Selesai konser di stadion City Field, sang leader RM memutuskan untuk merayakannya di salah satu Restoran korea sebagai bentuk kehormatan, karna telah tampil di tempat yang sangat-sangat "wah" tersebut.
"are you ok, Jim?" Namjoon menepuk pundak Jimin saat melihatnya tertunduk lesu.
"Gwenchana, Hyung. Hanya sedikit lelah karna tidak sengaja menangis tadi. Haha." Jimin tertawa simpul sambil memijat pelan pundaknya.
' Uh rasanya seperti ada beban berkilo-kilo dipundakku ' -Jimin
Ya, mungkin karna rasa bangga, Jimin menangis haru saat konser berlangsung. Ia tak percaya karrir grupnya akan se-melambung ini.
"Anyway, Hyung. Kau membuatku ikut menangis saat melihatmu menangis, keke..." Jungkook tertawa lalu memasukan daging yang masih panas dimulutnya dengan sumpit yang tersedia.
"tapi kau sekarang terlihat sangat lelah, Jim. Istirahatlah jika sudah selesai dengan makananmu." Tutur Yoongi dengan mata yang tertutup topi.
"aniyaa, hanya sedikit stress akhir-akhir ini karna terlalu gugup untuk tampil di stadion besar itu. Lagipula, aku masih ingin menikmati perayaan ini bersama kalian saja." - Jimin
"aku tau kau sedang banyak pikiran. Kau kira kita orang asing kkk~. Ceritalah Jim jika itu sesuatu yang berat. Kami selalu ada untuk mendengar ceritamu, ingat itu." Jhope mengusap sayang teman satu kamarnya.
"Yaa yaa, ini waktunya bersenang-senang! Berhenti membuka topik yang tidak-tidak sebelum daging kalian akan habis oleh si Kelinci gendut itu. YAK LIHAT! Dagingnya diletakkan di piringnya semua!" Teriak Jin melebarkan matanya melihat maknae kelinci itu bodoh amat dengan ocehan Hyungnya.
Jimin memejamkan matanya. Entah kenapa kali ini ia tak ingin membuka mulut sama sekali bahkan hanya untuk bernapas.
***
brak!
Langkah mabuk Jimin yang dituntun oleh Taehyung menuju kamarnya ini terlihat sangat kacau.
Sudah berapa banyak barang yang berserakan karna langkah seret dari Jimin sendiri. Taehyung yang membantunya sangat kwalahan bukan main.
"Mianhae, Eommah..." Lirih Jimin saat Taehyung berhasil membaringkannya di ranjang.
"Ya, Jimin-ah! Ceritalah padaku sebenarnya apa yang mengganggu pikiranmu. Berhenti seolah semua baik-baik saja!" Taehyung mengusap rambutnya lelah dan ikut berbaring disebelahnya.
"Pergilah, tae..." posisi taehyung berganti duduk bersila menatap Jimin.
"Marahlah jika kau merasa kesal. Menangislah jika itu berat. Kau boleh menjadi pribadi yang tangguh, tapi jangan lupakan sisi sebenarnya yang ada didalam hatimu. Dan berhenti selalu menghawatirkan kita. Kita baik-baik saja."
"Engh..."
"Tidurlah, Hobi masih mengambil barang-barangmu." Taehyung menutup pintu kamar hotel Jimin dan Jhope.
"Eungh... Aku haus... Eommah..."
***
waktu telah menunjukkan pukul tiga pagi, namun jhope masih asik dengan siaran langsungnya bersama fans.
"Ami-ya! Tidak baik makan pedas di pagi-pagi buta seperti ini... Haaah... Kenapa mie disini pedasnya di tenggorokan... Haah..." Jhope mengibaskan tangannya dengan wajah yang memerah.
Karna ia bosan selama di hotel hanya makan daging dan daging lagi, akhirnya ia mencoba membuat mie instan pedas yang dibelinya di toserba terdekat.
"sebentar aku ingin mengambil air dingin lebih banyak lagi... Waah ini sangat menyiksa tenggorokanku."
Jhope terbirit-birit melewati Jimin yang sudah tertidur menuju kulkas.
Brep!
Dengan posisi berdiri, Jhope meminum sambil menutup pintu Kulkas tak jarang ia juga melirik Jimin yang sedang berguling kesana kemari dengan tidak nyaman. Untunglah Jimin tidak terlihat di kamera."yorobunnn." Jhope kembali duduk dikursinya. "Sepertinya perutku sakit. Aku akan menyudahi siaran langsungku dan segera ke kamar mandii. Annyeong~ Jaljayoo~ Lobeuu~"
Jhope beraegyo dengan "love sign" di tangannya.
Tit!
Selesai mematikan Livenya, ia membereskan sisa-sisa bungkus mie nya dan membuangnya di tempat sampah yang berada di dapur.
"Susuu...." Jhope yang sedang menghabiskan minumannya tersedak tiba-tiba karna mendengarkan igauan Jimin barusan. "apa aku tidak salah dengar?"
"Eommaah..." Rintih Jimin melingkarkan tubuhnya kesamping seperti membentuk bola.
"Jimin-ah, Gwenchana?" Jhope mengelus rambut Jimin yang basah karna keringat. "apa kau bermimpi buruk?"
"dummyku..." Jhope melebarkan matanya heran.
"dummy? Wah sepertinya dia bermimpi menjadi balita saat ini."
"mana dummyku eommaah..." Jhope meneguk airnya lagi dan dengan usil telunjuknya yang belum dicuci dan bekas terkena saus pedas tadi didekatkannya pada mulut Jimin.
Dengan bibir yang maju Jimin menyambut telunjuk Jhope dan menghisapnya.
"kekekeke~~ sangat lucuuu~" Jhope merekam aktivitas Jimin dengan ponselnya.
"akan seru jika yang lain tau hahaha. Mianhae Jim, tapi ini sangat langka hahaha."
***
Pagi ini dan tiga hari kedepan, Bangtan tidak mempunyai jadwal lain selain menikmati Negeri orang dengan liburan sepuasnya. masing-masing anggota sudah ada rencana untuk mengisi liburan mereka dengan banyak hal. Dari Yoongi yang memilih tidur seharian di kamar hingga Jungkook yang ingin pergi ke taman bermain terdekat.
"Hyung, apakah kemarin aku memakan makanan pedas?" tanya jimin pada Jhope yang sedang menikmati sarapannya di atas kasur dengan memandang kearah jendela.
"aniya, kau tidak makan makanan pedas sama sekali. Kenapa?" Tanya Santai Jhope dengan menggerogoti sisa-sisa daging yang masih menempel di tulang ayam yang dipesannya.
"pagi ini aku merasa lidahku ketir. Seperti habis meminum air cabai." Jimin memiringkan kepalanya bingung.
"Mungkin hanya firasatmu saja."
"Mungkin..."
"ya, itu mungkin. Mungkin Jhope yang mengusilimu, Jimin." jimin mendongak kearah suara Jin yang muncul dengan memberikan ponselnya pada jimin.
"ha? Ponsel? Kenapa?" jimin menatap ponsel jin yang kini ditangannya bingung.
"sudah, putar saja videonya." Jin duduk didepan jimin dengan jhope disebelahnya yang sedang terkikik geli.
Jimin melebarkan matanya tidak percaya melihat video yang sedang ia putar.
"HYUNG!"
***
Tbc....
Gimana gimana?
Masih mencoba hehe
Voment boleh dong ya 😰😰
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL LITTLE
Randomlittle Space telah menyerang seorang idol bernama PARK JIMIN. entah sejak kapan, yang pasti saat karrirnya sedang naik sindrom itu tiba-tiba muncul. lalu, bagaimana dengan karrirnya? lingkungannya?