Fight for you

2K 254 38
                                    

"Sial. Kenapa harus disaat seperti ini!" Kengkla menendang ban mobil nya yang bocor karna kesal.

"Bagaimana ini... apakah Plan akan baik-baik saja?" Techno khawatir.

Kengkla dan Techno sedang dalam perjalanan menuju rumah Plan yang cukup jauh dari pusat kota.

Kengkla yang memiliki perasaan buruk terhadap Plan, membawa Techno untuk menyusul Plan ke rumah orang tua nya.

Namun sial di pertengahan jalan ban mobil Kengkla bocor. Membuat mereka terpaksa menepikan mobilnya. Tidak terlihat ada bengkel disekitar jalan itu.

"Ponsel Plan masih tidak aktif." Techno mencoba menghubungi Plan menggunakan ponsel milik Kengkla. Tapi tidak bisa.

Kengkla lalu meminta ponsel nya dari Techno untuk menghubungi seseorang.

"Tum, kau dimana? Aku butuh bantuanmu." ucap Kengkla pada seseorang yang dihubungi nya.

Techno hanya memperhatikan Kengkla berbicara cukup lama tanpa bertanya apapun. Dia masih tak bisa mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Mengapa Kengkla begitu khawatir mengetahui bahwa Plan pergi.

Sebenarnya ada hubungan apa mereka?

"Apa kau tidak ingin menanyakan sesuatu?" Kengkla berkata setelah menutup telpon nya dan mengirim lokasi terkini nya kepada seseorang yang dipanggil Tum itu.

"Huh? Tanya apa?" Techno tak mengerti.

Kengkla menghela nafas, dan menatap Techno "Apa saja. Kau tidak penasaran memang nya mengapa aku begitu peduli dengan Plan?"

Mungkin kah karna kau menaruh hati pada Plan? Hingga kau mengkhawatirkannya. Ucap Techno dalam hati.

********

Sementara itu, Plan yang mendapat kabar bahwa keluarga nya dalam masalah langsung segera pulang. Dia tahu, ini semua pasti ulah keluarga Mean.

Plan sudah cukup bersabar menahan sakit yang ia rasakan selama ini. Dia tahu bahwa keluarga Mean memang tak menerima Plan sebagai kekasih Mean. Dia tak terlalu memperdulikan ancaman-ancaman terhadapnya. Tapi dia sudah kehilangan kesabaran. Plan merasa tak terima bila keluarga nya harus mengalami hal yang sama seeperti nya.

Saat Plan sampai rumah, dia tampak terkejut melihat rumah nya yang berantakan. Rumah Plan seperti habis kerampokan.

"Lama sekali kau datang, Plan."

Plan tak menyangka melihat seseorang yang ia kenal.

"Kak Trump? Kenapa...."

Darah langsung mengalir dengan cepat ke atas kepala nya saat ia melihat Ayah, Ibu dan adiknya sudah diikat dengat tali dengan mulut tersumpal kain.

Plan berlari ingin menyelamatkan keluarga nya, tapi rambut nya ditarik kasar oleh Trump.

"Kak... kenapa kau berbuat begini padaku?" Plan memulai menangis.

"Ikat dia!" Trump mendorong Plan dengan kasar hingga terjatuh ke lantai. Badan nya yang masih sakit akibat pukulan-pukulan preman semalam memperparah keadaan.

Anak buah Trump dengan cepat mengikat tubuh Plan.

"Kau tahu siapa aku, Plan?" Trump bertanya pada Plan dan mencengkram wajah Plan dengan kuat.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang