Part 2

87 3 0
                                    

Saat itu Rey merasa kebingungan, karena dirinya yang tidak biasa melakukan pekerjaan seperti ini. Tak sengaja, Rey menjatuhkan gelas yang berisikan es, sontak saja semua yang ada disana terkejut.  Hawa pun segera menghampiri Rey dan membantu Rey memasukan minuman kedalam gelas.

"Aduh Rey gini aja gak bisa, kaku banget sih kamu, ketauan nih gak pernah ngapa-ngapain" ucap Hawa

"Iya soalnya semua dikerjain sama pembantu, apa gunanya pembantu kalau bukan untuk disuruh-suruh" ucap Rey

"Ya gak gitu juga Rey, gak selamanya kamu ngandelin pembantu kamu, karena bagaimana pun juga, pembantu itu adalah manusia biasa, yang bisa pergi kapan saja, apa kamu terus mau ngandelin pembantu kamu" jelas Hawa

"Bawel ah ya udah sana mending kamu kerjain aja sendiri, gue mau ngirup udara segar" bentak Rey

"Dibilangin malah kayak begitu, terserah deh" ucap Hawa

Kala itu suasana hati Rey sedang memanas, terpaksa Rey memilih  menghilang dari area bazarnya untuk kesekian kalinya. Hampir semua orang yang ada disana mencari keberadaan Rey, ternyata orang, yang sedang dicari banyak orang itu, sedang mendatangi stand bazar Fatimah. Namun ketika Rey berada disana, Rey melihat ada hal yang aneh dari tingkah Ridho, tak lama Ridho menjauh dari stand bazarnya. Dengan sangat penasaran Rey mengikuti kemana pun langkah Ridho pergi, tak disangka Ridho pun terjatuh, Rey yang kala itu melihatnya segera mendekati Ridho dan membopongnya kemobil. Saat itu Rey bertujuan untuk membawa Ridho kerumah sakit terdekat, namun ada hal yang mengejutkan Rey setelah dirinya berada dirumah sakit.

"Sus kok dia dimasukin keruang IGD bukan kekamar pasien biasa" tanya Rey

"Pasien yang tadi anda bawa itu sering keluar masuk rumah sakit ini, pasien ini juga menderita penyakit yang sangat parah" suster mencoba memberi penjelasan

"Kok bisa kebetulan gitu yah, kalau boleh tau nama penyakitnya apa sus" Rey mencoba menayakan itu kesuster

"Mohon maaf, pasiennya sendiri tidak mau memberitahukan kepada orang lain, kecuali keluarga dan orang terdekat saja" jelas suster

"Makasih sus" ucap Rey

"Iya sama-sama, sebelumnya boleh di selesaikan terlebih dahulu administrasinya untuk menebus obat diapotik"

Setelah Rey menyelesaikan Administrasi dirumah sakit, Rey pun segera menebus obat diapotik. Rey pun dibuat bingung, seketika melihat banyak obat ditangannya. Kalau pun hanya pusing dan masuk angin biasa, tidak mungkin Ridho dikasih obat sebanyak itu, akhirnya Rey berpikiran untuk menayakan obat itu kepada seorang dokter. Namun Responnya sangat mengejutkan ketika Rey tau jawabannya.

Sambil menungu Ridho yang belum sadar, Rey pun segera menelpon Fatimah yang berada dilokasi bazar. Rey menangis meratapi penyakit Ridho, lalu terbesit di pikirannya untuk melupakan Fatimah dan mengikhlaskan Fatimah kepada orang yang tepat, yaitu Ridho. Memang butuh waktu sangat lama, untuk bisa merelakan Fatimah jatuh kepelukan orang lain, apa lagi Fatimah adalah orang yang selama ini menuntun dirinya kejalan yang benar. Itu sebabnya mengapa Rey, bisa sebegitu cinta kepada Fatimah, dialah orang yang mengangap bahwa Rey adalah permata sedangkan yang lainnya menilai Rey sebagai sampah.

                               ***

"Jadi ini yang buat lo jatuh cinta sama Ridho, karena Ridho penyakitan" tanya Rey

"Astagfirullah jaga ucapan kamu, saya memang cinta sama dia dan gak ada keterlibatan sama penyakitnya" jawab Fatimah

"Oh jadi lo udah tau penyakitnya apa, gue mau tau dong apa yang membuat lo sebegitunya cinta sama Ridho" tanya Ridho untuk kedua kalinya

"Ridho itu orang yang kuat, saya gak pernah melihat dia, seperti orang yang sedang terkena penyakit parah selama saya dekat sama dia. Tidak ada satu orang pun yang tau tentang penyakitnya, Ridho sengaja bersikap seperti orang pada umumnya didepan kita. Itu semua Ridho lakukan karena dia gak mau merasa dikasihani sama kita" jelas Fatimah

"Itu doang" tanya Rey

"Sebenarnya ada sih, kamu mau dengar" usul Fatimah

"Memang apa hebatnya dia, jadi mau denger alasannya" jawab Rey

"Saya juga gak tau awal mulanya dari mana, cuman saya saat itu bertemu dengan Ridho sama seperti kamu dulu" Fatimah menjelaskan

"Maksudnya" tanya Rey

"Iya dulu awal saya ketemu Ridho, dia itu sama kayak kamu, Ridho itu dulunya adalah anak yang brandalan. Awalnya saya juga ilfil sama dia, cuman kerja keras Ridho, untuk berubah sangatlah besar. Yah walapun saat itu niatnya masih salah, sama seperti kamu. Namun ketika Fatimah lihat Ridho, entah kenapa Fatimah yakin kalau Ridho bisa berubah sedikit demi sedikit, karena penciptanya bukan karena saya, ternyata semua itu terbukti"

"Berarti selama ini kamu melihat saya seperti Ridho, pantes saja kamu percaya banget kalo aku bisa berubah. Sedangkan yang lainnya hanya bisa mencemoohkan ku, terus apa yang membuat kamu cinta sama dia, sedangkan awalnya kamu gak suka banget sama Ridho"

"saya percaya kata-kata kalau Allah bisa membolak-balikan hati manusia, karena tanpa saya sadari perasaan itu muncul begitu saja. Asalkan kamu tau Allah lah yang mengetok hatiku dan berkata dalam pikirku kalau saya adalah bagian dari tulang rusuknya"

Tak lama Fatimah pergi kekamar mandi untuk membenarkan hijabnya, sementara Rey yang masih menunggu Ridho sampai siuman. Kabar baik terdengar dari Rey, ketika Rey berbicara kepada dokter bahwa Ridho sudah siuman. Tergerak Rey untuk menolong Ridho, berdiri dari kasurnya.

Disela-sela Rey membantunya, Rey segera memancing Ridho agar menceritakan tentang masa lalunya. Namun hal hasil dirinya gagal mendapatkan Fakta tentang Ridho. Sia-sialah usaha Rey memancing Ridho, karena bagaimana pun juga, Ridho tidak akan memberitahukan masa lalunya kepada siapa pun.

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu" ungkap Ridho

"Gak apa-apa, oh iya sebenernya lo sakit apa" tanya Rey

"Oh saya cuman sakit kepala biasa kok rey, paling juga saya masuk angin. Lagian lebay banget sih kamu, sampai bawa saya segala kerumah sakit" ucap Ridho

"Serius lo gak bermasalah sama jantung gitu" Rey mencoba menyakinkan

"Maksud kamu" tanya Ridho

"Oh engga" Rey mengelak

"Rey boleh minta tolong ambilin saya air" pinta Ridho

Rey segera mengambilkannya untuk Ridho

"Kenapa dia bohong yah sama penyakitnya sendiri" berbicara dalam hati

                                   ***

Tiba-tiba saja Fatimah datang, namun kedatangan Fatimah kala itu membuat mereka terkejut. Saat itu juga Rey memilih untuk pergi dari sana. Setelah Rey berada diluar ruangan, seketika itu juga dirinya menangis. Entah apa yang dipikirkannya, mungkin saat ini dirinya merasa bersalah, karena sering berbuat tidak baik terhadap ridho. Keesokkan hari, sifat Rey berubah drastis setelah dari rumah sakit, entah apa yang telah membentur kepalanya, sampai membuat dirinya berubah baik, terhadap Ridho dan Fatimah. Fatimah menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya Rey, dia merasa sangat jauh dan tak bisa mengapainya.

"Rey, kamu kenapa sama Fatimah" tanya Ridho

"Gak ada apa-apa no problem" jawab Rey dengan sangat santai

"Kalian berantem lagi yah"

"Engga kok, lo mau apa, mau makan atau minum. Kalau lo mau makan gue beliin yah kedepan" mengalihkan pembicaraan

"Kalau engga kenapa-kenapa sama dia, kenapa kamu diemin dia, sedangkan jelas-jelas dia ada didepan kamu loh sekarang, bukannya hubungan kalian baik-baik saja" ungkap Ridho

"Tunggu gue beliin makanan buat lo"

"Jawab dulu pertanyaan saya, Rey jangan kabur kamu" pinta Ridho

"Kenapa kamu sekarang menghindar dari aku, emamgnya apa yang salah denganku, apa sekarang dia benci sama aku" Fatimah berbicara dalam hati

Ketika ❤ menjemput islamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang