Adeknya Om Kai pov
Aduh aku malu. Sumpah. Enggak tahu aku kemarin kesambet setan darimana. Atau masih ngelindur, ngigau atau halusinasi tingkat dewa. Pokoknya aku beneran malu. Gak mau ketemu ama siapa-siapa.
Habisnya setelah pernyataanku kemarin si Roiko jadi mau nabrak pohon toge. Lha aku kan jadi merasa bersalah menyebabkan dia gak konsentrasi gitu nyetir mobilnya.
Terus sampai rumah dia langsung nemuin papi, bicara 4 mata. Tak kirain kan ya beneran nikah dicepetin. Tapi yang ada hasilnya aku kena omelan mami.
"Kamu itu malu-maluin mami nih lo Nom. Jadi cewek itu yang jual mahal dong. Masa minta nikah dicepetin?"
"Mami ama bundanya Kai itu kan lagi merancang pernikahan yang indah
Yang bakalan kamu inget sampai akhir hayat. Ini malah minta nikah dicepetin. Udah deh gak boleh. Dan mulai detik ini kamu mami pingit. Nanti minta yang aneh-aneh lagi. Kasian Kai nya..""Mami tahu kamu udah kebelet kan? Ngaku hayo..ehm Mami juga gak nolak juga kalau jadi kamu. Si Kai kayak si Chanyeol exo itu kan?
Matanya yang bulat pasti pingin kamu segera buka ehm...heehehehe ya itulah pokoknya..."
Aiihh aku frustasi kalau inget omongan mami kemarin. Terus udah gitu aku gak dibolehin nemuin si Kai lagi. Ampe saat ini. Aku gak boleh kemana-mana sama mami. Padahal kan toko ku juga banyak pesanan.
Ya sudah daripada buat mami jadi darah tinggi akhirnya aku menikmati di rumah saja. Toh aku perlu istirahat beneran. Sejak kemarin belum bisa tidur.
Suara dering ponsel membuat aku menggeliat dari atas kasur. Tadi udah wa si Erin suruh jaga toko sendiri. Kasian sih tapi gimana lagi.
Aku meraih ponsel yang ada di atas nakas lalu langsung menjawab panggilan telepon."Halo.."
"Adek.. "
Eh. Aku langsung menatap layar ponselku. Nama Roiko memang terpampang di sana.
"Apa?"
Kembali aku menguap dan memeluk guling.
"Adek bukain jendela kamarnya dong. Aku udah di depan jendela nih."
Astogeh. Itu anak. Aku langsung beranjak bangun dan kini menatap tirai yang masih tertutup. Segera aku turun dari atas kasur dan membuka tirainya. Dan benar saja Si Roiko udah ada di depan jendela. Dia ini benar-benar deh..
Roiko udah menyeringai lebar sambil membawa satu buket sukulen. Lah kok sukulen lagi?
"Bukain.."
Dia memberikan isyarat agar aku membuka jendela. Kan kamarku ini tepat di samping taman samping rumah. Terus jendelanya yang gede dan bisa di buka itu loh. Dulu aja aku suka sering kabur kalau mami lagi ngomel-ngomel.
Aku segera membuka jendela lalu melebarkannya.
"Kamu ngapain ke sini?"
"Kangen sama adeknya."
Duh demi samyang yang pedes. Dia ini..
"Ntar mami tahu loh. Aku lagi dipingit soalnya.."
Kai menyeringai lebar. Lalu kepalanya masuk ke celah jendela yang udah aku buka.
"Tenang. Ada Kenzo di teras. Dia yang jagain."
Owh pantesan. Emang si Kenzo ini ya..
"Masuk ya dek?"
Tanpa menunggu jawabanku. Dia menyelempit duh bahasaku lah. Biarin. Abisnya emang beneran gitu. Si Kai masuk gitu aja ke dalam kamar. Dia lalu memberikan buket sukulennya kepadaku.
"Buat istriku tersayang."
"Halu lo. "
Aku memberengut tapi menerima bunga itu.
"Aaahhh adeknya gitu deh. Kemarin kan yang pingin dicepetin. Sekarang pura-pura gak mau?" Dia memainkan alisnya naik turun. Tuh kan dia kepedean. Dikira akunya emang pingin nikah beneran ama dia. Kemarin itu kan aku tersedak..
"Jangan geer deh kamu. Aku kan kemarin.. "
Tapi Kairo malah kini melangkah ke arah kasur dan duduk di sana.
"Udah deh dek. Gak Usah malu-malu. Aku tahu kok isi hati kamu. Aslinya kamu itu ngebet nikah ama aku kan?"
Haiiisshh. Dia kok pede banget sih?
"Apaan sih? Kemarin kan aku bilang kalau pingin kelihatan tua jadi kita cepetan nikah. Ini malah.."
Tapi Kairo malah udah tertawa dan dengan sikap tengilnya memainkan alisnya. Lalu berpose seperti foto model yang sedang di foto.
"Dek aku cakep kan ya, jadi kamu suka kan ama Aku?"
Aiihh....
"Kemarin mami kamu aja bilang kalau aku persis si ...ah siapa sih pake yol gitu..ah pokoknya itu. Jadi kamu ngebet nikah sama Aku.. "
Aku gelesotan beneran ini di atas lantai kalau kayak gini. Mami sama menantunya kok klop deh.
"Udah deh Om mesum. Ngapain pagi-pagi ke sini? Masih ngantuk nih."
Aku kini duduk di tepi kasur berseberangan dengan Kairo. Dia lalu seperti teringat. Dan mengambil sesuatu dari saku jaketnya.
"Ke sini mau kasih ini. Undangan kita udah jadi.."
Dia mengulurkan sebuah kertas berwarna ijo toska. Harum lagi. Tapi tulisan di depannya langsung seketika membuat hipertensi.
"Ini apaan kok wedding Kai dan dedek?"
Aku menunjuk tulisan itu. Dan Kairo langsung menyeringai.
"Ya kan manis ya gitu dedek..."
Aku kembali menatap dia dengan galak.
"Emangnya namaku dedek?"
Kairo tambah tersenyum lebar.
"Iya. Kan dedeknya Mas Kairo..."
Haiiisshh mending langsung kawin aja bisa gak sih? Gak usah ribet ama ritual undangan gini segala? Aku mumeeett pemirsa..
Bersambung
Ahai dedek Mi setereeeesss ya...
Eh udah up dua kali ini votement yang banyak ya
KAMU SEDANG MEMBACA
17 YEARS OLD?
HumorEntah aku harus merasa bersyukur atau mengeluh. Aku Naomi Saraswati, seorang wanita dewasa yang sudah berusia 29 tahu, diambang 30 tahun. Masih single, dan mempunyai toko bunga yang cantik. Aku memang orang yang romantis, karena hobiku dengan bunga...