Aku dan Chelsea keluar terkahir. Ternyata bis kami telah pergi, aku pulang gimana?
Ada beberapa murid kelas XI diujung, empat orang. Termasuk Rogi.
Aku, Chelsea, Reno, dan Romi dari kelas X."Sialannnn" teriak Chelsea. Reno menjitaknya karena kelakuannya seperti tarzan sedangkan aku dan Romi tertawa puas.
"Harusnya gue duduk di kursi lo" ucap Romi menjiplak kata kata Chelsea pas menuruni tangga.
"Kenapa?" tanyaku mengulang kata kataku pada Chelsea tadi.
"Ingin ditarik" Romi mengatakannya dengan nada mengejek dan nada suara yang ala ala banci.
Chelsea berjalan ke arahnya dan mencubitnya dan tak akan melepaskannya sebelum Romi bilang ampun.
Reno tersenyum melihat kelakuan pacarnya dengan teman dekatnya itu. Sedangkan aku tertawa puas disamping Reno.
Pak Atur berteriak menyuruh kami maauk ke satu angkot warna kuning dengan pintu dibelakang yang entah jurusan mana. Kami naik, Rogi ada di dekat pintu dan aku didepannya disusul teman sekelasnya dibarisannya sedangkan Chelsea dan Reno juga Romi sebaris denganku.
Aku diam walau Chelsea memancingku untuk ikut dalam pembicaraannya tentang drama nanti dikelas. Rogi membisu. Seolah marah padaku. Tapi apa salahku?
Angkot melaju. Suasana sunyi. Ada chat. Dari Rogi. Padahal berhadapan, kok pake Chat
Woy. Napa? Sakit? Kok diem?
Nggak. Kamu yang diem mulu
Oh
Marah kak?
Nggak, cuma dikit cemburu
Maaf.Aku minta maaf wlau secara teknis itu bukan salahku.
Iya. Gue aja yang cemburuan. Bukan salah lo. Jangan minta maaf
Iya
Rogi mengakhiri chatnya. Suara keras terdengar didepan. Sepertinya tabrakan. Semua melihat ke depan. Termasuk aku yang memajukan mukaku ingin melihat. Begitu juga Rogi. Dia kepo rupanya. Tapi ternyata bukan itu tujuannya, dia mengecup pipiku. Aku terkejut dan melihat ke arahnya."Jangan diulang yang pas digedung" bisik Rogi. Aku mengangguk pelan. Aku melihat ke depan kembali tapi tertutup oleh kepala manusia manusia kepo.
Jangan diulang? Hey! Itu bukan salahku.
Caelah, dasar cewek😑
✴✳✴✳✴✳✴✳✴✳
Aku pulang, pastinya kerumah. Pintu rumah terbuka. Nggak biasanya. Aku melepas sepatu lalu masuk. Ada ibu, bapak bapak yang tinggi, dan satu orang yang ku kenal. Nathan.
"Assalamualaikum" ucapku pelan, mereka menjawab dan aku menyalami mereka semua. Termasuk Nathan. Dan terkesan seperti istri pada suami.
"Duduk dulu" ucap Ibu. Aku duduk di kursi yang kosong. Ibu menjelaskan bahwa ia akan menikah awal bulan. Dan ternyata Nathan adalah calon kakak tiriku.
Ibuku dan bapak bapak calon ayahku mengobrol dan Nathan menyimak. Sedangkan aku tak bisa tahan lama ditempatku dan mencoba cari alasan.
"Bu,, ganti baju dulu" ucapku berjalan ke kamarku. Aku ganti baju lalu mencuci mukaku. Lalu tiduran di kasur.
"Kak! Ternyata mamaku nikah sama papanya Nathan" ucapku dalam voice note.
"Ya, gimana lagi" ucap Rogi mengvoice note. Aku mengvideo callnya.
"Aku nggak mau" ucapku sedikit manja
"Entar juga biasa sayang" ucap Rogi tersenyum. Aku mengscreen shootnya. Lumayan, buat walpaper. Sebagai kenang kenangan pertama kalinya dia memanggilku sayang.
"Tapi aku nggak mau sayang ih" ucapku ikut memanggilnya sayang
.
"Mauin sayangku" ucap Rogi. Dia membenarkan rambutnya dan lagi lagi aku screen shoot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izma [ TAMAT ]
Romansa[ tamat ] [ Sedang revisi ulang ] [ Bisa sedih kapan aja ] #8 on tragis (11-12-18) Inilah kisahku, bersama mimpi, masa depan, dan masa lalu yang penuh masa masa indah bersamamu. Penyesalan selalu datang di akhir. Jangan pernah menganggap sesuatu tak...