6. Pak Bencana Alam [Edisi Ghibah]

529 52 42
                                    

[ Gue adem panas nulis part ini, takut orangnya murka. Keep reading, tirulah yang bagus. Yang jelek buang aja]






































































 Yang jelek buang aja]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Gue heran.

Kenapa mereka manggil satu guru dengan sebutan bencana alam.

Padahal, di belakangnya tuh nama nggak ada kalimat Banjir, Tsunami, Badai, Gempa, atau semacamnya. Kedatangan dia ke kelas juga nggak bikin atap roboh, atau tembok retak. Malah biasa aja.

Tapi kenapa? Banyak yang ngeberi gelar dia Pak Bencana Alam.

Nama asli dia Gunanto. Sarjana ilmu Matematika tingkat tinggi. Sangking tingginya sampai langit ke tujuh pun tembus. Badannya gede, putih, dan lumayan beringas. Tegas pula orangnya. Beda sama kayak wali kelas kita yang giginya ijo. Pak Gunanto ini giginya putih, berseri-seri kayak wajahnya Mei - mei di Upin Ipin.

Menurut apa yang dia ceritakan. Dia punya satu istri, kacamataan, manis cantik sih katanya. Namanya juga suami. Mana ada yang bakal ngejelekin istri. Sekalipun istrinya model Nurani pun tetep dianggep cantik. Ntar kalo dianggep jelek kan berabe, bisa kelar masalah ke pengadilan.

Anaknya dua, yang satu perempuan. Sekarang lagi kuliah di UGM. Yang satu laki, masih kecil.

Dulu, pas waktu anaknya liburan ke Bali. Katanya diberi uang saku 10 juta. Yah lo bayangin aja. 10 juta koper lu udah penuh. Mau beli apa di Bali. Turis jemur-jemur yang cuma pakai Bra ama celana dalam doang yang mau lu beli. Gue aja 500 rebu ada berasa cukup buat ke Bali.

Lah tuh anak malah 10 juta.

Mau sekalian pantai Pandawa lu beli juga. Gue sih nggak habis pikir ya? Nih guru mau sombong atau emang mau nunjukin ke kita kalau dia sayang anak. Tapi! Sesayang-sayangnya bapak gue ke gue. Ya masih mikir-mikir. Masak 10 juta mau dibuat gue semua.

Yang ada pulang gue digetok pakek palu.

Tentang Pak Gun, dia ini guru yang paling rajin masuk kelas. Tapi, kita ogah banget kalo dia masuk. Pinginnya dia masuk ke jurang, terus patah tulang biar nggak masuk. Atau nggak biar langsung masuk aja ke kuburan.

Astaughfirullah.

Dosa nistain guru sendiri.

Tapi kalo dipikir-pikir lagi, ya alhamdullilah sih. Sisi lainnya, guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Masak di do'ain masuk kuburan sih. Entah lah! Kok kayaknya kita yang lama-lama salah.

Kelas ArchimedesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang