Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NaruHinaWritten for Hinata_Centric's 365 On Count Ficlet Event
Rewrite : New Page
NOT MINE ANYMORE
***
Naruto mendengkus kesal. Malam pesta kelulusan seharusnya menjadi ajang bersenang-senang, tapi yang dia rasakan hanya lah sebuah perasaan kesal yang membara dalam hatinya.
Cemburu. Iya, Naruto cemburu berat sekarang.
Melihat Hinata yang malam ini berdandan terlalu berbahaya. Dirinya menjadi tidak tenang sekarang. Bahkan nafasnya mulai tidak teratur saking kesalnya.
Bagaimana bisa dia tidak kesal?
Jika dia melihat ke seluruh ruangan, semua mata laki-laki—yang menurutnya brengsek—menatap penuh makna ke arah mantan kekasihnya.
Iya, Hinata memang mantan. Sebuah keputusan yang Naruto sesalkan sepanjang hidupnya.
Dirinya terlalu emosi saat itu, dia bosan. Mencari hal lain yang bisa menghilangkan bosannya terhadap hubungan monoton yang mereka jalani.
Hal lain itu adalah Suha, seorang gadis cantik—Hinata tetap yang tercantik—yang memang dari dulu selalu mendekatinya.
Hinata yang mengetahui itu meminta putus, dirinya yang memang masih merasa bosan melepaskan Hinata tanpa sebuah perjuangan mempertahankan.
Perasaan awalnya setelah putus memang bahagia—tidak sebahagia saat baru berpacaran—tapi, bahagia.
Lalu beberapa hari setelah itu baru ia merasakan yang namanya kehilangan. Bahkan, Suha tidak ia hiraukan lagi. Terserah, yang penting adalah Hinata sekarang, hanya kalimat itu yang berada dipikirannya setelah beberapa hari.
Segala cara sudah ia lakukan untuk mengembalikan Hinata ke pelukannya. "Kau gila?" Hanya itu balasan Hinata saat ia mulai menyinggung soal kata 'balikan'.
Dan melihat Hinata yang mulai dikelilingi oleh laki-laki membuatnya berpikir, apapun yang terjadi, malam ini, Hinata harus menjadi miliknya, lagi.
Naruto mulai melangkah menghampiri Hinata. Semua laki-laki disana secara otomatis menghindar.
"Hinata...." Ucapnya dengan suara berat.
"Ah, Naruto, Ada apa?" Hinata membalasnya dengan tersenyum.
Naruto hampir menjadi tidak waras setelah melihat senyum itu. Senyum itulah yang membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
"Mau berdansa?" Naruto mengulurkan tangannya pada Hinata.
Hinata tersenyum manis, lalu menggeleng. Naruto ditolak, lagi.
"Maaf, aku akan berdansa dengan Rei malam ini."
"Kenapa kau berdansa dengannya? Dia bahkan bukan kekasihmu." Naruto mengernyit, matanya menatap tajam Hinata.
"Ah, dia ingin berdansa tapi tidak ada temannya. Jadi aku temani." Hinata berucap datar.
"Dia ingin menonton film, tapi tidak ada temannya. Jadi aku temani." Naruto ingat dia pernah mengucapkan itu saat Hinata bertanya kenapa dia menonton berdua bersama Suha.
Hinatanya membalikkan ucapannya, dan itu sukses membuatnya kesal.
"Jangan bercanda dengan ku, sayang." Naruto memperpendek jarak antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine Anymore
FanfictionNaruto tidak pernah mengira bahwa melepaskan Hinata di masa lalu akan membuatnya sangat menyesal sekarang. Melihat Hinata dengan cantiknya menuruni tangga-bagaikan seorang putri-membuatnya semakin kesal. Karena pada malam ini, Hinata bukan lagi mi...