Tap! Tap!
Derap langkah gagah seorang pria memenuhi lorong-lorong loby disuatu perusahaan, surai pirang nya yang dicepak, netra blue safir nya yang menyejukkan, serta tubuh tegap nya yang di baluti jas berkelas. Naruto Uzumaki, seorang pria yang diberi kepercayaan untuk memegang alih perusahaan Haruno Corp sebagai seorang direktur muda.
"Hai Naruto-kun."
Sakura Haruno, putri dari pemilik perusahaan besar ini menyapa Naruto dengan penuh kehangatan. Dia adalah dokter cantik nan berbakat di kota Tokyo, menolak untuk menjadi pewaris adalah sesuatu yang menyenangkan untuk mewujudkan cita-cita nya.
Naruto membalas senyuman Sakura dengan tak kalah semangat, mereka bedua duduk di atas sofa sembari menikmati teh hangat yang tadi barusan dibawakan oleh maid disini.
"Kau tidak ke rumah sakit Sakura-chan?" Tanya Naruto memecah keheningan. Sakura memegangi dagu nya untuk berfikir, gadis cantik itu melirik kearah jam tangan coklat kesayangan nya.
"Mungkin 20 menit lagi" jawab nya. Naruto yang mendengar itu hanya ber'oh ria. Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua, sampai Sakura memberanikan diri untuk mengeluarkan suara nya.
"Oya Naruto-kun, bagaimana kalau sore ini kita makan di hotel?" Alis Naruto mengerut.
"Hotel?" Sakura mengangguk cepat sebagai balasan, Naruto menopang dagu nya bingung, haruskah ia menolak?
"Bolu coklat kesukaan ku" teriak Boruto girang ketika ia sampai di dapur.
Hinata tersenyum seraya menyiapkan 2 gelas susu putih hangat di meja, ia mengelus puncak kepala kedua nya dengan penuh kasih sayang. "Oya mom, kapan daddy pulang?" Tanya Himawari sembari menyantap roti lapis berselai strawberry itu.
Hinata menghentikan aktivitas saat mendengar pertanyaan putri nya itu, ia menunduk untuk memikirkan kebohongan apa lagi yang harus ia keluarkan. Jujur saja ia sama sekali bingung, pria itu terakhir kali pulang saat ia melahirkan.
Bahkan nomor telpon yang di beri nya pun sudah tidak bisa dihubungi. Hinata tidak pernah berfikir bahwa ia harus membawa anak-anak nya menemui sang ayah, hanya saja, Naruto pernah melarang nya lewat pesan. Mungkin pria itu takut bahwa kehadiran mereka akan menganggu konsentrasi nya.
"Mom.."
Tapi 8 tahun ini sudah berlalu. Ia merasa kehilangan akan kabar pria itu, semoga saja tuhan kembali mempertemukan mereka disuatu tempat. Boruto dan Himawari pasti sangat merindukan ayah mereka.
Dimana engkau Naruto-kun..
"Mom.."
"Mommy -Ehh
Kening Boruto mengerut melihat mommy nya itu yang sedari tadi melamun, Hinata memegangi pelipis nya. Entah mengapa kepala nya tiba-tiba saja terasa berdenyut.
"Jadi, kapan daddy pulang mom? Hanya melihat foto daddy tidak bisa mengalahkan rindu Hima mom.." raut ceria bocah itu digantikan dengan kesedihan yang tampak jelas di blue safir nya. Hinata seketika gelagapan, mengecupnya dan membawa Himawari kedalam dekapan nya.
"Sabar ya sayang, daddy semalam menelpon mommy, kalau daddy akan segera pulang. Dan berkumpul bersama kita hmm" ucap Hinata sambil mengusap mahkota putrinya itu lembut.
Himawari mengangguk polos, ia kembali ke kursi nya untuk sarapan. Sedangkan Hinata, dari balik senyum palsu yang selalu ia tunjukan. Wanita itu hanya bisa menangis dalam diam, begitu berat bila harus ia katakan kalau Naruto sama sekali tidak pernah menelpon nya. Tidak pernah lagi sejak 5 tahun terakhir.
'Naruto-kun, engkau dimana..'
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
-Pursuing a Dream- |End
Fanfiction[Naruto.U.& Hinata.H] [Mashahi Kishimoto] [Rate : T] [AU] Perselingkuhan yang Naruto lakukan dalam rumah tangga mereka membuat Hinata tak segan-segan menjauhi putra-putri nya dari pria brengsek itu. Keluarga kecil itu mula nya hidup dengan berkecuku...