05° : Sadomasochism

3.6K 461 50
                                    


Benar saja dugaanku, sepertinya Kak Taera ingin membicarakan sesuatu dengan Taehyung. Namun, belum sempat aku mengangkat panggilan tersebut, Taehyung berteriak kencang dan melemparkan beberapa botol sabun cair untuk menarik perhatianku.

"Bodoh! Aku benci padamu!" Teriaknya lantang.

Botol itu sempat mengenai tubuhku dan aku pun berdecak kesal karenanya.

"Kak Taera menelponmu! Bisakah kau tidak bertindak sesukamu?" Aku meneriakkan kalimat yang cukup membuat emosinya semakin memuncak.

Taehyung menangis, meratapi keinginannya yang tak terwujud. Pria itu terus saja melontarkan kata-kata kasar dan terus memohohon agar ia tidak ditinggalkan.

Hingga akhirnya ia mengangkat sebuah vas bunga berukuran sedang lalu memanggilku pelan.

"Kau tahu, kan?"

Aku menatapnya was-was.

Praaaaaangggg

[]

Silakan baca ulang dari chap : 03° agar lebih paham. Maaf ya aku updatenya lamaa. :"
...

🌊🌊🌊

Eun Kyung POV

Tahyung melempar vas bunga tersebut hingga berhasil melukai sisi kiri pergelangan kakiku.

Perlahan, ia berusaha meraih tubuhku untuk memakaikan bathrobe putih yang memang sengaja tidak aku gunakan sebelumnya.

"Aku tidak suka jika kau membantah." Bisiknya pelan seraya meremas pinggangku yang menimbulkan rasa sakit.

Sungguh, semua bulu kuduk ini bergidik mendengarnya. Napas hangatnya terus menggerayangi permukaan kulitku tanpa henti.

"Lihatlah, Tae!" Kataku sembari menunjukkan panggilan masuk dari kakaknya.

"Aku tahu. Biarkan saja, dia akan menghubungiku kembali nanti." Ucap Taehyung dengan merekatkan dekapannya padaku.

Pria itu kembali menunjukkan perubahan moodnya dalam kurun waktu yang sangat cepat. Jangan heran jika aku hanya memberikannya senyumam sarkas sebagai penanda bahwa aku sudah hampir gila karenanya. Memang begitulah diriku, yang sudah teramat mencintai pria ini dan lupa bagaimana caranya menikmati kebahagiaan tanpa rasa sakit.

"Tae?" Sahutku kepadanya.

"Bolehkah jika aku mengeringkan rambutmu?" Tanyanya dengan lembut.

"Minggirlah! Kau sudah melukai kakiku. Aku ingin mengobatinya dulu." Aku mendorong tubuhnya untuk menjauh dan segera mengambil kotak obat yang terletak di meja nakas samping meja riasku.

Drrrttt...drrttt...

Disaat suasana hening antara kita terbentuk, disaat itu pula terdengar suara dering telepon masuk dari ponselnya.

"Ha-halo?"

"..."

Taehyung bergerak menjauhiku untuk segera memberi respons terhadap lawan bicaranya di ujung sana.

"Kak, bisakah kau menelponku nanti?" Hanya itulah kalimat terakhir yang aku dengar sebelum ia benar-benar menghilang dari pandanganku.

Bipolar Husband | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang