Hujan jatuh lebat sekali. Jatuh membasahi bumi dan seisinya. Anak kecil tertawa riang. Berlari-lari lincah, tidak sadar kakinya jatuh terpleset genangan air.
Jatuh cinta.
Jatuh. Cinta.
Diawali dengan kata jatuh kemudian dilanjutkan dengan kata cinta. Artinya, kau harus merasakan sakit terlebih dahulu sebelum bahagia. Seharusnya begitu. Sayangnya, yang ia rasakan justru sebaliknya.
Layaknya tetesan hujan yang jatuh enam belas juta ton dalam satu detiknya, maka sebanyak itu pula rasa sakit yang ia rasakan tiap detiknya saat sebuah nama muncul di benaknya.
Ia ingin melupakan laki-laki itu. Ia ingin menghapus bayang laki-laki itu dari pikirannya. Namun ia tidak bisa—tidak sanggup lebih tepatnya.
Seperti bernapas, kenangan tentang laki-laki itu adalah satu-satunya alasan untuk tetap bertahan hidup. Mempertahankan eksistensinya di dunia ini, meskipun sekujur tubuhnya penuh luka tak kasat mata. Luka yang diciptakan oleh laki-laki itu.
Walaupun sudah banyak kisah tentang hujan. Setidaknya, biarkanlah ini menjadi satu-satunya kisah tentang hujan yang paling bermakna.
Tentang hujan.
Tentang dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KAU DAN HUJAN //✔
Short StoryAlif Rinanda punya tiga julukan: Ketua kelas kebanggaan, Menantu idaman (khususnya ibu wali kelas yang ngebet banget jodohin Rinan dengan anaknya), dan Lelaki pujaan (seluruh cewek satu sekolahan, mau itu yang jomblo ataupun yang udah taken) Dan Lan...