24

558 83 3
                                    

"Hallo Soojung, lama tidak berjumpa ya?".

Soojung yang baru saja terbangun dari tidurnya harus dikejutkan dengan kedatangan pria yang memiliki senyum kotak itu. Apakah kalian tau siapa dia? Tentu saja itu adalah Kim Taehyung. Setelah sekian lama menghilang dari pandangan Soojung, sekarang lelaki itu kembali tanpa rasa bersalah. Memangnya ia fikir Soojung tidak merindukannya?

"Wae? Ingin tetap diam seperti patung? Bukankah seharusnya kau menyambutku? Cih teman macam apa kau itu. Saat sakit saja masih tetap menyebalkan". Taehyung mulai membaca koran yang disediakan oleh pihak rumah sakit dan mengabaikan tatapan mematikan yang diberikan oleh Soojung.

"Yak! Bukankah seharusnya kau meminta maaf?! Setelah sekian lama kau menghilang sekarang kau kembali lagi? Yak! Manusia menyebalkan harusnya kau meminta maaf terlebih dahulu".

"Bukankah pria yang selama ini mendampingimu cukup untuk membuatmu bahagia? Atau sekarang kau berubah fikiran dan memintaku untuk secara terang-terangan bersaing dengan Oh Sehun? Jangan mengelak, aku tau jika kau sangat mengenalku. Haruskah aku menantangnya Taekwondo dan mengubahnya seperti ayam rebus?". Taehyung tersenyum namun bukanlah senyuman tulus yang selama ini ia berikan kepada Soojung. Soojung sudah mengenal Taehyung sejak dulu dan senyuman yang ia berikan saat ini dipenuhi rasa kebencian dan keseriusan. Sekarang apa yang harus ia lakukan?

"Taehyung jangan bercanda, berhenti bersikap kekanakan. Aku sedang tidak ingin bercanda, bisakah kita berbicara serius?".

"Sudah ku bilang, kau sangat mengenalku kan? Apakah saat ini aku terlihat sedang bercanda? Atau kau hanya ingin mencairkan suasana ini? Ingin berbicara dengan lebih serius denganku?"

Berbicara dengan Taehyung di dalam situasi seperti ini tidak akan menguntungkan untuk Soojung. Ia paham betul jika Taehyung bisa saja berbuat nekat dan merealisasikan ucapannya.

"Coba kau fikirkan Jung, bukankah Jungkook saat ini juga tengah menghilang? Ia menghindarimu kan? Lalu bagaimana dengan Chanyeol? Ah, mungkin saja Chanyeol akan melepaskanmu begitu saja karena setelah selama ini aku amati Chanyeol hanya menganggapmu sebagai saudara kan? Lalu bagaimana dengan Jungkook? Aku rasa perasaan Jungkook dan aku sama. Sama-sama mencintaimu dan berusaha menjaga mu selama bertahun-tahun".

"Jung, bukankah selama ini hanya aku yang menjagamu? Bukankah selama ini aku yang selalu melindungimu dari pria-pria yang selama ini mengganggumu? Bukankah aku sudah terbiasa mendapatkan lebam di wajahku karena melindungimu? Bukankah ini tidak adil untukku? Aku rela terluka untukmu, tapi nyatanya saat ini kau mencintai orang lain? Haruskan aku melepaskanmu begitu saja? Haruskah aku mengalah saat ini? Tidak Jung! Aku tidak ingin mengalah!".

Soojung mulai menitikkan air matanya, kenangan yang selama ini ia dapatkan bersama Taehyung terputar begitu saja. Taehyung yang selama ini selalu membantunya. Taehyung yang selama ini selalu menjaganya. Taehyung yang selama ini selalu melindunginya. Taehyung yang selama ini selalu menuruti perkataannya. Taehyung yang selama ini selalu membantunya selama berlatih. Mengapa jalan cintanya begitu rumit? Mengapa Soojung harus memilih dan menyakiti hati pria lain?

"Kau tau betul pria seperti apa aku ini Jung. Pria dari dunia kelam dan keras, pria yang telah dicap sebagai sampah masyarakat. Hanya ketampanan dan kekayaan orangtuaku saja yang membuatku tetap dianggap kehadirannya. Tapi saat masa-masa kelam itu semakin menyelimutiku, kau datang dan memberi secercah harapan. Harapan yang kian lama kian terang dan membawaku kembali. Lalu kau ingin pergi begitu saja? Baiklah lakukan. Lakukan keinginanmu maka aku akan melakukan keinginanku. Aku pergi".

Taehyung pergi meninggalkan Soojung yang saat ini terisak ditempatnya. Bukan, bukan ini yang ia inginkan. Ia tidak menginginkan Taehyung juga meninggalkannya seperti yang dilakukan oleh Jungkook. Bolehkan ia tetap mempertahankan cintanya? Bolehkah ia tetap memilih meskipun telah menghancurkan perasaan orang lain? Soojung ingin berteriak, tak mampu menahan perih dihatinya. Haruskah ia terus menerus kehilangan orang-orang yang disayanginya?

