#3: Freedom

1.5K 221 18
                                    

  "Setiap orang dan setiap tempat, memiliki rahasia, dan terkadang rahasia terungkap untuk alasan yang tidak terduga."

—Kim Bon, Terius Behind Me

๑۩๑๑۩๑๑۩๑

Jepang, saat Nero berusia 20 tahun.

Yamato sering kali pulang dengan mabuk. Namun sebenarnya, masalah tidak sampai di situ saja.

Pertengkaran kecil justru seperti percikan api yang makin menjalar ke mana-mana di antara mereka yang tidak mau menerima saran atau tidak mau berpikir secara dewasa.

Sementara itu, Kakashi memberikan kado terakhir sebelum dia memutuskan untuk pergi dari rumah—sebuah rumah yang benar-benar dijadikannya tempat menetap oleh mereka dengan lagi-lagi melalui perdebatan panjang sampai berminggu-minggu lamanya. Kediaman mereka jauh dari keramaian kota besar. Rumah tersebut berada di Prefektur Gifu, dengan desain rumah kayu, tetapi penuh dengan perapian yang menjadikan rumah tersebut tetap hangat di musim dingin tiba.

Tidak lama dari kepergian Kakashi, Yamato menyusul seminggu kemudian, sedangkan Nero tidak benar-benar yakin mereka berada di mana.

Di usianya yang kini genap menginjak 20 tahun pada tanggal 10 Oktober—malam ini, tak ada ucapan selamat yang keras seperti biasa.

Mereka berdua seakan benar-benar saling membuat janji, untuk hanya meninggalkan kotak kado ataupun kue tar yang sudah membeku di dalam lemari es.

Setelah itu Nero mengeluarkan kue ulang tahunnya, dan meletakkanya di atas meja, serta lilin dibiarkan menyala.

Nero justru membiarkan lilin tersebut meleleh hingga sedikit membakar krim yang ada di atas kue tersebut.

Di Gifu sendiri mulai memasuki musim gugur, terkadang butiran salju pun turun sebagai peringatan akan memasuki musim dingin yang lebih panjang di wilayah kaki gunung.

Di waktu yang sama, Nero menganggap bahwa kedua ayahnya sedang bertugas dan tak ingin melibatkan dirinya di hari sakral seperti ulang tahunnya. Maka dengan percekcokan panjang, keduanya pun akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri. Namun Nero tidak bisa terus-menerus berpikir hal sederhana ketika dia mendapatkan dua kado yang tak terduga di hari ulang tahunnya.

Satu kotak besar berisikan selongsong peluru, senjata api, serta kunci dengan ukiran aneh—bahkan tak terlihat sebagai kunci pada umumnya—bisa dijadikan untuk membuka pintu kamar ataupun kunci rumah—pahatan kunci itu sungguh unik. Namun ia justru membiarkan semua barang itu tetap berada di tempatnya, sementara baru saja dia menarik sebuah surat dengan isi tulisan tangan berbahasa Italia yang tentunya dia memahami isinya.

Kakashi, 10 Oktober 20xx

Tepat di hari kelahiranmu sebagai seorang Nero Claudius, aku pernah berkata bahwa membiarkan dirimu hidup dengan identitas baru itu bersifat sementara.

Di tengah, aku memikirkan banyak hal untuk membuatmu menjadi pemuda mandiri, dengan layaknya seorang anak laki-laki di dunia ini. Dididik dengan ilmu pengetahuan tentu agar kau mengerti dan bisa berbaur dengan banyak orang. Namun aku menyesal, ketika kenyataan lebih menyakitkan, membawamu ke dalam arus yang sama denganku, menjadikanmu sebagai seorang anak yang tahu akan segala hal mengerikan, serta kau harusnya tidak ada di sana.

Suatu hari saat aku mengamati kau begitu bahagia bersama kami, aku justru sejenak berpikir, bahwa aku adalah pria seperti pada umumnya yang setiap hari bekerja untuk menafkahi anak laki-lakiku agar dia bisa menikmati makanan sehat ataupun belajar dengan tekun, serta memiliki masa depan yang cemerlang.

E N O R M O U S ✔Where stories live. Discover now