Brian turun dari mobilnya lalu segera masuk ke dalam kediaman Saga Dan Reres. Hari ini ada kerjaan yang harus dia selesaikan bersama Reres. Brian masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka tanpa ada orang.
"Res ... Reres I'm coming," panggil Brian dengan suaranya. Namun, tidak ada sautan dari siapapun. Hingga dia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah seperti biasa.
Brian masuk ke dalam. Di ruang tengah dia melihat Nindy—Ibu Saga yang sedang bermain dengan Kay, cucunya. Wanita paruh baya itu benar-benar menyayangi nay dan juga Kay. Meskipun cukup sering juga memberikan komentar pedas kepada Reres mengenai perkembangan kedua cucunya itu.
"Maaf permisi Tante Nindy," ujar Brian yang langsung menghampiri mereka.
"Eh, Brian ada kamu." Brian dengan sopan mencium tangan Nindy. Mereka berdua sudah saling kenal Dan cukup dekat. Karna dulu Brian Dan Saga sering bermain bersama karena Bryan adalah teman Saga sejak SMP.
"Iya, Tan. Tante di sini udah lama?" tanya Brian basa-basi.
Sementara itu melihat kedatangan Brian membuat Kay pemberontak dari sang nenek dan meminta untuk digendong. Hanya saja Brian Tak ingin mengambil alih gendongan Kay dari Nindy. Pria itu tahu kalau Nindy pasti lebih rindu kepada sang cucu.
"Enggak kok. Tante baru dateng tadi. Kangen sama cucu-cucu, Tante yang jarang ke rumah Tante," ucap Nindy lagi. Terdengar sekali kalau Nindy sangat kesal, karena bulan kemarin Reres dan Saga sama sekali tak datang ke rumah untuk berkunjung.
"Oh gitu."
"Kamu ke sini ada apa? Mau ketemu Saga? Saga 'kan kerja?" tanya Nindy.
"Ah engga, Tan. Aku mau ketemu sama Reres. Soalnya ada pemotretan kerjaan bareng Reres," jawab Brian l.
"Oh gitu. Yaudah," ucap Nindy terdengar ada nada meremehkan dari bicara wanita itu.
Sejujurnya mendengar penuturan dari Nindy membuat Brian menjadi bingung. "Yaudah saya langsung ke ruang kerjanya dulu ya, Tan."
"Iya," ucap Nindy. Setelah itu Nindy bermain lagi bersama dengan cucunya. Sedangkan, sebelum naik ke ruang kerja Reres, pria itu melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil minum. Itu sudah biasa, dia lakukan seperti di rumahnya sendiri.
Sampai di dapur dia mencari softdrink lalu mengambilnya. Saat dia sedang minum sebentar, Ina datang Dan menyapanya.
"Mas Brian sudah datang?" tanya Ina.
"Iya, na. Reres udah di ruang kerja?" tanya Brian.
"Udah, Mas Brian. Katanya kalau Mas dateng, Mas bisa langsung ke ruangannya aja kayak biasa." Ina menjawab pertanyaan yang diberikan. Ia ingat, tadi sang majikan, berpesan untuk meminta Brian segera naik ke ruangan.
"Ok. Thanks. Saya ke ruangan dulu." Brian pun langsung menuju ke ruang kerja meninggalkan Ina.
Sampai di ruang kerja mereka. Reres sedang mengeluarkan semua barang-barang produk sepertinya itu bahan endors mereka. Dari tadi wanita itu juga sibuk memikirkan konsep seperti apa yang mungkin ia bisa gunakan untuk beberapa produk endorse terbaru.
"Itu barangnya yang buat endors?" tanya Brian yang langsung to the point saat mereka masuk.
Reres pun yang terkejut membuat salah satu produk mereka jatuh. Untung saja tidak ada masalah karena kemasan produk yang terbuat dari plastik titik-titik
"Astaga! kalau masuk, bisa enggak Salam dulu, atau apa kek," ucap Reres menengok ke arah Brian. Brian bukannya merasa bersalah malah terkekeh mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 100 Kg
Romance🍓 Update lebih cepat di Karyakasa 🍓 "Bee, ce-petan ish, nan-ti anak-anak bangun," pinta seorang wanita bertubuh gemuk kepada sang suami yang tengah bergerak di belakangnya. Tak peduli dengan apa yang dikatakan sang istri, Saga malah asyik bergera...