1. Sekolah Baru

2.3K 148 7
                                    

Hari ini berbeda
Dulu dan sekarang berbeda
Tapi istiqomah harus tetap ada

~*~

Hari ini adalah hari pertama ku sekolah di SMA Garuda. Aku berharap, semoga sekolahku yang baru ini memberiku kenyamanan seperti di pondok pesantren ku dulu.

Iya, aku masih selalu ingat dengan pondok pesantren ku dulu. Karena aku telah di sana selama 5 tahun, dan itu bukan waktu yang cepat. Aku masih selalu terbayang-bayang dengan kenangan ku di pondok pesantren bersama dengan sahabat-sahabat ku.

"Dek, udah siap kan? Sudah ditunggu abi di bawah dek!" sontak aku agak kaget karena ucapan umi membuyarkan lamunanku.

"Ehh, iya mi. Maaf sheva habis ngalamun, hehee" umi cuma geleng-geleng kepala dan mengelus kepalaku.

"Umi tau, pasti kamu masih terbayang sama sahabat-sahabat mu di pondok kan?" aku hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala, karena itu memang benar.

"Ya sudah, sekarang kamu langsung turun ya. Kasihan abi sudah nunggu kamu, dek"

Aku tersenyum "iya umi... "

Aku tau, sekarang aku bukan Sheva yang selalu bersama para sahabat-sahabat pondok. Tapi sekarang, aku adalah Sheva yang akan membuat imanku lebih kuat untuk menghadapi segala masalah baruku di sekolah baru. Dan semoga saja tidak ada masalah yang terjadi, aamiin.

Aku telah sampai di depan SMA Garuda bersama abi di dalam mobil.

"Dek, kamu yakin ngak mau abi antar?" tanya abi kepadaku yang terlihat kawatir.

"Tidak bi, Sheva bisa sendiri kok bi" jawab ku dengan senyuman.

"Ehmm.. Ya sudah kalau itu kemauan mu, abi tidak melarang. Tapi abi punya pesan yang untuk kamu! "

"Apa itu bi? " tanyaku penasaran.

"Kamu harus selalu ingat tentang apa yang sudah kamu pelajari di pondok dan kamu tetap terus laksanakan. Dan jangan pernah malu untuk bercadar karna disini mungkin hanya kamu yang memakai"

"Kalau itu sheva selalu ingat bi. Insyaallah sheva bisa" jawabku dengan senyuman tulus.

"Ya sudah kamu jaga diri baik-baik ya, dek! "

"Iya biii... " ucapku dengan tersenyum.

Sekarang aku sedang mencari kantor kepala sekolah. Aku tau, sekarang juga banyak yang melihat ke arah ku. Aku cuma bisa menunduk dan sekali-kali melihat-lihat sekolah baruku ini.

Ihhh.. Itu anak baru atau orang baru cadaran sih?

Masya Allah, dia pasti anak baru!

Kok belum pernah lihat ya?

Itu siapa sih?

Wahhh.. Anak cadaran!!!

Subhanallah aku belum bisa seperti itu.

Seperti itulah suara yang ku dengar dari orang-orang. Ada yang negatif dan ada yang positif. Sebenarnya aku juga sering menghadapi seperti itu saat aku sedang berpergian ke tempat umum. Namun, tak sebanyak di sekolah ini. Aku selalu ingat kepada Allah Subhanahu Wata'ala untuk selalu ada pada jalannya.

Setelah lama aku mencari ruangan kepala sekolah, akhirnya aku telah menemukannya.

Sekarang aku langsung diantar di kelas XII IPA 1 oleh ibu kepala sekolah. Ibu kepala sekolah itu bernama ibu Esti, dia adalah sahabat umi. Ya, itu adalah salah satu alasan umi memintaku untuk masuk di SMA ini karena agar ada yang menjagaku walau dari jauh. Ia tadi juga berpesan kepadaku.

"Ibu pesan sama kamu. Maklumin anak-anak di sini ya, soalnya mereka belum pernah merasakan betapa indahnya bersahabatan sama orang beriman seperti kamu! "

Tapi aku rasa tadi bu Esti terlalu berlebihan. Karna nyatanya masih banyak orang yang lebih beriman daripada aku.

"Ayo masuk! " ucap bu Esti yang membuyarkan lamunanku.

"Ehh.. Iya bu, terimasih! "

Setelah itu, aku langsung masuk kelas baruku. Dan tak lupa ku baca bismillah untuk mengawali sekolahku yang baru.

"Ayo, perkenalkan dirimu! " ucap wali kelas ku yang tadi sudah di kenalkan oleh bu Esti yang bernama bu Widya.

"Baik bu" jawab ku ramah dengan senyuman di balik niqab yang ku pakai.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Perkenalkan nama saya Asheva Khoirunnisa Fahrezi, biasa dipanggil Sheva. Saya pindahan dari Pondok Pesantren Putri Ngawi. Senang bertemu dengan kalian! " perkenalan singkat ku membuat orang-orang berbisik bahwa ternyata aku memang dari pondok, karna aku bercadar. Ya, bisikan itu bisa ku dengar karena mereka berbicara dengan lantang seperti tidak ada aku.

"Ehmm.. Sudah sudah! " perkataan bu Widya membuat semua orang disitu diam, mungkin bu Widya tidak enak kepada ku.

"Oh iya, Sheva. Kamu duduk di bangku kosong itu ya, dan dia yang akan semeja dengan kamu namanya Aurel! "

Gadis yang bernama Aurel melambaikan tangan kepadaku, "hai Sheva! Ayo sini! "

Aku senyum di balik niqab yang kupakai dan aku menganggukkan kepalaku menandai jika aku setuju.

"Ya sudah ya, ibu tinggal dulu. Kamu segera gabung sama teman-teman baru kamu ya! " ucap bu Widya sebelum meninggalkan kelas.

"Iya bu terimakasih! "

Aku kemudian berjalan ke arah bangku kosong tadi yamg disediakan untukku.

"Assalamu'alaikum Aurel! "

"Wa'alaikumsalam Sheva! Ayo sini duduk! " suruh Aurel perempuan yang sama-sama memakai hijab sepertiku. Aku senang sudah mempunyai kenalan teman sesama muslim.

"Terimakasih rel! " jawabku dengan senyum iklas di balik niqab ku.

"Santai saja va, mulai hari ini kita berteman kan, va? Aku senang bisa temenan sama orang kayak kamu, va!" ucap Aurel antusias.

"Iya va, aku juga senang. Disini aku punya teman sesama muslim seperti kamu! " jawab ku yang ikut antusias.

Tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang mengamati mereka bedua. Terutama melihat ke arah Sheva. Namun setelah itu dia baru sadar kalau dia berzina "astagfirullah"

Yang kepo belum ada Aznan nya tunggu eps berikutnya ya! 😁
Jangan lupa vot dan komen jika kalian menghargai cerita ini.
Ngetiknya penuh perjuangan lho! 😁😁😁

Sheva & AznanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang