadi ketika laki-laki pujaan hatinya, Niall Horan, bertemu dengannya dan semakin lama sebuah perasaan 'an...