Terimakasih, Cintaku.

9 1 0
                                    

Aku rindu
Pada senyum yang saat itu selalu menyapa
Pada tawa yang tak pernah berhenti menggema
Pada air mata yang jatuh saat kita mulai kehilangan asa

Aku rindu
Pada duniaku yang kala itu selalu larut bersamamu
Pada malamku yang kala itu selalu ku habiskan untuk bercengkrama denganmu
Pada waktuku yang kala itu mengejar, memutar otak agar tak ada kata yang muncul memaksaku berpisah denganmu

Aku rindu
Pada kita yang selalu bermimpi
Meniti secercah harapan yang dulu hanya sebatas angan
Tak mengharap balas namun berbekas
Menguatkan satu sama lain untuk bertahan melawan angin
Angin badai yang kala itu mematikan
Karena pilihannya hanya tiga
Kau yang mati, aku yang mati atau kita yang mati

Kamu,
Yang kala itu menjadi satu alasanku untuk tetap bertahan
Terus berlari tanpa tau tujuan
Meskipun saat kita telah sampai, aku harus menghadapi kenyataan
Kita yang sudah tak sejalan

Tapi aku selalu sayang kamu, dimanapun kamu berada
Bagaimanapun kita yang berbeda
Aku yakin, tak ada yang sia-sia
Karena Tuhan yang mempertemukan
Terimakasih atas ketulusan cintamu saat itu, yang mungkin sampai sekarang terus mengalir.

Terimakasih, cintaku. (F)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lacerta, puisi tak bertuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang