Bagian 3

100 25 103
                                    

Haii
Selamat membaca:)

🌻

Abi yang awalnya pasrah lama-kelamaan protes juga karena tangannya sekarang sedikit terasa sakit, "aduh, jangan tarik-tarik gua bukan kambing! Sakit ini tangan gue!"

"Nanggung kak. Aku udah telat, kalo nggak ditarik nanti jalannya dilama-lamain," Eyri membela diri sambil terus menarik tangan Abi dan menyeretnya. "Oh iya, kelas aku dimana sih, kak, kok nggak nyampe-nyampe, ini udah hampir diujung."

Abi melototkan matanya lebar-lebar, niatnya ingin menyeramkan tapi malah terkesan lucu tak ada seram-seramnya, "gue kira elo narik sampe segininya banget karena udah tau letak kelasnya dimana!" Omelnya sebal sekali.
"X MIA 1, ada di paling ujung, lurus aja bentar lagi nyampe. Sekarang bisa lepasin tangan gue gak? Segitunya pengen gandengan sama gue sampe nggak mau dilepasin?"

"Idih! Nggak usah kepedean juga keles!" jawabnya yang langsung melepaskan tangan Abi dengan kuat.

Setelahnya, Eyri melewati deretan kelas sepuluh  dengan langkah terburu-buru, sedangkan Abi mengikuti dibelakangnya dengan langkah santai.

Saat kakinya sampai di depan pintu kelas X MIA 1. Eyri menghela nafas menenangkan diri, kemudian menoleh ke arah Abi yang masih berjalan dengan santuynya.

"Kak, aku kok takut masuk ya? Didalam ribut banget, apa mereka udah perkenalan?" kekhawatiran Eyri hanya dibalas gedikan bahu oleh Abi.

Eyri mengeram kesal, sangat sangat kesal, tapi sebisa mungkin ditahannya.

Abi yang paham tersenyum tipis lalu barulah membalas pertanyaan gadis itu dengan benar, "Ngak bakalan, udah sana masuk. Kalo masih terusan disini telatnya nambah lama nanti, kalo pun dihukum nanti hukuman bisa makin berat, emang mau?"

Dengan cepat Eyri mengeleng. "Enggak mau, enak aja! Cukup tadi, sekarang jangan lagi!" Dengan modal memberanikan diri, Eyri masuk ke dalam kelas sembari tak henti-hentinya terus berdoa.

Abi tersenyum menangapi, saat matanya tak sengaja melihat ikatan tali sepatu Eyri yang sudah terlepas, ia melotot dan hampir saja berteriak untuk menahan.

Tetapi Eyri sudah mengetuk dan berjalan memasuki kelas sambil mengucapkan salam.
"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Masuk nak, bentar lagi kelasnya udah di~,

*GEDEBUKKK*

"AWWW SAKITTT!" teriak kesakitan dari Eyri sangat kuat terdengar. Ternyata gadis itu tersandung tali sepatunya sendiri, dan dapat dibayangkan betapa tidak elitnya cara ia terjatuh. Dengan lutut dan dahi yang menyentuh dinginnya keramik kelas serta tangan yang terkilir karena ingin menahan lututnya tapi tidak tertahan.

Abi yang melihat dengan jelas meringis menahan sakit, "udah gue duga sih bakalan kayak gini, sakit banget pasti."

Kelas yang awalnya riuh mendadak hening sehening-heningnya.

Hingga...

"HUAHAHAHAHAHHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHHAHAHAHAHHAHAHH."

Tawa mengelegar terdengar saling sahut mentertawakan gadis yang sedang terjatuh itu. Ada yang cekikikan biasa, ada yang memukul meja heboh, ada juga yang memukul-mukul teman disampingnya, bahkan sampai terjatuh dari kursi pun ada, "Ampun, nggak kuat, Ngakak," sambil menangkat tangan tanda menyerah dengan mata yang sudah berair.

Prince? And Princess. -> Slow Update.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang