"Aku tidak tau lagi caranya bagaimana, yang terpenting. Aku bisa melihatmu lagi"•••
Beberapa menit kemudian, akhirnya Safira sampai di rumah Rani.
TOK!! TOKK!! TOK !!TOK!!
suara pintu yang sedang diketuk."Assalammualaikum!!" teraik Safira dari luar
"Bi, itu siapa sih?" tanya ibu Rani
"Tidak tahu, apa saya boleh mmebukannya nyonya?" tanya bibi tersebut
"Tidak, biar saya saja!" jawab ibu Rani dengan tegas
"Baik, nyonya" ucap bibi
Tapp..Tap..tap
Ceklek..
"Waalaikumsalam, Rani??!! Ehh, kau apakan anak saya anak kecil!!" bentak ibu Rani yang spontan melihat Rani yang sangat lemas dan langsung menariknya.
"Pasti kamu kan? Yang buat anak saya sakit begini?? Hah! Jawabb!" bentak ibunya Rani yang tidak bisa menahan amarahnya
"S-sudah bu jan-ngan omelin F-fira, fira tidak salah kok bu" ucap Rani Terbata bata
"Pokonya ibu gak peduli! Yang jelas dia yang membuat mu sakit!" bentak ibunya Rani lagi
"Astaghfirullah, bukan saya bu. Tadi si Rani..."
"Sudah cukup!! Pergi kamu dari sini! Jangan harap kau bisa main lagi bersama Rani!" bentak ibunya Rani yang menyela perkataan Fira
"Firr..Firr!!" teriak Rani
BRAKK!
Suara pintu yang ditutup dengan cepat."Tantee, tolong maafin sayaa. Tolong maa-fin s-saya tanteee. Hikss..hikss..hiks" ucap Safira yang teriak di luar pintu Rani sambi memukul pintu tersebut.
Akhirnya, Safira merasa tidak berdaya dan dia tidak bisa lepas dari masalah yang selalu ia hadapi di dunia ini.
"Heh Rani, ingat ya. Pokoknya kamu tidak boleh main lagi dengan orang yang tadi!" bentak ibu Rani
"Me-memangnya kenapa si bu! Hiks..hikss.." bentak Rani kembali sambil mengeluarkan air matanya yang sangat berharga.
"Pokoknya ibu tidak mau kamu main lagi dengan dia!!. Kalau kamu tidak mau, ada 2 pilihan apa kamu mau tetap sekolah disitu atau kamu, ibu pindahkan ke luar negeri??!" tanya ibu yang tidak bisa mengontrol emosinya
"Hiks.. Hikss tolong jangan pindahkan Rani buu.. Rani mohonnn.." desak Rani
"Bu kasian bu, non Rani dibentak. Jangan dibentak bu.." ucap bibi diba tiba yang tidak tega melihatnya.
"Sudah!. Kau jangan ikut campurr. Selesaikanlah tugasmu di dapur!" bentak ibu Rani
"B-baik ny-nyonya" ucap bibi terbata-bata.
Sedangkan Ibunya Rani, ia terus menekan lengan Rani sambil membentak Rani tersebut.
"Ampunn bu, Ampunn.. Hikss..hikss" ucap Rani yang terus mengeluarkan air matanya.
"Ok, ibu akan mengampuni kamu. Tapi ada satu syarat!" bentak ibu tersebut.
"A-apa b-buu. Hikss..hiks" jawab Rani
"Kau harus memilih. Tetap disini tapi menjauh dari orang tadi. Atau pindah!" bentak ibu
Rani sebenarnya sulit untuk memilih apa yang benar agar ia selalu bisa bertemu Safira. Namun, Rani hanya bisa terus menangis karena ibunya yang terlalu sensitif padanya.
***
Ketika dirumah Safira, hanya ada seorang ibu yang sangat menghawatirkan Fira dan cemas, karena Safira belum balik ke rumah.
"Ya Allah. Safira kemana inii?? Aduhh, ya Allah. Semoga tidak terjadi apa-apa" ucap ibu Safira sambil memondar mandir di depan pintu rumahnya.
Beberapa menit kemudian, mataharipun mulai menterbenamkan hingga menjadi malam yang sangat dingin di daerah kota tersebut.
"Hikss..hikss. ya Allah, apalah dayaku. Padahal aku sama sekali tidak melakukan itu ya Allah.." ucap Safira yang berbicara sendiri sambil berjalan menuju rumahnya.
"K-kok din-dingin sek-sekali. Aduh, palaku kok pusing ya. Aduhh!!"
BRUKK!!!
Tak lama kemudian, pandangan satpam pun tertuju pada suara tersebut dan melihat ada seorang anak yang terjatuh tiba-tiba.
"Hei, coba liat! Anak kecil jatuh di tengah jalan. Ayo cepat, bawa kerumah sakit!!" ucap satpam yang ada di pos tersebut
"Ayoo!!"
Di rumah Safira...
"Kringgg!!! Kringg!!! Kringgg!!"
"Ah, itu ada panggilan!" seru ibu Fira
"Halo Assalammualaikum?"
"Waalaikumsalam. Apa ibu adalah orang tua dari anak yang bernama Safira?"
"Emm, i-iya pak? Memangnya Safira kenapa ya pak?"
"Safira sedang mengalami kritis, bu"
"Hah??? Apaa!!"
•••
-TBC
Senin, 30 Maret 2020
Meski anda silent reader jangan lupa untuk selalu hargailah karya orang apapun itu bentuknya, terima kasih.
Serius nanya, Ini cerita masih mau dilanjutin lagi gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Patience [HIATUS]
Teen Fiction"Gue tahu gue emang gak sekaya kalian, gue emang gak semewah kalian, gue emang gak seharmonis kalian. Tapi, gue bersyukur kok dengan apa yang gue jalanin. Karena inilah hidup gue" - Lea Lea adalah seorang remaja yang tidak terlalu kaya namun dia mam...