BAB 8

2K 108 0
                                    

Cinta hanya menduga akhirnya terluka,memupuk kekecewaan dan prasangka yang tak nyata.

Dengan rasa yang berkecamuk di dada saat ini,Nugra hanya mampu berusaha sekeras mungkin membalikkan rasa nyaman antara dirinya dan Nafisa.

Kepala Nugra terasa berat,memikirkan hubungannya dengan Nafisa semakin rumit.dengan wajah lesu Nugra menyambar hpnya yang berkedap kedip.segera Nugra menjawab telpon dari Rio.

"ya yo...ada apa?"

"gak cuma mau mastiin perkembangan cintamu sama kakak iparmu gimana..?apa udah ada perubahan yang siknifikan bro? "ledek Rio menyebalkan.

"apanya yang berkembang kalo dia menganggap dirinya gak lebih dari mbak ipar,dia pikir cinta itu gak ada untuk dia,dia hanya mbak ipar gak lebih dari itu yo..!dia selalu menekankan itu keaku"Nugra semakin frustasi jika memikirkan Nafisa.

Di balik pintu tubuh Nafisa menegang dan air mata kembali luruh dari kelopaknya, dengan rasa sesak Nafisa meremas dadanya dan kembali mengulang kalimat yang dia dengar hanya sepenggal.sembari menjauh pintu kamar Nugra

"yah.. Aku hanya mbak ipar dimatanya, gak lebih dari itu.untuk apa aku berharap sesuatu yang gak pernah ada untukku..!

Saat ini rasanya air mata Nafisa telah kering untuk menangisi cintanya yang hanya fana.Mulai saat ini Nafisa kembali membentengi hatinya untuk tidak terjebak pesona Nugra.

Ia usap air matanya,dengan air dan setelah itu keluar dari kamar menuju ruang santai.Nafisa bersikap seolah-olah takpernah terjadi sesuatu dengan hatinya.

Usai telpon Nugrapun keluar
Terlihat dari rongga pintu Nafisa sedang duduk santai menikmati waktu sorenya dengan menikmati cemilan kesukaannya yaitu peyek daun bayam.

Dengan langkah santai Nugra berjalan sembari menahan debaran di dadanya.

"ehm.." batuk kode yang Nugra berikan mampu menolehkan wajah Nafisa,dengan mimik wajah yang sedikit dipaksa Nafisa melirik.

"Nonton apa?"pertanyaan garing yang Nugra ucapkan membuat Nafisa melirik heran.

"kamu bisa lihat...itu berita gempa?"jawabnya males

"oo..kamu masih marah sama mas?"tanya Nugra hati-hati dengan sedikit mencondongkan wajahnya kearah Nafisa.

"mas minta maaf atas kejadian semalam,mas ingin jelasin semuanya sekarang"

"mau jelasin apa lagi mas..?semuanya sudah jelas...hubungan kita hanya sebatas kakak dan adik ip... "belum selesai Nafisa berucap Nugra dengan lembut meremas tangan Nafisa,yang lanfsung membuat  hati Nafisa mendingin seperti bongkahan es

Dengan wajah datar Nafisa nenatap Nugra dan tatapan itu beralih ketangannya yang berada dalam genggaman Nugra

"dengarkan mas Naf,mas mohon!"pintanya sungguh-sungguh.

Dengan satu kali tarikan nafas Nafisa menjawab"baik lah,aku akan dengarkan"

Mendengar jawaban Nafisa,Nugra dengan semangat meluapkan rasa yang mengganjal  dihatinya.

"mengenai ucapan mas semalam itu benar adanya.mas mencintaimu,jauh sebelum kamu menjadi kakak iparku,percaya atau tidak itulah faktanya"ucap Nugra sungguh-sungguh

ucapan Nugra bukan membuat hatinya senang tapi sebaliknya.ucapan itu semakin menghunus di relung hati. Nafisa hanya tersenyum tipis serat dengan kegetiran.kemudian melontarkan kalimat pedas untuk nugra.

"jika kamu mencintaiku,apa arti perlakuanmu selama ini terhadapku mas.perlakuanmu jauh dari kata cinta.dan itu membuat rasa cinta itu mati.dan jauh sebelum kamu menyebut ini cinta,aku sudah tau jawabannya"ucap Nafisa tegas

RELUNG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang