2

1.5K 131 6
                                    

Mobil Veranda memasuki perkarangan rumah.

Tak berselang lama, sebuah mobil Honda jazz keluaran terbaru pun ikut parkir tepat di sebelah mobil Veranda.

Veranda keluar membawa tas dengan anggunnya dan diikuti juga oleh pemilik mobil sebelah.

"Baru pulang juga?" Veranda bertanya seraya berjalan menuju pintu utama. Dan diikuti oleh seorang perempuan cantik di belakangnya.

"Iya kak. Ada photoshoot hari ini. Pemotretan juga tambah banyak" ucapnya dengan nada lesu. Sedangkan Veranda menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Mereka memasuki rumah beriringan.

Rumah bak istana itu terasa sepi. Kosong ya seperti rumah kosong.

"Pada kemana ya?" Veranda bergumam. Sedangkan perempuan disampingnya mengangkat bahu tanda tidak tahu.

Veranda berjalan kearah pantry.

"Kak, aku duluan ya" pamit adeknya. Veranda hanya menganggukkan kepalanya.

Veranda menuangkan segelas air kedalam cangkir. Mungkin dengan segelas air bisa menjernihkan pikirannya.

Pintu terbuka. Terlihat dua orang paruh baya memasuki ruang tengah.

"Mama papa dari mana? Kok baru pulang?" Veranda mendekat. Lalu ikut duduk diantara mereka.

"Papa ajakin mama ketemu sama teman lamanya. Biasa papamu kalo ketemu temen suka lama kaya ibu-ibu saja." Treesye. Mamanya Veranda menjelaskan. "Kamu juga baru pulang?" Lanjut Treesye kemudian.

"Iya ma"

"Gimana harimu?" Kini Tanumihardja papanya Veranda giliran bertanya.

"Gitu-gitu aja pa. Ngga ada yang menyenangkan. Cuma.." dia menggantungkan ucapannya. Dia melirik kedua orangtuanya. Tatapan itu..

Kedua orang tua Veranda menatap penuh arti berharap ada sesuatu yang baru atau mengharapkan sesuatu hal yang baik dari perkataan anaknya.

Veranda menghela nafas berat.

"Ngga ada yang special ma, pa. Jadwal Veranda aja yang makin padat."

"Yah" keduanya terlihat lesu.

"Ve bosen denger pertanyaan seperti itu terus setiap hari. Mama papa ngga bosen apa topik nya gitu mulu?" ucap Veranda malas

Keduanya menggeleng.

"Kamu ngga ada pikiran gitu buat kenalin calon kamu ke papa"

"Iya sayang. Kamu kok betah sekali menjomblo nya. Kamu sama Shani sama aja. Mama pengen tau liat salah satu anak mama udah punya pacar. Kalo bisa punya calon mantu sekalian. Iya ngga pa?"

"Ada apa ini? Kenapa nama ku di sebut-sebut?" Shani yang mendengar namanya di sebut pun mendekat. Dia duduk di samping Veranda. Ya. Dia shani. Lebih tepatnya Shani Indira Tanumihardja. Putri kedua dari Tanumihardja dan Treesye. Baik veranda maupun Shani, keduanya menjadi seorang publik figur. hanya bedanya saja Shani seorang model. Sedangkan Veranda mencakup artis dan model.

Veranda menghela nafas. "Dengerin aja tuh!" Veranda sangat malas dengan pembicaraan ini.

"Iya ma betul banget. Veranda, Shani. Papa sama mama udah ngga muda lagi kalian tahu itu. Sebelum kami ngga bisa bernafas lagi, kami tu pengen sekali dengar tangisan bayi dalam rumah ini entah itu dari kamu atau dari Shani" Tanumihardja menatap kedua putrinya bergantian"

"Kalian maukan nurutin permintaan kita, ayolah umur kalian berdua udah cukup buat momongan. Mama sama papa udah ngga sabar mau gendong anak dari kalian. Anggap aja mama sama papa lagi ngidam". Treesye pun menambahi. Veranda dan Shani sama diamnya.

S E K A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang