Description:
A one shoot journey about the dreams of NCT DREAM
***
Seoul, South Korea.
Duduklah 7 bocah laki-laki dibangku kelas 2 SMA. Mark -dalam apapun geng itu menyebut diri mereka- adalah yang paling tua. Harusnya Mark sudah kelas tiga. Itu kalau dia tidak pindah dari California ke Korea saat kelas 1, dan mengulang semuanya.
Jisung adalah yang termuda dan unyu. Harusnya Jisung masih kelas satu. Iya, kalau dia tidak ikut program akselerasi saat SMP dulu. 2 out to 7 telah diperkenalkan. 5 sisanya, mari, langsung saja lanjutkan.
***
Sekolah mereka, 12.00 KST (break time).
Mereka sedang duduk-duduk dipinggir lapangan. Cerita ini, tidak digambarkan jelas tiap detail adegan. Bagaimana imaginasi kalian, tulisan ini menyesuaikan. Nampaknya Renjun membuka obrolan.
"aku semalam bermimpi," katanya.
"oh ya?" Mark kaget. Bagai dia juga mendapati hal yang sama.
"coba ceritakan," –Jeno.
"tunggu," –Jaemin. "aku juga bermimpi," lanjutnya.
"oh ya?" –Mark. "kamu juga? Aku pun mendapat mimpi," –Mark.
"coba ceritakan," –Jeno. "karna aku juga mimpi semalam," kata Jeno.
"hold on, yeorobun," Haechan menengahi.
"sepertinya..." gantung Chenle. "aku juga sempat bermimpi sebelum terbangun. Cukup singkat," –Chenle.
"kalian mau tahu? Aku pun begitu," –Haechan.
Mimpi datang berjamaah? Apa yang harus mereka telaah?
"jangan-jangan mimpi kita sama?" –Renjun.
"dalam mimpiku, aku menjadi seorang anak raja," –Chenle.
Kemudian semua menggeleng pertanda bukan.
"apakah hanya Jisung yang tidak bermimpi apapun semalam?" –Jaemin.
"mmm, aku rasa..." Jisung meragu. "aku sama sekali tidak..." –Jisung.
"coba kamu ingat-ingat lagi, Jisung," –Haechan.
"iya, siapa tahu kamu lupa," –Jeno.
Mereka menunggu.
"ah!" –Jisung.
"bingo!" –Mark.
"aku ingat, aku ingat apa yang aku impikan sesaat sebelum aku pipis tengah malam," –Jisung.
"kamu ngompol?" –Renjun.
Kesimpulan yang berhasil kepala Renjun point out membuat semua so done.
"bukaaaaaan," –Haechan.
"maksudnya pipis ke kamar mandi, Renjun," –Jaemin.
"bangun dulu, jalan ke kamar madi, baru pipis," – Mark.
"iya, begitu, hyung," –Jisung.
"paham?" tanya Haechan dilandasi keangkuhan yang sah karna Renjun amat tidak smart.
Suasana kembali serius.
"ini kebetulan, atau memang pertanda dari sesuatu?" –Jaemin.