"Kenalkan, Jungkook." Nyonya Jeon menepuk pundak seorang lelaki berwajah sangat luar biasa rupawan. Setidaknya, begitulah tanggapan Jungkook saat pertama kali melihatnya.
"Dia pamanmu, adik mama. Namanya Kim Taehyung. Ayo beri salam."
Sebagai seorang anak yang harus selalu fake attitude di depan orang tua--Jungkook tersenyum manis dan membungkukkan badan cepat. "Namaku Jeon Jungkook," dia memberikan kedipan samar sebelum mendekat untuk merangkul tubuh pamannya.
Sedikit berjinjit hingga mulutnya berada di depan telinganya, Jungkook berbisik lirih.
"--umur 20 tahun, dan siap untuk diperkosa."
.
.
.Taehyung mengusap wajahnya kasar. Bayangan wajah keponakan manisnya dan gema bisikan kotornya selalu terngiang di pikirannya.
"Ingat tunanganmu, Taehyung." Dia tampan dan sangat sukses di umurnya yang hampir menginjak kepala 3, tak heran jika pria itu mempunyai calon pendamping masa depan.
Tangannya meremat sprei di bawahnya kuat. Otot-otot tercetak jelas pada punggung tangan dan lengan bawahnya karena kemejanya dilipat sampai siku.
"Argh! Bocah sialan!"
.
.
.Jam dinding berjenis digital menunjukkan waktu pukul 23. Semua penghuni mansion Jeon tentu sudah terlelap dan pergi ke pulau kapuk untuk membuat adegan mimpi bantalnya.
Namun Jungkook tidak. Sekarang ini dia tengah membenahi tananan rambut dan pakaiannya. Bukan merapikannya, tapi justru mengacaknya.
Cermin besar memantulkan bayangan tubuhnya yang tak berhenti bergerak kesana kemari.
"Rambut seksi? Oke."
"Baju ketat dan gampang untuk dirobek? Oke."
"Celana kain super pendek? Oke."
Mulutnya membentuk seringai kecil. "Now, uncle Tae. Can you reject my little touchy?"
Perlahan dia meninggalkan kamarnya di lantai dua dan menapaki tangga tanpa suara untuk turun ke lantai satu guna menuju ruang tamu.
Tempat uncle Tae-nya mengistirahatkan diri.
Tangannya menggapai daun pintu dan menariknya sekali. Dan seperti dugaannya, paman tampan itu membiarkannya tidak terkunci.
Dia memasuki kamar itu dengan cepat, lalu menutupnya hati-hati. Menghindari resiko timbul suara dan pria tampan adik mamanya itu terbangun.
Jungkook berbalik dan mengamati sekitar. Lampu dibiarkan menyala, koper berada di samping lemari kayu besar, dan di depan lemari terdapat seonggok manusia yang sudah tertidur pulas di atas ranjang super-duper besar.
Kaki telanjang Jungkook melangkah pasti ke arah ranjang. Netra bulatnya menatap lekat ke arah paman tampannya. Lebih tepatnya ke arah badan atas pria itu yang dibiarkan bebas tanpa busana.
Menempatkan diri di tepi ranjang, Jungkook menjulurkan tangannya pada rahang Taehyung. Sekedar merasakan ketajaman kontur wajah dewa pamannya itu.
"Uncle tampan sekali." Pujinya.
Tubuhnya bergerak secara lambat sewaktu menempatkan pantatnya di paha Taehyung. Cara jemarinya melepaskan kaitan celana dan menarik turun resletingnya terkesan tidak terburu-buru.
Taehyung tidak memakai celana dalam, dan Jungkook gembira akan hal itu.
Telunjuknya menyentuh kejantanan besar pamannya yang lemas. Menggerayangi dari bagian kepalanya yang terlihat seperti jamur sampai pangkalnya yang terdapat bola-bola bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice (KTH + JJK)✔
Short Story"Pamanku tampan dan terlihat nikmat, sangat lezat." --Jeon Jungkook. Made : 11-10-18 incest!au | oneshot | top!tae | bot!kook