Crazy Marriage!

One - Duress

~Crazy Marriage~
.
.
.
.

*Someone Pov

Aku adalah seorang gadis berumur 20 tahun yang tinggal di Guri, Korea Selatan. Aku anak yatim, Eommaku sudah meninggal Lima tahun yang lalu. Aku tinggal bersama Appa, tapi Appa ku sangat tidak memperdulikanku. Bahkan dengan keadaanku saja dia tidak tahu. Dia sangat sibuk dengan urusan dunianya. Appa selalu pergi pagi dan pulang dini hari, aku pun tidak tahu apa yang dikerjakannya sampai sesibuk itu. Aku melihatnya ia selalu membawa uang yang banyak, aku sudah menanyakan hal pekerjaannya, tetapi ia selalu saja membentakku dan aku tidak usah ikut campur dengan urusannya.

Suatu hari, aku mengikuti Appa, kemana ia pergi selalu aku ikuti tanpa sepengetahuannya. Aku selalu menguntiti Appa. Dan ternyata ia pergi kesebuah tempat terkutuk itu. Aku pun mendekati lebih dekat lagi dimana ia sedang berkumpul dilingkaran meja perjudian bersama gerombolan teman-temannya. Aku melihat seorang laki-laki muda juga ikut bermain dengan appaku.

Appa ku kalah dalam permainan judi itu, tetapi ia memaksa kalau ia akan mendapatkan uang nya kembali.

"Apa yang akan kau berikan kepadaku" kata lelaki muda itu kepada appaku.
Appaku sedang memikirkan sesuatu saat lelaki itu memintanya.

"Aku tidak memiliki apa-apa" kata Appaku, ia seperti ketakutan.

"Cih, kau berani bermain ini dengan ku. Tapi kau tidak mau membayar utang-utangmu padaku!"

"Aku akan membayarnya"

"Hei dengar, kau berutang padaku sudah melebihi harga dirimu, kau bahkan belum bisa membayar utangmu yang dulu. Dan kau tadi berani menantangku bermain perjudian ini, dan disaat kau kalah kau mau membayarnya dengan apa?"

"Aku punya satu yang lebih berharga" ucap Appaku, aku kaget dengan itu, apa yang dimiliki appa, padahal dirumah tidak ada satupun barang yang berharga.

"Apa itu?" tanya lelaki muda itu.

"Anakku!" Aku langsung benar-benar syok dengan ucapan Appa bahwa dia membayar semua utangnya dengan diriku. Aku mulai menangis saat itu. Dan aku segera pergi meninggalkan tempat perjudian itu, aku berlari sekencang mungkin. Bahkan ada sebuah mobil hampir saja menabrakku.

"Yak apa kau gila hah" bentak pengedara itu.
Setelah orang itu membentakku aku langsung minta maaf dengannya dan segera melanjutkan perjalananku.
Appaku tidak tahu bahwa aku sudah tahu semuanya tentang apa pekerjaannya, bahwa ia seorang suka yang berjudi, menghamburkan uang, apakah selama ini aku yang sebagai seorang mahasiswi dengan hasil uang perjudian ayahku.

Tidak berpikir panjang lagi, aku segera mengemaskan baju-baju ku kedalam tas dan ingin pergi dari sini dan menjauh dari appa sebelum appa menangkapku dan membawanya ke lelaki itu.

Sebelum aku keluar dari kamarku, appa ku terlebih dahulu membuka pintu kamarku disertai dengan smirknya.

"Minseok sayang! Kau mau kemana heum" tanya Appaku manis, tapi aku tidak terpengaruh dengan kemanisannya itu.

"Aku mau pergi" jawabku.

"Kau mau pergi kemana?" tanya appa lagi dengan nada yang sedikit meninggi.

"Itu bukan urusanmu!" kataku.

"Yakkk! Kau berani kabur-kaburan dariku hah, kau tetap disini sampai seseorang akan menjemputmu besok" ucap Appa dan berakhir mengunci pintu kamarku.