Prolog

80 6 0
                                    

Pecut demi pecut menghiasi punggungnya yang mulus. Darah mengalir deras ,sederas air mata yang turun dari mata wanita yang sedang berlutut menerima hukumannya.

"Aku tidak bersalah! Aku tidak bersalah!" Wanita itu berteriak sekeras mungkin untuk mendapat pertolongan atau ampun dari para manusia yang memecutnya.

Aku melihat sebuah keluarga yang sedang tersenyum dan tertawa puas melihat kejadian itu sambil memerintah para manusia yang sedang memecut wanita itu untuk meneruskannya bahkan menyuruhnya untuk lebih keras lagi.

Apa yang terjadi? Aku masih bertanya-tanya pada diriku sendiri. Aku merasa sangat sadar.
Siapa orang itu? Wanita yang sedang dipecut itu tidak menampakkan wajahnya, lebih tepatnya memunggungiku.
Aroma darah menyeruak dan ah, pasti sangat perih dan sakit, aku merasakan tiap hentakan pecut yang mengenai kulitnya, bahkan aku sangat-sangat merasakan perih dan sesak ditubuhnya.

"Aku tidak bersalah! Kalian harus mendengarkanku, aku dilecehkan! Aku tidak pernah melakukan hal itu dengan sengaja!"
Wanita itu masih memohon dan menangis. Aku ingin menggapai dan menyeret wanita itu serta membawanya pergi dari tempat kejam ini, sebenarnya apa yang sedang dilakukan mereka. Tidak bisakah mereka mendengar penjelasan wanita itu sebentar saja. Apa mereka tidak merasa berdosa apabila ternyata wanita itu tidak bersalah?
Beginilah jika otak manusia dipenuhi dengan iblis.

Aku mengumpulkan semua tenagaku untuk berlari, namun selangkah pun tak dapat ku gapai. Jangan kan selangkah, untuk mengangkat kaki pun aku tidak sanggup. Oh,ya Tuhan ada apa ini, mengapa terasa sulit sekali.
Berteriak adalah salah satu cara untuk menghentikan semua ini, namun lagi-lagi Dewi Fortuna tidak berpihak padaku, aku tidak bisa membuka mulutku sendiri, tubuhku keram dan sulit untuk di gerakkan.

Wanita itu bersimpuh dan menangis, menjerit kesakitan atas hukuman yang telah ia nikmati selama satu jam, aku sangat yakin wanita itu tidak bersalah walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi dan akan kupastikan dia tidak bersalah.

Aku disini masih memaksa tubuhku untuk membantunya , namun semua berubah menjadi asap hitam yang menyakitkan mata dan pernafasanku.
"Kau tidak dapat melakukan apapun, kau tidak akan bisa menolong dirimu sendiri, itu mustahil."
Suara berat itu menggelitik telingaku serta membuatku merinding setengah mati, suara itu merdu namun menikam seluruh tubuhku.
Apa maksudnya dengan diriku?

Guardian Angels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang