10

119 18 0
                                    

"Bukan urusan lo. Pergi."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Oi Hyunjin!"

"Hm?"

"Nanti malam gue ke rumah lo."

"Mau gue jemput?"

"Ga perlu, gue cuma mau ngambil barang barang gue di kamar tamu lo. Setelah itu mau gue pergi pun bukan urusan lo."

"Hmm o-oke."

Siheon turun dari ranjangnya, menutup pintu dan menahannya dengan meja kayu yang tersedia. Punggung tangannya dibiarkan berdarah, diliriknya ponsel yang bergetar, ada panggilan dari ibu nya.

"Mati gue."


TOK! TOK! TOK!


"Ya! Byun Siheon!"

"Ini rumah sakit ya ampun! Bisa-bisa teriak begitu," keluh Siheon.




"Jeon Siheon!!!"



Ceklek..


"Lo gapapa?"

Siheon menatap Guanlin juga Chenle dengan kantong kresek putih besar berisi puluhan kotak ramyun.

"Itu untuk apa?" tanya Siheon ke Chenle.

"Kami mau bermalam di sini. Gue juga pesan kimbap 10 kotak."

"Batalin pesanan lo sekarang, malem ini gue pulang."

"Lo gimana sih, lo dirawat di sini itu gratis, ngapain pulang coba?"

"Oi Chenle, di sini bukan basement. Di sini tempat orang sakit dirawat."

"Cih, gue beli soju, 10 botol."


"Cool."

Guanlin tak menyangka, hanya disogok dengan soju, Siheon mau menerima tawaran Chenle.

"Chenle, apa ada hukumnya bagi anak di bawah umur meminum soju? Ada kan?"

"Apa yang lo maksud itu gue? Gue memang belum 20 tahun sih.." Seorang Chenle memang bebal.

Guanlin diam menatapi keabstrakan Chenle, lebih memilih memperhatikan punggung tangan Siheon dan jarum infus yang bergelantungan dengan cairan infus yang menetes ke lantai.

"Jadi lo udah merasa sehat?" tanya Guanlin.

Siheon tersenyum miris menutupi punggung tangannya.

"Setidaknya gue sedikit lega udah bilang apa yang dari dulu mau gue sampaikan ke dia."

"Emangnya lo bilang apa?"

"Rahasia."

***













next qaqa>

Time To Have You | Hwang Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang