Sepasang suami istri duduk dengan gelisah didalam ruangan rumah sakit bersalin. Sang istri duduk sambil meremas jari-jarinya, sedang sang suami mengusap punggung istrinya memberi kekuatan.
Sudah 2 jam yang lalu, sejak Kania - dokter kandungan sekaligus sahabatnya meninggalkan ruangan belum juga kembali. Ketakutan akan terjadi sesuatu yang buruk turut menghampiri benaknya.
Sungguh, wanita itu tidak bisa duduk tenang saat wanita itu sedang bertaruh nyawa didalam sana. Ia tahu rasanya, ia tahu bagaimana kesulitan yang dihadapi selama proses persalinan.
Tidak, ia tidak boleh hanya berdiam diri disini. Ia harus memastikan bahwa wanita didalam sana tidak mengalami kesulitan.
Wanita berwajah cantik itu berdiri, sontak sang suami juga ikut berdiri.
"Mau kemana sayang?" suaminya bertanya pelan, ia bisa melihat kegelisahan diwajah cantik istrinya dan ia mengerti apa yang membuatnya seperti itu.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa dia tidak mengalami kesulitan Dale." sang istri menatap wajah suaminya sendu.
"Tidak sayang, kau baru saja sembuh. Aku tidak mau kau kelelahan" Dale merangkum wajah sang istri. "Tunggulah, aku yakin sebentar lagi Kania pasti akan kembali" ucapnya meyakinkan.
Istrinya - Emily mengangguk, mengiyakan ucapan sang suami. Meskipun dalam hati, pikirannya masih tertuju pada wanita itu. Sebenarnya ini juga salahnya, andai ia tidak mempunyai keinginan untuk memiliki anak lagi, ia tidak akan duduk disini dengan perasaan gelisah.
Mendengar pintu terbuka, sontak pasangan suami istri itu menoleh. Matanya menangkap senyum lebar sahabatnya. Emily yang sudah mengerti menghela napas lega dan berhambur kepelukan Kania.
Air mata menetes dikedua matanya, berkali-kali ia bergumam kata terima kasih. Meski sebenarnya yang harus mendapat banyak terima kasih adalah wanita yang mau memberikan anaknya untuknya.
Sebanyak apapun rasa terima kasih yang akan Emily ucapkan, mungkin itu tidak akan pernah cukup untuk semua pengorbanan yang dilakukan wanita hebat itu.
Dale yang sungguh menyayangi istrinya, juga ikut tersenyum. Senyum lega, karena telah berhasil membuat senyum lebar terlukis diwajah cantiknya.
Sesuai janjinya, ia akan memberikan apapun demi mendapatkan senyuman itu. Meski dengan cara yang baik ataupun tidak.
Kebahagian yang dipenuhi dengan tangis haru mengisi kediaman Gritson. Setelah mendapat kabar bahwa bayi yang mereka tunggu lahir dengan selamat, Dale beserta istrinya langsung membawa bayi mungil itu kerumah.
Semua anggota keluarga yang memiliki nama Gritson berkumpul, merayakan kedatangan bayi cantik yang saat ini tengah terlelap didekapan Emily. Sebuah pesta kecil-kecilan pun di adakan secara mendadak. Meski hanya sebuah makan malam, namun ada banyak kehangatan yang tercipta ditengah-tengah mereka.
Berbeda dengan tangis haru yang terjadi disana, ditempat lain seorang gadis tidak lebih tepatnya wanita yang baru saja melahirkan meringkuk. Menangis di atas brankar rumah sakit.
Setelah mendapat kabar bahwa sang bayi tidak dapat diselamatkan, apa yang bisa ia lakukan. Ia tidak lagi punya alasan untuk melanjutkan hidupnya. Anak yang selama ini ditunggunya sudah tidak ada lagi, buah cinta dengan sang kekasih yang dicintainya lebih memilih pergi daripada hidup susah dengan dirinya.
Itu juga yang menjadi alasan satu-satunya keluarga sang kekasih akan merestui hubungan mereka jika bayi itu benar cucu mereka.
Tapi apa daya, ketika saat ini ia tidak bisa mendekap anaknya serta menunjukkan pada keluarga kekasihnya bahwa bayi itu memang benar-benar buah cinta mereka.
Floria menangis, apalagi yang ia inginkan ketika dua orang yang sangat ia sayangi tidak ada dihadapannya. Anak yang meninggal serta kekasih yang mungkin saja telah dilarang orang tuanya untuk menemui dirinya.
Floria bergelung dibawah selimut, meringkuk layaknya bayi dengan air mata yang tidak berhenti menetes menemani kesendiriannya menelan kepahitan hidupnya. Hanya satu harapannya, kekecewaan dalam dirinya akan pergi bersama dengan mimpi-mimpinya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD LAWYER [Sudah Terbit]
RomancePLAGIAT DILARANG MENDEKAT...!!! Floria Mithcell 27th Dia adalah seorang wanita berkebangsaan Inggris lebih memilih meninggalkan negaranya hanya untuk mendapatkan kedamaian. Meski dia hanya menjadi pengajar disalah satu sekolah kindegarteen, namun hi...