Permen Peach

1.3K 265 42
                                    

HARI INI bukanlah hari yang menyenangkan untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI INI bukanlah hari yang menyenangkan untukmu.

Siang tadi repot mengurus tempat acara halloween kampus, dan kamu ada di bagian tim penyusun. Kamu berdebat dengan temanmu tentang siapa yang menjadi host-nya karena Tahlia--sang host--dikabarkan kepeleset di kamar mandi dan orangtuanya tidak mengizinkan pergi.

Dari maba unyu sampai kating rese semuanya menunjukmu. Kamu mengalah dan terpaksa memakai daster putih panjang, masker patah-patah, dan wig keriting panjang yang cukup mengganggumu. Jadi host kok dresscode-nya nggak elegan!

Ponselmu berdering beberapa kali, semua dari teman-temanmu karena kamu terlambat. Gara-gara lupa membawa keranjang buah berisi permen peach--iya, kamu kebagian bawa barang itu--sudah sampai perempatan jalan dekat kampus, kamu baru ingat dan alhasil harus kembali ke rumah.

Jalanmu seperti orang marah, padahal kamu hanya kesal. Anak-anak dan perempuan di warung makan dekat rumah memekik takut, sementara buaya buntung menatapmu jahil: "Neng, neng! Hantu apa manusia, ya? Sini sama abang aja."

Kasihan deh, yang pulang-pergi ngampus pakai sarana jalan kaki. Digoda mulu.

Beruntung bisa sampai lebih cepat. Kamu melihat sosok perempuan tinggi ada di depan pintu. Ia menoleh padamu. Kamu mengenalnya, ta-tapi, sosok itu kok ….

"Oh, kuncinya dibawa sama kamu?"

Ah, tenang. Itu kakakmu.

"I-iya," jawabmu ragu, buru-buru mengambil kunci dan membuka pintu. Begitu terbuka langsung tancap gas ke meja makan dan mengambil keranjang buah. Itu tuh, nasibmu sial karenanya.

Melihat kakakmu duduk di sofa sambil membuka kaus kaki, kamu pamit. "Adek berangkat lagi ya, Kak."

Kakakmu tidak menjawab, seakan suaramu terlalu kecil. Waktumu tidak banyak, jadi kamu segera pergi. Tepat sebelum kamu menutup pintu, barulah kamu mendengar suara kakakmu.

"Iya, Dek. Hati-hati."

Hiiih. Bulu kudukmu berdiri. Kamu mengusap-usap lenganmu. Sejak kapan suara kakakmu seperti itu?

Bodoh amat. Sebentar lagi acaranya dimulai, sementara sang host belum datang. Karena tidak mau dapat ceramah dari kating rese, kamu berjalan lebih cepat.

Begitu lewat warung makan, orang-orang kembali memperhatikanmu. Kali ini, mereka menatapmu aneh. Beruntungnya buaya buntung bungkam--sama sekali tidak menggoda.

Kamu merasa ada banyak langkah kaki mengikuti, berirama dan berbarengan. Firasatmu tidak enak. Genggamanmu pada keranjang buah semakin kuat. Ketika kamu merasa ada yang semakin mendekat, sedikit gemetaran kamu memberanikan diri menengok ke belakang.

Oh. Tidak ada siapa-siapa. Hanya sosok anak kecil botak tersenyum padamu dan berkata, "Permen persik?"

Namun kamu mulai berlari sempoyongan.

"Mama! Mereka lagi balapan lari, ya?"

PERSETAN!!! Kamu berlari semakin kencang. Tak peduli jika langkah-langkah itu juga mengikuti. Tak apa. Dia hanya sendiri. Jangan kalah sama tuyul kecil.

Tinggal beberapa langkah lagi sampai di kampus, hatimu sudah menjerit senang melihat lampu berkelap-kelip menyala. Di gerbang, kamu melihat teman-temanmu yang sedang berjaga menatapmu kaget.

Sambil ngos-ngosan kamu terus berlari, menabrak bahu teman-temanmu sampai jatuh. Bukannya minta maaf, kamu malah bergumam tak jelas.

"Tuan Putri baru datang, nih!"

"Dicari kating mampus lu!" maki salah seorang.

"Lho, kamu beneran Tuan Putri, ya? Sampai diantar banyakan begitu," kata yang lain, menggelengkan kepalanya. "Sana cepet masuk."

Tunggu … bukannya cuma ….

"H-hah? Memangnya aku diantar siapa?"

—fin.

Permen Peach (#DiantarSiapa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang