Awal Yang Menyenangkan - Bagian 4

16 1 0
                                    

Malamnya Shali sedang mengerjakan tugas Bahasa Inggris yang akan dikumpukan esok hari, tiba-tiba ada pesan line masuk. Yang ternyata bukan dari orang yang Ia harapkan.

"Oh dari group kelasan hufft, kirain Kak Danish ngechat." Ucapku

Dzaki: Eh besok ada tugas ga?

Dzaki: P

Dzaki: P

Dzaki: P

"Kenapa si, Dzaki kalo ngechat tuh gapernah sekali aja, kan berisik udah tau orang lagi ngerjain tugas." Ucapku akhirnya dengan malas ku balas pertanyaan Dzaki

Shalimar: Ada, tugas Bahasa Inggris Dzak.

Dzaki: Yang mana tuh?

Shalimar: Yang halaman 40, disuruh ngeartiin cerita ke Bahasa Indonesia trus suruh cari kalimat yang salah.

Dzaki: Oke deh, makasih Shali

Shalimar: Iyaaa Dzak

Lalu aku melanjut kan pr ku yang tadi sempat terhambat oleh pesan line dari group kelasan. Tapi, tiba-tiba hp ku berbunyi lagi. Yang berarti itu adalah pesan line.

Dzaki: Shalimaaaaar

"Huffft ternyata Dzaki lagi, kirain Kak Danish. Mau ngapain si dia? Engga ada kerjaan apa ya?"

Shalimar: Apaa Dzak?

Dzaki: Lagi ngapain?

Shalimar: Lagi ngerjain tugas, kenapa?

Dzaki: Gapapa Shal, udah si ngerjain tugasnya besok aja. Tapi, besok gue liat punya lo ya hehe.

Shalimar: Enak aja lo liat-liat tugas gue, bayar Dzak di dunia sekarang mana ada yang gratis.

Dzaki: Yailah, lo mau dibayar berapasi? Mau dibayar pake apa?

Shali: Engga kok, bercanda doang gue hahaha

Dzaki: Shal lo balesnya cepet banget deh, engga ada yang ngechat lo ya selain gue? haha

Shali: Enak aja lo! Ada kok, pede banget lo ih jadi orang

Dzaki: Yailah galak banget si Shal

Shali: Emang gue galak. Gasuka?

Dzaki: Engga kok, gue suka lo apa adanya hehe

"Apaansi Dzaki ngalus banget jadi cowok, bukannya dia masih deket sama Billa ya? Hmm coba deh tanya ke anak-anak." Ucapku sambil membuka grup obrolan ku yang hanya berisi Aliza, Jihan, Izzah, Naura, Nadia, Nadila. Sebelumnya aku ragu untuk membalas lagi pesan dari Dzaki dan belum membuka ruang obrolannya karena setahuku Ia dekat dengan Billa. Aku tidak ingin menjadi orang penengah mereka berdua, lagipula aku tau Dzaki adalah tipe cowok yang tidak pernah serius menjalankan suatu hubungan dengan perempuan, Ia masih ingin main-main. Sudah berapa perempuan disekolah ku sudah didekatinya, dari mulai kakak kelas, teman seangkatan, adik kelas dan pasti Dzaki selalu memberikan sesuatu kepada mereka entah bunga ataupun coklat, dan Ia selalu memakai foto perempuan yang sedang di dekatinya di Display Picture di Line entah apa tujuannya. Bayangkan saja, bagaimana perempuan-perempuan itu tidak luluh jika sikap Dzaki seperti itu. Bener tidak? Atau hanya aku saja yang tidak luluh dengan mendapatkan sikap seperti itu dari seorang laki-laki?


Shali: Temen-temen

Shali: Gue mau nanya dong...

Aliza: Nanya apaan Shal?

Jihan: Tanya deh tanya

Naura: Iya nanya aja, nanya tinggal nanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

J a r a k (yang tak terlihat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang