Multimedia: Clare Cooney (Jeann Aisley Black)
*-----*
Bukan Devalexa Jeann Black namanya jika saja gadis itu tidak membuat kekacauan barang untuk satu hari. Kemarin, gadis tomboy itu kabur dari sekolah gara-gara tidak mengerjakan PR dan tidak ingin di hukum oleh guru matematikanya. Sekarang, gadis berandaalan itu sedang beradu mulut dengan salah seorang lelaki bernama Danny hanya karena mereka menyukai club sepakbola yang berbeda.
Alex bahkan sampai hampir menonjok Danny jika saja tidak ada seorang guru yang menghentikan tingkah bar-barnya.
Ms. Lynn terduduk dibalik meja kerjanya, menatap Alex dari balik kacamata modisnya dengan tenang "Jadi, ingin berulah apa lagi sekarang, Ms. Black?" "Alex" gerutu Alex saat ia dipanggil dengan menggunakan nama akhirnya.
Melipat tangan di dada, guru konseling itu akhirnya menuruti Alex karena kemudian berkata dengan nada lelah "Baik, Alex. Kenapa Kamu melakukan ini?" gadis tomboy yang sedang di interogasi justru bertingkah menyebalkan dengan memain-mainkan dasi yang ia kenakan "Bosan Bu" jawaban tidak masuk akal itu membuat Ms. Lynn ingin menggerogoti Alex secara tiba-tiba.
Namun alih-alih membuka mulut lebar-lebar untuk menyantap Alex dan menjadikannya hancur terkoyak gigi, Ms. Lynn justru menorehkan senyum kecil pada bangsat didepannya "Kalau bosan kenapa tidak belajar saja?" saran dari Ms. Lynn membuat Alex menguap "Belajar itu sama membosankannya" menghela napas panjang Ms. Lynn akhirnya mengeluarkan nada tinggi "Jangan berbuat sesuka hati Devalexa! Orang tua kamu mungkin menyumbangkan banyak uang untuk membantu pembangunan di sekolah ini, tapi Kamu tidak bisa bertingkah laku seenaknya disini. Kamu itu siswi bukan seorang ratu. Jadi Kamu harus mengikuti peraturan sekolah ini"
Alex menaruh bolpoin yang sedari tadi ia mainkan ditangan kanannya. "Tepat sekali, Aku bukan ratu Aku adalah seorang siswi. Jadi perlakukan Aku seperti siswi lainnya jangan pernah ragu untuk membentakku seperti ini dan jangan pernah ragu untuk memberikan Aku hukuman selayaknya Ibu memberi hukuman kepada siswa-siswi yang lainnya. Kalau saja Ibu tahu, Aku lelah diperlakukan seperti seorang ratu" dan dengan itu Alex pergi meninggalkan Ms. Lynn yang menganga lebar tidak percaya.
Seolah merasa di tampar oleh tangan tak kasap mata, Ms. Lynn kemudian teringat pada setiap ulah yang dilakukan Alex di sekolah. Gadis itu bahkan sempat memecahkan kaca jendela dengan cara menendang botol ke sembarang arah dan ia hanya memberikan gadis itu peringatan ringan bahkan tidak menghukumnya sama sekali.
Alex benar, dia bukan ratu lantas kenapa semua guru memperlakukannya seperti itu?
*--Riska Pramita Tobing--*
Zytca sedang sibuk mengunyah melon saat Alex menghamiri dan duduk di sampingnya "Hai" sapa gadis tomboy itu seraya menyerahkan satu botol air mineral "Terimakasih" dan Alex melemparkan senyum kecil sebagai tanda ucapan kembali kasih.
Sambil menusuk potongan melonnya dengan garpu, Zytca menyerahkan tangannya pada Alex yang sedang sibuk menyusun garpu "Hentikan. Itu menggangguku" peringatan itu membuat Alex menghentikan tangannya di atas udara dan mengalihkannya pada garpu di tangan Zytca.
Terkekeh sebelum melakukan kegiatan jahil yang sempat melintas di kepalanya, Zytca lebih dulu menampar punggung tangan gadis tomboy itu sampai membuat Alex mengernyit "Hey! Kau melakukan kekerasan dalam rumah tangga!" protes gadis itu seraya mencomot satu potongan melon dam menyuapkannya dengan semangat. Melihat kelakuan Alex, gadis cantik berrambut blonde itu kemudian menusuk satu potongan lain dan menyuapkannya pada Alex.
Tersenyum dalam kunyahannya, Alex melihat ada buku jurnal tebal di samping misting yang diisi penuh oleh melon, anggur, stroberi dan juga semangka. Terlihat nama perusahaan kepemilikan Ivanca di sampul bukunya dan itu membuat tangan-tangan Alex jadi penasaran untuk segera membongkar isi dari jurnal tersebut.
Membuka lembaran pertama, 'Ivanca Company' menyuguhkan foto gedung megah yang didominasi oleh warna putih "Sedang belajar menjadi pemimpin yang baik?" pertanyaan itu membuat Zytca menghentikan kunyahannya dan menusuk anggur untuk menyuapkan pada Alex agar gadis tomboy itu tidak banyak berkomentar.
Tangan panjang Zytca segera menutup jurnal 'Ivanca Company' dan menyuapkan semangka pada Alex yang masih sibuk mengunyah "Aku di bebankan oleh itu. Aku hanya ingin belajar sejak dini supaya Aku tidak terbebani di hari nanti" ujar Zytca seraya kembali menyuapi Alex dengan sepotong melon yang berukuran besar sehingga membuat Alex chubby karena mulutnya penuh oleh buah-buahan.
Karena mulutnya penuh dan membuatnya sulit bernapas Alex cepat-cepat mengunyah semua buah yang berada di mulutnya dan menelannya dengan paksa. Saat Zytca kembali mengacungkan garpu dengan sebuah anggur, Alex menggeleng enggan "Aku tidak suka buah-buahan" perkataan itu membuat Zytca memutar bola mata "Kau menghabiskan hampir setengah dari bekalku, dan Kau baru saja memprotesku soal buah-buahan?" protes Zytca dengan nada kesal yang tepat.
Terkekeh kecil Alex akhirnya mengambil garpu dari tangan Zytca dan menusuk stoberi untuk menyuapkannya pada Zytca "Masam" protes Zytca seraya memejamkan sebelah matanya "Ingin pergi bersama?" Zytca benar-benar akan membunuh Alex karena gadis tomboy itu menanyainya pertanyaan mengejutkan saat ia sedang sibuk mengunyah dan mengakibatkan Zytca merenggang nyawa karena tersedak oleh mekanannya sendiri.
Menepuk punggung Zytca dengan perlahan, Alex segera saja membuka segel botol minumannya dan segera menyerahkannya pada Zytca. Gadis cantik berrambut blonde itu segera menerimanya dengan senang hati "Pelan-pelan" peringatan dari Alex membuat Zytca melirik kesal padanya "Kenapa Kau bertanya hal seperti itu saat Aku sedang mengunyah, sialan?!" Alex mengernyit saat ia mendengar akhir kata yang di muntahkan oleh Zytca kepadanya "Whoa! That's rude"
Menyadari kalau ia sudah terlalu berlebihan, Zytca menyerahkan tangannya untuk mengusap lengan Alex "I'm sorry. That's just come out" lirihnya perlahan. Alex hanya mengangguk "That's ok" ujar gadis itu seraya menyuapkan satu potong melon dan mengunyahnya dengan cepat.
Gadis tomboy itu menghabiskan sisa bekal Zytca hanya untuk terdiam dan tidak ingin membicarakan hal lain "Habis" ujar Alex saat ia menyuapkan potongan melon terakhir. Zytca terkekeh kecil dan menutup mistingnya "Dihabiskan oleh orang yang berkata kalau dia tidak menyukai buah-buahan" dan Alex hanya tertawa saja karenanya.
Tangan Alex terulur untuk membenarkan rambut Zytca yang tertiup angin namun Zytca lebih dulu membenarkannya "Jadi, apa Kau mendengar proposalku?" ujar Alex seraya meminum air mineral yang tadi ia berikan pada Zytca.
"Kau tahu? Kau memiliki perusahaan terbesar di kota ini, tapi sekarang Kau tidak mampu untuk mebeli makan siang dan membeli minuman yang lain" ejekan itu membuat Alex jadi melengkungkan bibirnya sebagai bentuk protes "Aku tidak memiliki perusahaan. Itu perusahaan Ayaku, Aku bahkan tidak bekerja jadi Aku pantas untuk meminta makan siang padamu dan tidak membeli minuman yang baru serta sabar saat Kau tidak ingin pergi bersamaku" Zytca menghentikan tawanya seketika karena kalimat terakhir Alex yang dilemparkan oleh Alex kepadanya.
*-----*
Riska Pramita Tobing
Notepartone: Follow me on Instagram @eriskamulya
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGGEST FEAR (COMPLETED)
Novela JuvenilDalam setiap langkahnya, gadis itu selalu saja dihantui. Bukan dihantui oleh para iblis, namun oleh ketakutan terbesarnya. Dia sudah lelah mencari tempat berlindung, sampai akhirnya ada seseorang yang menawarkan tempat perlindungan. Tapi bagaimana j...