.
.
.#-#-#
Ia tidak tahu mengapa ia bisa memilih jalan ini. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia berada di sana. Ia tidak tahu sampai kapan ia akan melalui ini semua. Apakah ia yakin dengan pilihannya? Apakah ia kecewa? Apakah ia ingin kembali? Apakah semuanya sia-sia? Apa yang harus dilakukannya sekarang? Berpura-pura, atau berusaha menjadi dirinya sendiri? Ah, bahkan ternyata ia tidak bisa memutuskannya sendiri.
#-#-#
Semuanya berawal dari lima tahun yang lalu, ketika beberapa orang datang sebulan setelah kematian ayahnya. Ada rahasia. Ada hal yang tak terduga. Dan ada hal yang menurutnya tak masuk akal namun tak bisa disangkal. Ia tercatat sebagai pewaris harta orang lain, yang mana bukan anggota keluarganya.
Ini gila. Bukan masalah warisan sang ayah yang hanya bisa digunakan untuk menghidupi keluarga dan biaya pendidikan kakak dan adiknya, ia tidak pernah mempermasalahkan jika harus berhenti mengambil pendidikan yang lebih tinggi jika itu hanya akan menghambat kakak dan adiknya. Toh, sejak dulu ia tidak pernah serius menjadi seorang pelajar. Bukan juga masalah sang ibu yang kebingungan membuat rencana pekerjaan untuk menghidupi tiga orang anaknya yang masih bergantung padanya, sebab si sulung yang sudah berkeluarga juga tidak mungkin dimintai bantuan. Bukan juga masalah ia yang tak punya pekerjaan, karena pada dasarnya sifat pemalas yang ia miliki sudah sampai tahap kronis, dan semua orang yang ada di sekitarnya mengakui hal itu. Tapi ada yang lebih gila dari itu semua, dan itu benar-benar hal yang tak terduga.
Beberapa orang mendatanginya dengan membawa berkas-berkas penting dan surat wasiat seseorang yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Orang yang diingatnya sebagai tetangga baik hati yang mengganggapnya sebagai keluarganya sendiri saat ia tinggal bersama neneknya. Pria tua tetangga neneknya itu menulis surat wasiat yang cukup gila menurutnya, karena pria yang ternyata adalah seorang pengusaha kaya itu menuliskan bahwa ia menjatuhkan sepertiga hartanya untuk dirinya yang bukan siapa-siapa pria itu? Gila? Sudah pasti!
Dan yang lebih gilanya lagi, ia tiba-tiba saja harus masuk ke lingkaran aneh jika menerima surat wasiat itu. Dia harus menemukan keberadaan salah satu dari dua pewaris lain yang berbagi harta warisan pria itu dengannya, yang dikatakan menghilang sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi, apa yang harus dilakukannya? Menerima dan masuk ke dalam lingkaran aneh yang membuatnya terus melihat garis kematian itu hanya untuk mencari si pewaris terakhir, atau pergi dan membiarkan hidupnya berjalan abu-abu?
.
.
.#-#-#
.
.
.- Rhinearana -
.
.
.Ada yang bisa nebak siapa karakter utama dari cerita ini? Dia udah pernah muncul di 'Another Half', meskipun cuma sebentar aja. Ada yang tahu?
Selamat menebak! Hihihi...
Ah, bagi readers baru yang tertarik baca ceritaku ini tapi nggak paham alurnya, silakan baca ceritaku yang 'Another Half' dulu. Tapi meskipun nggak baca yang itu dulu juga nggak masalah, sih. Soalnya nanti bakalan terbuka juga misterinya. ^.^
- Rhine -
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Line
Action. . . [15+] . . . Hidupnya abu-abu. Itulah yang ia sadari sejak dulu. Dan tidak akan berubah, entah sampai kapan. Karena ia memang tak menginginkan perubahan, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Namun tiba-tiba saja, ia mendapati j...