***

Langit mulai berganti menjadi hitam pekat tanpa bintang seolah menertawakan Taehyung yang baru saja kehilangan cintanya. Kewarasannya saat ini tengah diambang batas, ia tidak bisa menjamin jika dalam beberapa menit kedepan ia akan kembali menjadi dirinya. Dirinya yang diselimuti kabut hitam yang menyesakkan dirinya hingga rasanya ia ingin mati saja. Haruskah ia kembali pada masa-masa kelamnya? Haruskah ia menyerah dengan segala perjuangannya untuk mencapai titik ini?

Persetan dengan segala kenangan manis yang selama ini telah ia buat bersama Soojung. Mungkin saat ini ia benar-benar harus belajar hidup tanpa Soojung. Kembali menjadi pria berandalan yang dibenci oleh semua orang. Persetan dengan kehidupan malam yang kelam, kali ini ia akan kembali menghancurkan kehidupannya, jauh lebih hancur daripada sebelumnya.

"Jadi Kim Taehyung, apakah kau akan tetap mengikuti perlombaan malam ini?".

Taehyung  menyunggingkan senyumannya dan mengacungkan jempolnya tanda jika ia menyetujui perlombaan ini.

"Tunggu, bukankah itu Kim Taehyung? Apa yang ia lakukan disini?".

***

"Soojung? Bisakah kita berbicara sebentar?"

Soojung mendongakkan kepalanya untuk menatap lawan bicaranya. Tunggu bukankah itu Joy? Apakah saat ini ia sedang bermimpi?

"Diam mu aku anggap persetujuan untuk berbicara denganmu. Maaf untuk kakimu". Joy duduk disebelah Soojung yang saat ini tengah berada di taman. Belum ada jawaban dari Soojung, ia hanya menatap Joy tak percaya.

"Wae? Kau tidak percaya jika ini adalah aku? Baiklah itu bukanlah kesalahanmu. Aku datang kesini benar-benar untuk meminta maaf kepadamu. Maaf karena selama ini menjauhimu, maaf karena telah menghancurkan kakimu, maaf karena terus menerus menyalahkanmu". Joy menatap Soojung dengan begitu tulus, tak ada sekalipun tatapan mematikan yang selama ini selalu ia dapatkan dari Joy.

"Joy, benarkan ini dirimu? Tapi mengapa kau meminta maaf padaku? Bukankah ini adalah kesalahanku?".

"Tidak, ini bukanlah kesalahanmu. Ini adalah kesalahanku, kesalahanku yang tidak bisa menerima kekalahan darimu. Aku menyadari jika karena kebodohanku aku harus menjadi jahat selama bertahun-tahun. Saat ini aku tidak ingin jika kebodohanku kembali menghancurkan ku. Bagaimana? Mau memaafkanku tidak?".

Joy tersenyum dan mengulurkan tangannya menunggu respon dari Soojung. Lagi dan lagi untuk hari ini Soojung kembali menitikkan air matanya.

"Baiklah, aku juga ingin meminta maaf padamu. Maaf atas ketidakpekaanku selama ini. Maaf karena memilih berhenti untuk meminta maaf padamu. Maaf karena telah menjadi teman yang buruk".

Soojung menyambut uluran tangan dari Joy dan tersenyum menatap Joy. Bolehkan Soojung bersyukur karena satu dari banyak masalah yang saat ini tengah menerpanya telah terselesaikan?

"Ayo kita berteman lagi Joy! Ayo kita buka lembaran baru".

"Baiklah-baiklah kita akan mulai menyusun rencana liburan bersama. Tapi sebelumnya kau harus memastikan keadaanmu telah sehat lagi. Selama kau sakit maka aku akan membantu merawatmu. Rumahmu masih di tempat yang sama kan?".

"Ne! Aku akan segera sembuh jadi kau harus menepati janjimu ya?!".

***

Setelah  sekian lama hiatus dan lebih memilih sebagai pembaca saja akhirnya aku kembali. Yaps ini kembali yang benar-benar terlambat. Mungkin sebagian dari kalian sudah kehilangan feel dengan cerita ini. Karena jujur aja aku juga udah males banget untuk melanjutkan cerita ini. Alasan paling mendasar karena aku saat ini  tengah menjalani kehidupan sebagai mahasiswi semester akhir yang sedang berjuang dengan skripsi. Revisi dan revisi yang saat ini sedang aku hadapi membuat aku malas banget bertemu dengan laptop. Tapi, aku kembali membaca ulasan yang telah kalian tinggalkan. Aku gak mau menggantungkan para pembacaku dan sampai saat ini masih saja ada beberapa pembaca yang memasukkan cerita aku ke list bacaannya:"). So, aku akan secara bertahap melanjutkan cerita ini. Jadi, aku mau mengucapkan terimakasih pada kalian yang selalu menunggu cerita ini.


Bandar Lampung, 4 Oktober 2018.

Taekwondo LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang