1

29 2 0
                                    

I'm so sick of this fake love, fake love.

"Shit!" Siapa sih yang nelepon pagi buta gini.
Gue memekik kaget, karena hp pas disamping telinga gue. Gue mematikan telepon dan melanjutkan tidur gue.

I'm so sick of this fake love, fake love.

"Halo breng--"
"Bagus ya mulut lo pagi-pagi. Percuma lo sekolah tinggi mulut lo sampis." Bentak orang yang lagi nelepon gue.
"Taeh--"
"Iya gue taehyung bukan prince seokjin. Jadi suara lo gausah sok manis."
"Heh kutu, gue juga ga niat sok manis depan lo. Lo bukan cowok gue. Pagi-pagi tlp, gue kira yayank gue. Sekalinya kutu dugong, napa lo tlp gue?" Darah tinggi gue naik kalau sudah berurusan sama ini orang ini.

"Gue di bawah, lo ada kelas jam 8. Ini jam 7. Cowok lo suruh gue jemput soalnya dia ada rapat persiapan ospek. Lo ga turun 15 menit gue laporin ke bang jin ya."

Ini anak udah suka potong omongan orang, tutup telepon seenaknya, main ancam pula udah tau gue lemah depan jin. Bukan jin kaya di acara roy kiyoshi ya tapi ini seokjin pacar gue manusia yang mendekati sifat sempurna. Garing dah gue. Mending gue mandi daripada ditinggal si sampis.

**

"Lama amat lo. Gue bangun pagi cuma mau jemput lo. Kalau bukan bang jin yang minta gue ogah. Mending gue kelonan sama kasur gue." Omelnya panjang lebar.
"Dah ah bawel." Gue mengacak-ngacak rambutnya segera mengunci pintu.

Gue menoleh, taehyung masih di sana. Diam ga bergerak.

"Oi dugong, kesurupan lo? Cepat gue ntr telat, diomelin jin nih ntr." Gue segera menarik tangannya lalu bergegas menuju mobil untuk ke kampus.

**

Sesampainya di kampus gue segera berlari ke kelas gue,ga gue hirauin teriakan si dugong. Gue melihat jam di tangan gue, jam 8 lewat. Mampus gue, kelasnya si jakun lagi.

Braaaaakkk

"Ouch sialan!" Pekik gue saat pantat gue mendarat manis di lantai. Hampir sumpah serapah gue keluarin, tiba-tiba ada tangan yang terulur.
"Yang gpp?" Tanyanya lembut sambil membantu gue berdiri.
Gue mendongak dan melihat wajah calon masa depan gue. Tiba-riba marah gue lenyap.
"Yang ih sakit tau." Aku meringis memegang bokongku yang ngilu.
"Makanya jangan sambil lari. Kamu pasti udah telat kan? Telat 25 menit, ka--"
Gue segera memotong omongannya. "Sorry yank, ntar disambung ceramahnya gue harus masuk kelas ." Gue cium pipinya dan melanjutkan berlari menuju kelasku.

Syukur pas gue masuk si jakun batal masuk. Hari ini gue masih beruntung. Oh ya kalau sampai jin tau gue manggil jakun bakal diomelin gue. Jangan bilang-bilang dia ya. Dosen gue nama aslinya Pak Jaka. Gue panggil jakun soalnya kalau ngoceh jakunnya naik turun gitu. Geli gue ngebayangin. Skip deh.

"Dimana lo?"
"Kampuslah nyet. Napa?"
Gue berdecak "nyantai. Emosian aja lu. Sini buru ke kantin, temenin gue nungguin jin selesai rapat."

Tuuuut
Sialan dimatiin, gue yang nlp, gue lagi ngomong dia yang langsung matiin tlp.

10 menit kemudian

"Traktir ya." Seseorang memeluk gue dari belakang.
"Iya buru lo pesen, kaya biasa ya sekalian gue."

Sambil makan gue ngobrol sama taehyung. Ketawa ketawa ga jelas hampir 1 jam sambil nungguin jin selesai rapat. Untung ada ini anak satu yang selalu nemenin gue. Soalnya jin sibuk mulu akhir-akhir ini.

I'm so sick of this fake love, fake love.

"Hallo yang." Sapaku lembut.
"Ke parkiran ya yang kita pulang."
"Tae gue udah dijemput, gue balik ya." Gue segera beranjak dan mengusap kepala taehyung.
"Bye." Teriak gue

Taehyung ga menjawab, hanya diam memandangi dan tersenyum kecil.

Pacarku Atau Sahabatnya?Where stories live. Discover now