Aku adalah mahasiswi yang mati dibunuh dalam keadaan hamil. Mayatku membusuk. Tak terkubur secara layak, hanya ditimbun di sudut kebun, dibiarkan koyak tak terlacak.
Totalitas betul aku malam ini. Tak hanya dandan seperti setan. Premis di balik kostum pun kusiapkan.
Tapi gara-gara sibuk dengan masker bengkoang yang kurang maksimal, aku jadi ditinggal teman-teman.
Alhasil, di sinilah aku sendirian. Berjalan dari jalanan sepi di daerah Kukusan, memasuki pintu belakang Universitas Indonesia yang kalau malam ngerinya ampun-ampunan. Kanan kiri kebun lebat, lampu remang-remang. Ya ampun bulu kudukku!
Aku—dengan wajah seputih mayat, rambut sepunggung yang tak terawat, daster kusam dengan semburan darah di bagian perut, darah palsu mengaliri kaki, dan membawa boneka bayi menyeramkan—menunggu bis kuning yang akan mengantarku menuju Danau Kenanga. Pesta Halloween akan diadakan di sana. Maka dari itu, aku harus naik shuttle dulu dari halte Fakultas Teknik.
Tapi sudah 30 menit kutunggu, bus tak muncul. Padahal, pestanya pasti sudah dimulai.
"Mau ke danau, ya?"
Seseorang bertanya di belakangku. Perempuan. Suaranya halus tapi samar. Seperti jauh tapi dekat, dekat tapi jauh.
Aku ingin menoleh ke belakang, tapi dia menyentuh bahuku. Tangannya dingin, disentuh sebentar aku menggigil. "Kutemani ke sana, ya," katanya.
Nalarku mulai tak beres. Aku ingin percaya dia adalah manusia, mahasiswa yang juga telat datang seperti aku. Tapi, dari dingin sentuhannya, suram suaranya ....
"Sudah malam, bis kuning nggak akan lewat." Dia bersuara lagi dengan tangan yang akhirnya turun dari bahuku.
Aku menghela napas. Boneka bayi yang ada di tanganku kupeluk. Lalu kuberanikan diri menggumam pelan, "Oh iya, aku lupa ini kan udah tengah malam."
Dia diam. Sementara aku bersumpah-serapah karena ketakutan. Sialnya, kenapa malam ini sepi sekali?
Aku menguatkan diri. Tak lupa berdoa dalam hati.
"Aku antar, ya."
Kampret, dia bersuara lagi!
"Walau nggak aku antar, kamu tetap harus mampir."
Mampir katanya?
Sumpah aku tak tahan, aku harus tahu siapa pemilik suara itu. Kalau temanku yang usil, kubunuh dia sekarang juga. Tapi kalau dia hantu, aku lari sekuat tenaga.
Secepat kilat aku berbalik!
Mataku membulat seketika. Boneka bayi yang kudekap kulempar ke sembarang arah.
Aku menyerupainya!
Dia menyerupaiku, dan dia menatapku sambil tersenyum sendu!
Aku lari tunggang-langgang sambil menggaruk wajah, berusaha menghapus riasan. Inginnya pulang, tapi aku malah berlari ke arah danau dan sosok itu terdengar ikut menyeret langkah di belakangku. Lama-lama, bayi yang dia dekap menangis. Melengking menyakiti telinga.
Aku berteriak minta tolong. Jatuh berkali-kali, sampai lupa caranya menyelesaikan doa.
"Pergi sana!" Aku berteriak.
Hingga akhirnya, aku tiba di danau.
Aku menoleh ke segala penjuru. Danau Kenanga begitu ramai, tapi tidak ada yang mendengar dan melihat ke arahku. Dia mendekat. Aku berlari, putus asa.
"Kuantar, ya." Suaranya semakin lirih.
Sial! Dia malah menghadang dengan kaki mengambang.
"Tolong!!!" Aku berteriak, mau mati rasanya.
Kemudian sebuah sentuhan membuatku membuka mata.
Aku menahan napas. Di depanku ada ayah, dan aku sedang duduk di teras rumah, linglung.
"Sav, katanya minta dijemput di kampus? Ini ayah baru mau berangkat. Teman-teman kamu barusan mampir, nanya kenapa kamu nggak datang ke Halloween kampus. Kamu ke mana, sih? Terus kamu pulang, diantar siapa?"
***FIN***
Author Notes :
- Jumlah kata dalam cerita : 499 kata (di luar author notes)
- Pinarak artinya mampir dalam bahasa Jawa.
- Bis Kuning yang dimaksud di dalam cerita adalah bus shuttle yang mengantarkan mahasiswa Universitas Indonesia dari satu fakultas ke fakultas yang lainnya.
- Danau Kenanga, merupakan salah satu tempat yang ditengarai sebagai salah satu tempat angker di wilayah UI. Beberapa kasus kematian terjadi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINARAK #DiantarSiapa✔
HorrorKampus Sava akan mengadakan Pesta Halloween di Danau Kenanga tengah malam di tanggal 31 Oktober. Terlalu ingin maksimal, Sava memutuskan memakai kostum hantu perempuan yang sedang hamil. Demi sempurnanya efek darah dan masker bengkoang pecah-pecah...